JAYAPURA, KOMPAS.com - Terjadi aksi pembakaran sejumlah fasilitas publik di wilayah hukum Kepolisian Daerah (Polda) Papua dalam dua pekan terakhir. Hingga saat ini, para pelaku pembakaran itu belum bisa dipastikan.
Pada 6 Agustus 2023, Kantor KPU Yahukimo, Papua Pegunungan, terbakar dan polisi mendugaa pelakunya adalah Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Lalu, pada 15 Agustus 2023, aksi pembakaran terjadi di dua kabupaten, yaitu di Dogiyai dan Puncak, Papua Tengah. Di Dogiyai, Kantor Distrik Kammu Timur terbakar setelah sebelumnya terjadi aksi penolakan pemasangan bendera Merah Putih oleh warga setempat.
Baca juga: KKB Diduga Tembak Warga dan Bakar Bangunan di Puncak Papua Tengah
Sementara aksi pembakaran di Kabupaten Puncak terjadi di Distrik Gome dan Ilaga. Di Gome, KKB disebut membakar sejumlah rumah tradisional milik warga. Sedangkan di Ilaga, KKB disebut membaar dua unit rumah dan sebuah menara telekomunikasi.
Dua hari berselang, atau pada 17 Agustus 2023, Kantor KPU Jayapura hangus terbakar dan diduga kejadian tesebut bukan karena faktor ketidaksengajaan.
Baca juga: KKB Bakar 2 Rumah dan Menara Telekomunikasi di Puncak Papua Tengah
Di hari yang sama, KKB melakukan aksi pembakaran ruang perpustakaan SMAN 1 Ilaga, Kabupaten Puncak.
Aksi pembakaran kembali terjadi di Ilaga pada 23 Agustus 2023. Pelakunya diduga kuat adalah KKB yang sebelumnya menembak seorang warga dan kemudian membakar satu unit gudang beras.
Terakhir, pada Kamis (24/8/2023) dini hari, tiga kantor pemerintahan terbakar di Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan.
Melihat rentetan kejadian tersebut, Wakapolda Papua Brigjen Ramdani Hidayat menyatakan, para pelaku pembakaran tidak mengerti manfaat dari bangunan yang mereka bakar.
Menurut dia, aksi tersebut justru menyusahkan warga setempat atau saudara dari para pelaku sendiri.
"Itu kan perkantoran yang sangat bermanfaat untuk masyarakat, sekarang kalau kantor itu dibakar, bagaimana nanti ke depan pemerintah memberikan pelayanan, kan itu merugikan saudara mereka sendiri yang butuh pelayanan," kata Ramdani di Jayapura, Kamis (24/8/2023).
Ramdani belum bisa memastikan bahwa aksi pembakaran itu semuanya terkait dengan KKB. Sebab menurutnya, saat ini ada beberapa agenda penting yang menjadi perhatian banyak pihak.
"Kalau (pelakunya) bukan kelompok (KKB), ya berarti seseorang yang berkaitan dengan KPU, berkaitan dengan BPMK. Mungkin sakit hati tidak terdaftar di KPU atau mungkin tidak dapat atau berkurang dana kampungnya, itu kan sering terjadi di daerah-daerah," tuturnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.