BANGKA, KOMPAS.com - Kapal Isap Produksi (KIP) 11 milik PT Timah Tbk tenggelam di Perairan antara Cupat Kabupaten Bangka Barat dan Belinyu Kabupaten Bangka, Rabu (23/8/2033)
Untuk mencegah pencemaran di laut, PT Timah Tbk langsung melakukan blokade dengan pemasangan oil absorbent booms dan dispersant di areal musibah di Perairan Cupat - Belinyu, Kabupaten Bangka, Rabu (23/8/2023).
Mekanisme awal ini terlihat telah dilaksanakan dan terpasang pada kapal karam tersebut pada Rabu sore.
Baca juga: Diduga Kelebihan Muatan, Kapal Isap Produksi Timah Karam, 5 Awak Cedera
"Hingga sore hari ini, tim di lapangan mengidentifikasi, tidak terlihat tumpahan limbah atau minyak dalam jumlah massif. Kendati demikian untuk mengantisipasi hal ini, PT Timah Tbk telah melaksanakan mekanisme awal dengan oil absorbent booms dan dispersant di areal KIP 11. Hal ini ditangani sesuai dengan standar yang berlaku," kata Kepala Bidang Komunikasi Perusahaan PT Timah Tbk, Anggi Siahaan.
Anggi menuturkan, PT Timah Tbk menggunakan oil absorbent booms di titik berpotensi timbul rembesan atau ceceran limbah.
Selain itu, PT Timah Tbk juga mempersiapkan peralatan untuk mencegah dampak lingkungan yang dimiliki perusahaan.
Hal ini dilakukan mengingat pengendalian pencemaran yang dibutuhkan harus sesuai dengan eskalasi kondisi di lokasi. Hingga saat ini tim penanganan masih terus memantau kondisi di lapangan.
"Perusahaan juga menggunakan dan menyiapkan peralatan pengendalian pencemaran yang akan digunakan sesuai dengan kebutuhan seperti solid floatation boom dan offshore inflatable boom. Untuk kondisi lebih lanjut, perusahaan juga telah mempersiapkan oil skimmer cap dan temporary storage apabila terdeteksi ada peningkatan ceceran bahan bakar," ucap Anggi.
Upaya penanganan pencemaran dan penggelaran peralatan ini dilakukan oleh tim PT Timah Tbk yang telah tersertifikasi IMO : Responder IMO L2 dan First Responder IMO L1.
Dalam menanggulangi upaya pencegahan pencemaran PT TImah Tbk juga dibantu oleh tim OSCT (Oil Spill Combat Team) sebagai pertimbangan dalam penentuan strategi penanggulangan.
Selain itu, secara paralel telah diilaksanakan finalisasi pemodelan prediksi pergerakan minyak sehingga Tim memiliki panduan jika kondisi di lokasi tereskalasi mengalami peningkatan.
Sebagai member OSCT Indonesia, terkait peristiwa ini juga segera akan dilaksanakan supervisi dari OSCT Indonesia, untuk asistensi dan supervisi penanganan dan penanggulangan pencemaran.
"Kita berupaya sebaik mungkin agar musibah ini tidak menimbulkan dampak yang meluas khususnya dalam aspek lingkungan. Untuk itu, kami sampaikan bahwa perusahaan telah melakukan langkah-langkah penanganan sesuai dengan standar dan aturan yang berlaku. Kami juga menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses evakuasi dan penanganan musibah ini," tandas Anggi.
Baca juga: Kebocoran Kapal Diduga Jadi Penyebab Tenggelamnya KM Dewi Noor 1 di Kepulauan Seribu
Diberitakan sebelumnya, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bangka, Ridwan mengatakan, KIP dengan nomor lambung 11 itu tenggelam diduga karena kelebihan muatan pada salah satu sisi kapal.
"Mengalami over beban pada sisi kapal dan bagian depan yang menyebabkan kapal terbalik dan perlahan tenggelam," kata Ridwan kepada Kompas.com, Rabu.
Ridwan mengungkapkan, terdapat 18 awak yang berhasil dievakuasi. Lima di antaranya luka ringan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.