Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Bahan Seragam SMAN 2 Brebes Dikeluhkan Mahal, Pihak Sekolah: Siswa Boleh Membeli di Luar

Kompas.com - 01/08/2023, 16:39 WIB
Tresno Setiadi,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

BREBES, KOMPAS.com - Orangtua siswa baru SMA Negeri 2 Brebes, Jawa Tengah (Jateng) mengeluhkan mahalnya harga bahan seragam yang dijual pihak sekolah di tahun ajaran baru 2023/2024.

Salah satu orangtua yang enggan disebutkan namanya menyebut harus mengeluarkan Rp 1.733.000 untuk membeli kain atau bahan seragam baru di toko Teratai SMAN 2 Brebes yang berada di dalam sekolah.

"Saya beli di toko Teratai SMANDA (SMAN 2) Rp 1,7 juta untuk membeli kain atau bahan seragam tiga setel, baju olahraga, dan aneka atribut lainnya," kata dia kepada wartawan di kediamannya di Brebes, Senin (31/7/2023).

Baca juga: Pemkot Malang Berencana Gratiskan Seragam Sekolah

Dalam kuitansi pembayaran yang dilihat Kompas.com, tertanda stempel basah Toko Teratai. Toko tersebut berada di dalam SMA 2 Brebes.

Tertulis rincian sebesar Rp 1.733.000 untuk pembelian seragam ciri khusus sekolah, OSIS, Pramuka, serta atribut lainnya seperti logo sekolah, dasi, topi, dan sabuk. Kemudian kerudung tiga buah, dan kaus olahraga.

Menurutnya, harga tersebut cukup mahal dibanding harga di toko perlengkapan sekolah yang dijual di wilayah Brebes.

Dia merinci, untuk satu setel bahan seragam sekolah baik OSIS, pramuka dan seragam khusus dihargai masing-masing kisaran Rp 200.000. Kemudian orangtua harus mengeluarkan biaya untuk ongkos jahid. 

"Lumayan mahal, karena belum harus mengeluarkan uang lagi untuk biaya jahit. Satu setel bisa mencapai Rp 100.000. Tiga setel Rp 300.000," katanya.

Menurutnya harga satu setel pakaian jadi OSIS dan pramuka di pertokoan umum tidak sampai Rp 200.000.

"Di toko perlengkapan sekolah itu seragam sudah jadi harganya paling cuma Rp 160.000," katanya.

Dia mengaku sebenarnya lebih memilih membeli seragam OSIS dan pramuka di luar sekolah. Namun karena seragam menjadi satu paket dengan daftar ulang, terpaksa membeli di koperasi sekolah.

"Jadi saat daftar ulang itu, saya disuruh ke koperasi. Saat itu harus bayar Rp 1,7 juta untuk beli seragam. Jadi memang daftar ulang dengan pembelian seragam itu satu rangkaian," pungkasnya.

Baca juga: Moratorium Penjualan Seragam Sekolah lewat Koperasi di Jatim

Waka Kesiswaan dan Sarpras SMA Negeri 2 Brebes, Kholidin menyatakan tidak memaksa wali murid untuk membeli seragam di toko yang dikelola pihak sekolah.

"Pengadaan seragam, kami tidak memaksakan membeli seragam. Siswa boleh membeli di luar. Ketika ada yang pesan maka kami layani. Jadi sekali lagi tidak ada pemaksaan," kata Kholidin ditemui Kompas.com di tempat kerjanya, Selasa (1/8/2023).

Kholidin mengakui harga bahan seragam ada selisih lebih mahal di luar pasaran mengingat kualitasnya lebih bagus.

"Harga memang ada selisih karena kami mengambil bahannya seperti jilbabnya lebih bagus," kata Kholidin.

Selain itu, alasan utama harga dipatok lebih tinggi karena sebagai subsidi silang untuk memberikan seragam gratis kepada siswa yang tidak mampu.

"Jadi subsidi silang untuk siswa yang tidak mampu. Dan kami juga memberikan gratis kepada siswa tidak mampu. Dan tahun ajaran baru ini ada 11 siswa yang diberitakan seragam gratis," pungkas Kholidin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dimassa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dimassa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi 'Saling Lempar'

Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi "Saling Lempar"

Regional
9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

Regional
Patroli Geng Motor di Jalan Protokol, Polisi Bubarkan Balap Liar

Patroli Geng Motor di Jalan Protokol, Polisi Bubarkan Balap Liar

Regional
Jalan Rusak, Seorang Wanita di Ketapang Melahirkan Dalam Perjalanan ke Rumah Sakit

Jalan Rusak, Seorang Wanita di Ketapang Melahirkan Dalam Perjalanan ke Rumah Sakit

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com