Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Nelayan Dikeroyok, Korban Lapor Polisi tetapi 2 Bulan Tak Ada Kabar

Kompas.com - 05/08/2023, 12:04 WIB
Abdul Haq ,
Farid Assifa

Tim Redaksi

TAKALAR, KOMPAS.com - Kepala Polsek Galesong Utara, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, AKP Ahmad Koembara berjanji akan menuntaskan proses hukum terhadap pelaku pengeroyokan nelayan hingga menyebabkan korbannya kritis.

Janji itu disampaikan AKP Ahmad menyusul adanya unjuk rasa puluhan orang keluarga korban di Markas Polsek Galesong Utara pada Jumat (4/8/2023) lalu.

"Prosesnya masih dalam tahap penyelidikan dan kami berjanji akan segera menuntaskan kasus ini," kata Ahmad kepada pengunjuk rasa.

Baca juga: Pelayat Mulai Padati Rumah Mahasiswa UI yang Dibunuh Seniornya

Unjukrasa yang digelar pada pukul 14.00 Wita ini diawali dengan aksi long march puluhan warga ke Mapolsek Galesong di Kelurahan Bontolebang, Kecamatan Galesong Utara.

Sempat terjadi kericuhan ini lantaran pengunjukrasa tak mendapat akses masuk ke halaman Mapolsek karena pintu gerbang terkunci.

Massa terkonsentrasi di depan kantor mapolsek hingga mengakibatkan lalu lintas di jalur Trans Sulawesi sempat macet.

"Kami meminta agar pihak kepolisian segera mengusut tuntas kasus penganiayaan berat ini sebab ini adalah tindak pidana murni dan belum ada penetapan tersangka padahal kejadiannya jelas dan tersangka masih berkeliaran," kata Yayat Nur Hidayat, koordinator aksi dalam orasinya.

Usai mendapat dari Kapolsek Galesong Utara, massa pengunjukrasa kemudian membubarkan diri dan berjanji akan kembali melakukan aksi unjuk rasa jika tuntutan mereka tidak dipenuhi.

"Permintaan kami sangat sederhana yakni tegakkan hukum dengan adil dan pelaku pengeroyokan segera diproses sebab sampai sekarang masih berkeliaran. Jangan sampai terjadi gesekan antara keluarga korban dan para pelaku," kata Yayat Nurhidayat kepada Kompas.com, Sabtu (5/8/2023).

Kasus pengeroyokan ini terjadi pada Minggu (23/6/2023) di tepi Pantai Jamarang, Kelurahan Bontolebang, Kecamatan Galesong Utara.

Awalnya, Ardi (20) dan Alfa (20), dua nelayan asal Desa Tamalatea, Kecamatan Galesong Utara, tengah duduk di tepi pantai.

Alfa memanggil salah seorang wanita yang juga berkunjung ke lokasi tersebut.

Namun teriakan korban memicu emosi seseorang di lokasi itu. Orang itu mengancam lalu menyerang korban sebanyak dua kali namun bisa dihindari.

Baca juga: Profil S Perakit Bom Mapolsek Astanaanyar, Murid Tersangka Bom Bali yang Membidik Solo

Bukannya berhenti, orang itu kemudian memanggil rekan-rekannya dan mengeroyok Ardi dan Alfa dengan senjata tajam dan dayung hingga kedua pria itu terluka parah.

"Saya dikeroyok bahkan ada hantam kepalaku pakai dayung dan sekarang sudah satu bulan lebih belum ada perkembangan terkait laporan saya," kata Ardi kepada Kompas.com, Sabtu (5/8/2023).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

Regional
Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Regional
Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Regional
Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Regional
Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Regional
Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Regional
Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Regional
Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Regional
Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Regional
Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Regional
Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Regional
Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Regional
Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Regional
Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Regional
Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com