Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Cuma "Off Bid", Driver Taksi Online Tuntut 4 Hal ke Bandara Hang Nadim dan Perusahaan

Kompas.com - 10/07/2023, 21:56 WIB
Hadi Maulana,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

 

BATAM, KOMPAS.com – Layanan taksi online Grab sudah mulai beroperasi di Bandara Internasional Hang Nadim Batam sejak Jumat (7/7/2023). Kendati demikian, keputusan ini tidak membuat konflik taksi online dan konvensional mereda.

Hari ini, para sopir taksi online Grab justru memutuskan berhenti beroperasi sementara (off bid) selama tiga hari, mulai Senin (10/7/2023) hingga Rabu (12/7/2023).

“Kami sepakat akan melakukan off bid untuk Grab Car selama tiga hari ke depan,” tegas Ketua Solidaritas Online Batam (SOB), Feryandi Tarigan kepada Kompas.com, Senin (10/7/2023).

Baca juga: Akhirnya, Taksi Online Boleh Jemput Penumpang di Bandara Hang Nadim Batam

Fery mengatakan, pihaknya memutuskan off bid selama tiga hari karena merasa tidak adil.

Selain tidak beroperasi sementara waktu, driver taksi online juga mengajukan empat tuntutan:

Pertama, sistem blocking area di kawasan Bandara Internasional Hang Nadim Batam dihapus. Sistem ini mengatur hanya 30 driver taksi online terdaftar yang bisa menjemput penumpang di Bandara Hang Nadim.

“Kami takut nanti lock area bisa merambat ke semua (wilayah). Jika semua wilayah Batam dilakukan lock area, jadi apa gunanya ada taksi online ini,” jelas Fery.

Kedua, tarif taksi online Grab yang ada di bandara (terdaftar) dan taksi online yang ada di luar bandara disamakan.

“Kami minta berbanding lurus. Kalau sekarang Grab Bandara antar dari Bandara ke Nagoya Rp 130 ribu, maka hal itu juga berlaku bagi kami, bukan malah hanya Rp 80 ribu, itupun belum lagi dipotong aplikator,” ungkap Fery.

“Harusnya ada benefit juga ke kami yang antar ke bandara, jangan beda,” tambah Fery.

Ketiga, fitur R2 atau grab ride di kawasan Bandara Internasional Hang Nadim untuk diaktifkan kembali. Pasalnya, saat ini grab motor tidak bisa mengambil penumpang di bandara lagi.

Keempat, meminta aplikasi Maxim dan Gojek untuk membekukan 30 driver online Grab Car yang terdaftar atau tergabung di Bandara Internasional Hang Nadim.

“Kami minta pihak Grab Indonesia bisa berlaku adil dan tidak ada pilih kasih,” tegas Fery.

“Jadi selama tuntutan kami belum ditanggapi, kami akan melakukan off bid massal, dan itu tidak untuk roda 4, roda 2 juga ikut melakukan off bid selama tiga hari ke depan,” pungkas Fery.

Pengelola bandara 

Sebelumnya, Dirut PT BIB, selaku pengelolah Bandara Internasional Hang Nadim, Batam, Pikri Ilham Kurniasyah mengaku pihaknya tidak memahami dengan system lock area, karena bloking area atau lock area merupakan masalah internal Grab.

Pikri menjelaskan, untuk jumlah driver Grab Car saat ini di Hang Nadim berjumlah 90 driver, di mana dari jumlah itu terdiri dari 30 driver online dari taksi berplat hitam dan 60 lagi dari taksi konvesional yang beralih menjadi Grab Car atau taksi online.

Namun demikian, Pikri mengaku kedepan bisa saja menambah taksi online bandara yang terdaftar,, seiring dengan bertambahnya trip dan jumlah penumpang di Hang Nadim itu sendiri.

Baca juga: Tak Terima Sistem Lock Area di Bandara Hang Nadim, Driver Taksi Online Off Bid

Tanggapan Grab

Sementara itu Director of Government Affairs & Strategic Collaborations Grab Indonesia, Uun Ainurrofiq mengatakan, kehadiran layanan Grab Car Airport di Hang Nadim diharapkan dapat semakin memudahkan mobilitas wisatawan maupun masyarakat Batam menuju berbagai tujuan di Batam.

