Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menerima aduan dugaan praktik pungli berkedok infak di SMK Negeri 1 Sale, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, setiap kenaikan kelas.
Temuan itu terkuak secara tidak sengaja saat Ganjar memberikan motivasi pada acara seminar di Pendopo Kabupaten Rembang, Senin (10/7/2023).
Lima orang siswa diminta maju ke depan untuk diajak berdialog dengannya. Kemudian Ganjar menanyai setiap anak, mulai dari asal-usul keluarga, pekerjaan orangtua masing-masing, serta biaya sekolah.
Pada saat itulah muncul pengakuan adanya pungli berkedok infak yang dipungut dari salah satu siswa yang diminta Ganjar naik ke atas panggung.
"Jadi kelakuan sekolah yang mengatasnamakan atau mengganti dengan istilah lain, pungutan tidak, bayar tidak, dan diganti infak, menurut saya sama saja. Nanti akan saya selesaikan setelah ini. Langsung saya telepon habis ini," papar Ganjar.
Baca selengkapnya: Buntut Curhat Siswa soal Pungli Berkedok Infak di SMKN 1 Sale Rembang ke Ganjar, Kepala Sekolah Dibebastugaskan
Belanda mengembalikan benda-benda bersejarah milik Indonesia. Serah terima itu dilakukan di Museum Volkenkunde, Leiden, Belanda, pada Senin (10/7/2023).
Dari ratusan benda bersejarah itu, di antaranya adalah empat arca yang berasal dari Kerajaan Singasari Malang, yakni arca Durga, Mahakala, Nandishvara, dan Ganesha.
Menurut pemerhati sejarah Malang, Restu Respati, empat arca itu mulanya dibawa ke Belanda atas laporan Nicholaus Engelhard, Gubernur Pantai Timur Jawa pada tahun 1801.
Laporan tersebut berisi tentang adanya reruntuhan bangunan candi di daerah Malang, yang kemudian dikenal dengan nama Candi Singosari. Pada tahun 1804, dilakukan pemindahan arca-arca dari reruntuhan candi. Kemudian tahun 1819, arca-arca tersebut dibawa ke Belanda.
"Beberapa arca Candi Singosari berada di Museum Volkenkunde di Leiden, Belanda," beber Restu kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Selasa (11/7/2023).
Baca selengkapnya: 4 Arca Kerajaan Singasari Dikembalikan oleh Belanda, Pemerhati Sejarah Sebut Dibawa Tahun 1819
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Makassar, Darsil Yahya M., Kontributor Cianjur, Firman Taufiqurrahman, Kontributor Semarang, Titis Anis Fauziyah, Kontributor Kabupaten Malang, Imron Hakiki | Editor: Ardi Priyatno Utomo, Reni Susanti, Gloria Setyvani Putri, Pythag Kurniati)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.