BATAM, KOMPAS.com– Tidak terima dengan sistem lock area yang diberlakukan Grab Indonesia dan pengelolah Bandara Internasional Hang Nadim Batam, Kepulauan Riau (Kepri), sejumlah driver taksi online, khususnya Grab Car melakukan off bid untuk hari ini, Senin (10/7/2023).
“Sengaja kami lakukan aksi ini, sebagai bentuk kekecewaan kami terhadap aplikasi Grab yang memberlakukan lock area,” kata Yoyok kepada Kompas.com ditemui di Sekupang, Senin (10/7/2023).
Tidak saja meminta agar lock area ditiadakan, Yoyok mengaku aksi ini juga meminta agar pihak Grab dapat memberlakukan tarif sama untuk semua driver Grab Car yang ada.
“Untuk 30 Grab Car yang terdaftar di Bandara Hang Nadim tarifnya berbeda dengan kami Grab Car lainnya, kami berharap jika sistem lock area diberlakukan, berbanding lurus dengan kami yang tidak terdaftar di Grab Car Hang Nadim,” papar Yoyok.
"Misalnya jika tarif Grab Car Hang Nadim antar ke Nagoya Rp 130.000, maunya kami seperti itu juga. Sekarang enggak, kami hanya Rp 80.000 dan itu pun belum lagi terhitung potong aplikator, jadi bisa dibayangkang berapa kami dapat, jelas jauh berbeda,” tambah Yoyok.
Baca juga: Akhirnya, Taksi Online Boleh Jemput Penumpang di Bandara Hang Nadim Batam
Pernyataan senada disampai driver Grab lain, Githa. Dia merasa ada ratusan Grab Car lainnya yang berhak untuk mendapatkan perlakukan yang sama dari pihak Grab itu sendiri.
“Boleh dibatasi, tapi tarifnya juga diberlakukan sama dong, jangan seperti ini, seolah seperti ada pilih kasih antara driver satu dengan driver lainnya,” tegas Ghita.
Direktur Utama (Dirut) PT Bandara Internasional Batam (BIB), selaku pengelolah Bandara Internasional Hang Nadim, Batam, Pikri Ilham Kurniasyah mengaku tidak memahami dengan sistem lock area.
“Itu merupakan masalah internal Grab itu sendiri sendiri,” terang Pikri.
Pikri menjelaskan, untuk jumlah driver Grab Car saat ini di Hang Nadim berjumlah 90 driver.
Dari jumlah itu terdiri dari 30 driver online dari taksi berpelat hitam dan 60 lagi dari taksi konvesional yang beralih menjadi Grab Car atau taksi online.
“Jujur saat ini yang dibutuhkan Hang Nadim hanya 300 taksi saja, kalau semua masuk nanti dapat sekali tarikan saja, bisa tidak makan semua orang nanti, makanya kami berlakukan sesuai kebutuhan saja,” terang Pikri.
Baca juga: Sopir Taksi Online di Medan Mengaku Mobilnya Dibawa Kabur Oknum TNI
Namun demikian, Pikri mengaku bisa saja dilakukan penambahan, seiring dengan bertambahnya trip dan jumlah penumpang di Hang Nadim.
“Jangan ada pikiran aneh-aneh dulu, jika jumlah penumpang sudah mulai ramai, tentunya akan kami lakukan penambahan, kami juga tidak mau membiarkan taksi yang ada di Hang Nadim sama sekali tidak mendapatkan penumpang,” jelas Pikri.