GARUT, Kompas.com - Sejumlah sekolah dasar negeri (SDN) di Kabupaten Garut masih kekurangan murid baru.
Hal ini disebabkan jumlah sekolah yang terlalu banyak dan membuat ada kesenjangan penerimaan siswa baru.
"Jadi meski beberapa sekolah telah di-merger (digabungkan), tetap saja masih ada kesenjangan penerimaan siswa baru," jelas Dian Hasanuddin, anggota Dewan Pendidikan Kabupaten Garut, Selasa (4/7/2023).
Dian menuturkan, berdasar Data Pokok Pendidikan (Dapodik) tahun lalu saja, ada 40 ribu lebih murid baru yang mendaftar ke sekolah dasar negeri dan swasta.
Baca juga: Tiga SMA di Pinggiran DIY Masih Kekurangan Murid
Apabila dibagi rata dengan jumlah sekolah dasar dan negeri yang jumlahnya mencapai 1535, tiap sekolah hanya mendapatkan tidak lebih dari 25 siswa.
"Sementara fakta di lapangan, ada sekolah yang bisa menerima sampai tiga kelas siswa baru, makanya pasti ada sekolah yang kekurangan siswa," jelas Dian.
Baca juga: Ini Plus Minus Penerapan 5 Hari Sekolah Menurut Disdik DIY
Dian mencontohkan, dari data Dapodik SDN 2 Dawungsari Kecamatan Cilawu misalnya. Jumlah total siswa di sekolah tersebut tidak sampai 50 orang dengan jumlah rombongan belajar hanya 5. Hal yang sama juga terjadi di SDN 5 Sukasenang Kecamatan Banyuresmi yang jumlah total siswanya hanya 44 orang.
"Dari data Dapodik, sekolah ini (SDN 1 Dawungsari tahun kemarin tidak dapat siswa baru, makanya tidak ada siswa kelas 1," katanya.
Hal yang sama juga terjadi pada sekolah-sekolah komplek yaitu sekolah yang dalam satu lokasi terdapat beberapa sekolah.
Bahkan, di salah satu kecamatan karena salahsatu sekolah yang ada di komplek sekolah tersebut siswanya kurang, akhirnya proses pembelajaran digabung dengan sekolah tetangganya.
"Kalau sekolah komplek, biasanya ada salahsatu sekolah yang jadi favorit, sekolah yang tidak favorit seringnya kurang siswa, makanya ada yang sampai si gabung belajarnya, tapi raportnya beda sekolah," katanya.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.