Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saksi Bisu Saat Perempuan Muda Semarang Dilecehkan dan Dijadikan Jugun Ianfu "Budak Seks" Tentara Jepang

Kompas.com - 18/07/2023, 14:49 WIB
Muchamad Dafi Yusuf,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Banyak yang tidak mengetahui bahwa Hotel Singapore di kawasan Jalan Imam Bonjol, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), merupakan saksi bisu kisah kelam para perempuan saat penjajahan Jepang.

Melalui penelitian berjudul Jugun Ianfu: Derita Perempuan dalam Pusaran Perang, sejarawan Universitas Diponegoro, Titiek Suliyatim mengatakan bahwa di Hotel Singapore pernah dijadikan tempat untuk jugun ianfu.

Jugun ianfu merupakan sekumpulan perempuan yang dipaksa melayani hasrat seksual tentara Jepang di Kota Semarang dan tempat jajahan yang lain. Jugun ianfu berbeda dengan perempuan penghibur.

Baca juga: Jugun Ianfu, Wanita Penghibur atau Korban Kekerasan Tentara Jepang?

Para perempuan di jugun ianfu dipaksa melayani secara sukarela dan tidak memperoleh bayaran. Mereka rata-rata perempuan korban perang yang sengaja dilacurkan untuk memenuhi hasrat seksual tentara Jepang.

Dalam penelitian tersebut, tentara Jepang memiliki empat rumah bordil atau tempat lokalisasi jugun ianfu di Kota Semarang. Namun, bangunan yang masih bisa dilihat sampai saat ini hanya Hotel Singapore.

Jika dilihat dari luar, hotel tersebut memang terlihat kurang terawat. Warna bangunan tersebut juga kusam dan beberapa bagian mengelupas. Maklum saja, bangunan tersebut memang sudah dimakan usia.

Meski Hotel Singapore terlihat kurang terawat, nyatanya masih banyak warga yang berdatangan untuk menginap di bangunan bersejarah tersebut karena harganya murah. Untuk menginap semalam, pengunjung hanya dipatok Rp 50.000.

Pemerhati sejarah Kota Semarang, Mozes Christian Budiono, mengatakan, rumah bordil itu didirikan pada Februari 1944 oleh seorang perwira tentang Jepang, Kolonel Okubo.

"Rumah bordil itu untuk mencegah dan mengawasi tentara Jepang melampiaskan hasrat seksual di sembarang tempat," jelasnya kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Selasa (18/7/2023).

Baca juga: Menengok Gedung Papak, Saksi Bisu Jugun Ianfu yang Sempat Dikira Angker

Pada saat itu, bangunan bersejarah tersebut cukup penting agar pasukan Jepang terhindar dari penyakit kelamin. Ada sekitar 35 perempuan dipekerjakan untuk melayani hasrat seksual prajurit Jepang.

"Bangunan Hotel Singapore dulunya bernama Hinomaru," kata pemerhati sejarah yang aktif di media sosial itu.

Para perempuan korban perang itu wajib melayani militer Jepang. Jika tidak, mereka akan dipukul, ditodong pedang katana dan dianiya.

Rata-rata perempuan yang dijadikan jugun ianfu merupakan perempuan-perempuan muda yang berumur 16 hingga 30 tahun. Dalam sehari, mereka diminta untuk melayani lima tentara Jepang.

"Mereka (jugun ianfu) seperti itu bukan atas keinginan sendiri," ungkap pria yang akrab disapa Mozes itu.

Jugun Ianfu harus ditulis

Menurut Mozes, jugun ianfu merupakan peristiwa perbudakan kejam. Para perempuan yang dijadikan pelayan oleh tentara Jepang mengalami trauma dan terhina.

Baca juga: Jepang Diminta Hentikan Manipulasi Jugun Ianfu

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Seorang Guru di Sikka Tewas Tertabrak Pikap, Korban Terseret 9 Meter

Seorang Guru di Sikka Tewas Tertabrak Pikap, Korban Terseret 9 Meter

Regional
Berprestasi di Bidang Matematika, Siswi SD Asal Banyuwangi Ini Bertemu Elon Musk di Bali

Berprestasi di Bidang Matematika, Siswi SD Asal Banyuwangi Ini Bertemu Elon Musk di Bali

Regional
Warisan Budaya Sriwijaya Berjaya: Dekranasda Sumsel Juara Umum Dekranas 2024

Warisan Budaya Sriwijaya Berjaya: Dekranasda Sumsel Juara Umum Dekranas 2024

Regional
Pj Gubernur Al Muktabar Terima Aspirasi Sejumlah Tokoh Banten

Pj Gubernur Al Muktabar Terima Aspirasi Sejumlah Tokoh Banten

Regional
Ribuan Mahasiswa dan Warga Doa Bersama untuk Korban Banjir Lahar di Sumbar

Ribuan Mahasiswa dan Warga Doa Bersama untuk Korban Banjir Lahar di Sumbar

Regional
Hari Kebangkitan Nasional, Ketum PP Muhammadiyah Berharap Pemimpin Baru Wujudkan Kedaulatan Indonesia

Hari Kebangkitan Nasional, Ketum PP Muhammadiyah Berharap Pemimpin Baru Wujudkan Kedaulatan Indonesia

Regional
Cerita Satu Keluarga Selamat dari Banjir Lahar Dingin Usai Panjat Loteng

Cerita Satu Keluarga Selamat dari Banjir Lahar Dingin Usai Panjat Loteng

Regional
Menganyam Rotan, Menganyam Hidup...

Menganyam Rotan, Menganyam Hidup...

Regional
Pasangan Petahana Sutarmidji-Norsan Maju Pilkada Kalbar

Pasangan Petahana Sutarmidji-Norsan Maju Pilkada Kalbar

Regional
Komandan KKB Dokoge Paniai Ditangkap

Komandan KKB Dokoge Paniai Ditangkap

Regional
Bantu Korban Banjir Lahar di Sumbar, Bupati Solok Kerap Di-'bully' Pencitraan

Bantu Korban Banjir Lahar di Sumbar, Bupati Solok Kerap Di-"bully" Pencitraan

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Pengantin Perempuan di Halmahera Selatan Ternyata Laki-laki, Diketahui Usai Dicek Bidan dan Aparat Desa

Pengantin Perempuan di Halmahera Selatan Ternyata Laki-laki, Diketahui Usai Dicek Bidan dan Aparat Desa

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com