Disinggung terkait aksi off bid yang dilakukan sejumlah driver Grab Car di Batam, Uun mengatakan, menyuarakan pendapat merupakan hak setiap warga negara, termasuk bagi Mitra Grab.

Grab Indonesia menghargai setiap kebebasan Mitra untuk menyampaikan pendapat dan aspirasinya, selama dilakukan secara tertib, damai dan tetap menghormati hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Grab Indonesia juga menyediakan wadah bagi Mitra untuk mengemukakan pendapat dan masukan melalui berbagai saluran komunikasi yang ada, termasuk diskusi langsung dengan komunitas Mitra Pengemudi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemkot Tangerang Raih WTP 17 Kali Berturut-turut, Pj Nurdin: Harus Koheren dengan Kualitas Pelayanan Publik

Pemkot Tangerang Raih WTP 17 Kali Berturut-turut, Pj Nurdin: Harus Koheren dengan Kualitas Pelayanan Publik

Regional
Rektor Laporkan Mahasiswa yang Kritik UKT, Unri Angkat Bicara

Rektor Laporkan Mahasiswa yang Kritik UKT, Unri Angkat Bicara

Regional
Ratusan Moge Mangkrak di Kantor Polisi, Disita dari Geng Motor dan Pakai Knalpot Brong

Ratusan Moge Mangkrak di Kantor Polisi, Disita dari Geng Motor dan Pakai Knalpot Brong

Regional
Ibu di Riau Coba Bunuh Anak Tirinya dengan Racun Tikus

Ibu di Riau Coba Bunuh Anak Tirinya dengan Racun Tikus

Regional
Rodjo Tater di Tegal: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Rodjo Tater di Tegal: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Regional
Datangi Gedung DPRD, Puluhan Tenaga Honorer Minta 4.222 Pegawai Diangkat Jadi ASN

Datangi Gedung DPRD, Puluhan Tenaga Honorer Minta 4.222 Pegawai Diangkat Jadi ASN

Regional
BPBD OKU Evakuasi Korban Banjir di 4 Kecamatan

BPBD OKU Evakuasi Korban Banjir di 4 Kecamatan

Regional
Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali Dibunuh Usai Hubungan Sesama Jenis, Ini Kronologi dan Motifnya

Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali Dibunuh Usai Hubungan Sesama Jenis, Ini Kronologi dan Motifnya

Regional
2 Tersangka Pemalsuan Surat Tanah yang Libatkan Pj Walkot Tanjungpinang Ditahan

2 Tersangka Pemalsuan Surat Tanah yang Libatkan Pj Walkot Tanjungpinang Ditahan

Regional
2 Mobil Mewah Milik Tersangka Kasus Investasi Bodong Berkedok Bisnis BBM di Kalsel Disita

2 Mobil Mewah Milik Tersangka Kasus Investasi Bodong Berkedok Bisnis BBM di Kalsel Disita

Regional
Pengerjaan Jalan di Purworejo Dikeluhkan Warga, DPUPR Sebut Proses Lama karena Ini

Pengerjaan Jalan di Purworejo Dikeluhkan Warga, DPUPR Sebut Proses Lama karena Ini

Regional
Gubernur Kepri Minta Malaysia Lepas Nelayan Natuna yang Ditahan

Gubernur Kepri Minta Malaysia Lepas Nelayan Natuna yang Ditahan

Regional
Banjir di Sumsel Meluas, Muara Enim Ikut Terendam

Banjir di Sumsel Meluas, Muara Enim Ikut Terendam

Regional
Bunuh Anggota Polisi, Remaja di Lampung Campur Racun dan Obat Nyamuk ke Minuman Korban

Bunuh Anggota Polisi, Remaja di Lampung Campur Racun dan Obat Nyamuk ke Minuman Korban

Regional
Rayakan Tradisi Leluhur, 1.500 Warga Baduy 'Turun Gunung' pada 17 Mei 2024

Rayakan Tradisi Leluhur, 1.500 Warga Baduy "Turun Gunung" pada 17 Mei 2024

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com