Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disbudpar OKI Cek Lokasi Temuan Diduga Emas Bergambar Presiden Soekarno di Sungai Komering Sumsel, Warga Diimbau Stop Mencari

Kompas.com - 13/08/2023, 14:29 WIB
Maya Citra Rosa

Editor

KOMPAS.com - Beberapa waktu lalu, heboh penemuan sejumlah barang yang diduga harta karun emas batangan bermotif gambar Presiden RI pertama Ir Soekarno di Sungai Komering, Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan (Sumsel).

Terkait penemuan tersebut, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Kabupaten OKI, Ahmadin Ilyas sudah mengecek lokasi dan barang yang diduga harta karun peninggalan zaman kerajaan.

"Karena barang ini baru ditemukan maka belum pasti ini termasuk barang antik peninggalan atau bukan, tetapi kita akan segera berkoordinasi dengan Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Selatan bidang barang purbakala," ujarnya kepada Tribunsumsel.com pada Jumat (11/8/2023) sore.

Lebih lanjut disampaikan, setelah adanya koordinasi selanjutnya akan turun kelapangan ketempat penemuan atau ke lokasi orang yang menemukan barang tersebut.

Baca juga: Heboh Temuan Emas Batangan Bergambar Presiden Soekarno di Sungai Komering Sumsel, Ini Kesaksian Warga

"Nantinya barang tersebut akan dilakukan pengecekan apakah benar termasuk barang bersejarah atau bukan. Untuk pengecekan dilakukan dengan alat dan tenaga yang dimiliki oleh tim balai purbakala tersebut," jelasnya.

Menurut Ilyas, jika terbukti benar peninggalan, pihaknya akan meminta barang itu dari orang yang menemukannya dan akan diambil oleh pemerintah.

"Semisal nantinya memang terindikasi barang peninggalan berupa emas atau lainnya. Maka akan ada dana kompensasi bagi yang menemukan, tetapi memang mekanisme yang ada, barang seperti itu harus diserahkan kepada pemerintah. Karena merupakan peninggalan bersejarah," tegas dia.

Saat disinggung kapan jadwal resmi akan dilakukan pengecekan, pihaknya belum dapat memastikan karena hari ini baru melakukan koordinasi dengan Dinas Kebudayaan Sumsel.

"Belum bisa memastikan, tetapi secepatnya akan dilakukan pengecekan," ucapnya.

Lokasi penemuan dipasang garis polisi

Pihak kepolisian bersama pemerintah Kabupaten OKI berkoordinasi mengamankan lokasi temuan diduga emas bergambar Ir Soekarno tersebut.

Baca juga: Harta Karun Lombok Disarankan Disimpan di Museum Nasional

Lokasi tempat pertama kali ditemukan benda-benda tersebut dipasang garis polisi.

Sejumlah petugas kepolisian dan Satpol PP juga berjaga di sekitar lokasi perbatasan Sungai Komering tepatnya di Desa Arisan Buntal, Kecamatan Kayuagung, Kabupaten OKI.

"Sejauh ini barang yang ditemukan belum pasti kebenarannya. Maka saya mengimbau kepada warga jangan ikut melakukan pencarian karena sangat membahayakan," ujar Sekretaris Daerah Kabupaten OKI, Asmar Wijaya, pada Sabtu (12/8/2023) siang.

"Selain itu dengan ramainya warga yang berkumpul disini, jalanan juga menjadi macet dan mengganggu pengendara lainnya," tambahnya.

Warga diimbau tidak mencari lagi

Sebelumnya, setelah penemuan barang tersebut, sejumlah warga berbondong-bondong mencari barang diduga harta karun di dasar Sungai Komering.

Kapolsek Kayuagung, Iptu Sudiyarto mengimbau agar warga tidak lagi berada di sekitar lokasi penemuan.

Baca juga: Gubernur Sumsel: Kami Lakukan Berbagai Upaya Antisipasi Dampak El Nino

"Kami mengimbau kepada masyarakat untuk tidak memaksakan diri mencari yang diduga barang antik atau apapun," ujar Kapolsek Kayuagung, Iptu Sudiyarto pada Jumat (11/8/2023) sore.

"Karena bisa membahayakan masyarakat itu sendiri dan terutama menyulitkan pengguna jalan di sini untuk melintas. Akibat ramai warga yang berkumpul," ujarnya lebih lanjut.

Dikatakan pihaknya telah melihat secara langsung barang antik yang ditemukan warga sekitar. Namun hingga sekarang belum diketahui pasti apakah barang merupakan emas ataupun bukan.

"Barang tersebut belum diketahui asli emas atau bukan. Pastinya kita masih akan mengkoordinasikan untuk kemudian diperiksa keaslian dan kadarnya," tuturnya.

Diberitakan sebelumnya, Septa, warga Desa Tanjung Lubuk orang yang pertama kali menemukan harta karun berupa potongan logam diduga emas batangan dan sejumlah barang antik lainnya.

"Seperti biasa setiap harinya saya selalu memberi makan ikan ditambak yang ada di Desa Arisan Buntal (sungai Komering). Tepat kemarin sore saya melihat ada sesuatu menyerupai emas yang ada di dasar sungai," ujarnya saat ditemui pada Jum'at (11/8/2023) siang.

Baca juga: Pemprov Sumsel Dukung Implementasi Net Zero Emission 2060 di Wilayahnya

Mengetahui hal tersebut, Septa menyampaikan kepada temannya bernama Wawan untuk turun kesungai dan mengambil barang tersebut.

"Sewaktu dia menyelam ternyata memang ada sebuah mahkota dan dibawa ke daratan. Saat benturkan ke besi jembatan terdengar suara nyaring berbunyi 'teng-teng'," katanya dilansir dari TribunSumsel.com.

"Karena penasaran saya langsung membasuh barang tersebut. Benar saya terlihat mahkota jaman peninggalan dengan warna emas dan saat saya pakai pas di kepala dan berat," ungkapnya lebih lanjut.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com dengan judul Cek Lokasi Temuan Emas Soekarno di Sungai Komering Kayuagung OKI, Ini Kata Kadisbudpar OKI

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com dengan judul Lokasi Penemuan Emas Soekarno di Sungai Komering OKI Dipasang Garis Polisi, Setop Pencarian

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

Regional
Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Regional
Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Regional
Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Regional
Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Regional
Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Regional
Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Regional
Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Regional
Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Regional
Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Regional
Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Regional
Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Regional
Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Regional
Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Regional
Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com