Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terduga Pelaku Pembunuh Ayah Kandung di Pulau Sebatik Diamankan Setelah Makan Siang dan Minum Kopi di Rumahnya

Kompas.com - 08/08/2023, 13:10 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – AS (41), anak yang menjadi terduga pembunuh ayah kandungnya, di Pulau Sebatik, Nunukan, Kalimantan Utara, diamankan Polisi pada Senin (7/8/2023), sekitar pukul 13.30 Wita.

"Polisi menyisir sekitar TKP di Jalan Perkebunan Rt.02 Desa Balansiku, Sebatik, serta menggeledah rumah korban. Kita mendapati ada sisa makanan yang baru dimasak dan satu teko berisi kopi yang masih hangat," ujar Kapolsek Sebatik Timur, Iptu Ricko Veandra, saat dihubungi, Selasa (8/8/2023).

Dengan temuan tersebut, polisi berkesimpulan bahwa terduga pelaku baru saja pulang ke rumah, menikmati makan siang dan minum kopi.

Baca juga: Jenazah Lansia Ditemukan Tewas di Tengah Perkebunan Sawit Pulau Sebatik, Diduga Dibunuh Anak Kandung

Polisi langsung menyebar dan menyisir lokasi perkebunan yang menjadi TKP pembunuhan.

Insting mereka tidak meleset. Petugas akhirnya menemukan sosok pria sedang bersembunyi di balik pohon kelapa sawit yang tidak jauh dari rumahnya.

"Setelah didekati, ternyata laki-laki tersebut adalah anak dari korban yang diduga sebagai pelaku pembunuhan. Kita berhasil mengamankan tanpa ada perlawanan," kata Ricko.

Saat ini, polisi masih melakukan pemeriksaan mendalam, meminta keterangan sejumlah saksi, memastikan kondisi kejiwaan terduga pelaku, juga menunggu hasil visum korban.

"Masih pemeriksaan, Kalo dilihat penyampaiannya, ada rasa dendam. Trigere opo (pemicunya apa), masih pendalaman," kata Ricko lagi.

Sebelumnya, jenazah laki-laki Lanjut Usia (Lansia) bernama Otong (70), ditemukan warga di tengah perkebunan kelapa sawit di RT 02 Desa Balansiku, Sebatik, Minggu (6/8/2023) sekitar pukul 13.40 Wita.

Baca juga: Ibu Dibunuh Anak Kandung di Tegal, Pelaku Diduga Sakit Hati hingga Ada Ritual Pesugihan

Menurut keterangan warga sekitar, Otong dibunuh oleh anak kandungnya yang dikabarkan mengalami gangguan kejiwaan.

Bagian kepala Lansia malang tersebut terlihat membiru, diduga dihantam menggunakan batu.

Camat Sebatik Induk, Wahyudin, menuturkan, dari keterangan para tetangga, terduga pelaku memiliki watak temperamen dan sering memukul orang.

"Anak korban pernah dipasung," kata Wahyudin, meneruskan informasi yang diperolehnya dari warga.

Baca juga: Jeritan Ibu Sebelum Tewas Dibunuh Anak di Malang, Korban Sempat Berlari dalam Kondisi Bersimbah Darah

Masih kata Wahyudin, pembunuhan terjadi karena terduga pelaku marah saat korban tidak memberinya rokok setelah makan.

Dalam keadaan emosi, terduga pelaku mengikuti arah korban pergi. Sampai di tengah perkebunan kelapa sawit tak jauh dari rumahnya, korban dibunuh dengan sadis.

"Ada luka di kepala korban, bekas hempasan (ditimpuk) batu,"kata Wahyudin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Selesaikan Persoalan Keterlambatan Gaji PPPK Guru di Kota Semarang, Mbak Ita: Sudah Siap Anggarannya, Gaji Cair Sabtu Ini

Selesaikan Persoalan Keterlambatan Gaji PPPK Guru di Kota Semarang, Mbak Ita: Sudah Siap Anggarannya, Gaji Cair Sabtu Ini

Regional
Beri Sinyal Maju Pilkada Semarang, Mbak Ita: Tinggal Tunggu Restu Keluarga

Beri Sinyal Maju Pilkada Semarang, Mbak Ita: Tinggal Tunggu Restu Keluarga

Regional
Terjepit di Mesin Conveyor, Buruh Perusahaan Kelapa Sawit di Nunukan Tewas

Terjepit di Mesin Conveyor, Buruh Perusahaan Kelapa Sawit di Nunukan Tewas

Regional
Hejo Forest di Bandung: Daya Tarik, Biaya, dan Rute

Hejo Forest di Bandung: Daya Tarik, Biaya, dan Rute

Regional
Kronologi Pria di Majalengka Bakar Rumah dan Mobil Mantan Istri Lantaran Ditolak Rujuk

Kronologi Pria di Majalengka Bakar Rumah dan Mobil Mantan Istri Lantaran Ditolak Rujuk

Regional
Terima Laporan Rektor Universitas Riau ke Mahasiswanya, Polda: Kami Coba Mediasi

Terima Laporan Rektor Universitas Riau ke Mahasiswanya, Polda: Kami Coba Mediasi

Regional
Maju Pilkada 2024, Anak Mantan Bupati Brebes Ikut Penjaringan 3 Parpol Sekaligus

Maju Pilkada 2024, Anak Mantan Bupati Brebes Ikut Penjaringan 3 Parpol Sekaligus

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Sedang

Regional
Banjir dan Longsor Landa Pinrang, Satu Warga Tewas, Sejumlah Rumah Warga Ambruk

Banjir dan Longsor Landa Pinrang, Satu Warga Tewas, Sejumlah Rumah Warga Ambruk

Regional
Kasus Dokter Lecehkan Istri Pasien, Pelaku Serahkan Uang Damai Rp 350 Juta ke Korban

Kasus Dokter Lecehkan Istri Pasien, Pelaku Serahkan Uang Damai Rp 350 Juta ke Korban

Regional
UNESCO Tetapkan Arsip Indarung I Semen Padang Jadi Memory of the World Committee for Asia and the Pacific

UNESCO Tetapkan Arsip Indarung I Semen Padang Jadi Memory of the World Committee for Asia and the Pacific

Regional
Golkar Buka Peluang Majunya Raffi Ahmad di Pilkada Jateng

Golkar Buka Peluang Majunya Raffi Ahmad di Pilkada Jateng

Regional
Mantan Gubernur Babel Maju Periode Kedua Usai 'Video Call' dengan Gerindra

Mantan Gubernur Babel Maju Periode Kedua Usai "Video Call" dengan Gerindra

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com