GROBOGAN, KOMPAS.com - Sumarlan (55) pria obesitas berbobot 200 kilogram yang dipulangkan dari Jakarta Pusat ke kampung halamannya di Desa Ngrandu, Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah akhirnya berkenan dirujuk ke RSUD dr R Soedjati Soemodiardjo Purwodadi, Senin (3/7/2023).
Perwakilan Pemdes Ngrandu, Dinas Kesehatan Grobogan, Dinas Sosial Grobogan dan TNI berhasil membujuk Sumarlan yang sebelumnya memilih menutup diri hingga enggan dirawat intensif.
Proses evakuasi Sumarlan berlangsung cukup lama, nyaris satu jam. Petugas dibantu warga pun terpaksa menjebol dinding berkonstruksi papan kayu untuk mengeluarkannya dari rumah berukuran 6 x 12 meter.
Baca juga: Sumarlan yang Dievakusi dari Jakarta ke Grobogan Sudah Obesitas sejak Kecil
Sumarlan yang terbaring lemas di ranjang diangkat 8 orang menggunakan jarik berlapis secara hati-hati.
Mereka nampak kewalahan memindahkan fisik dengan berat tak lazim itu bergeser ke dalam ambulans.
Kepala Dinas Sosial Grobogan Edi Santoso mengatakan, sejak kepulangan Sumarlan pada Kamis (29/6/2023) lalu, tim medis Puskesmas Geyer II didampingi Pemdes Ngrandu aktif memonitoring perkembangannya.
Hasil pemeriksaan kesehatan, Sumarlan yang kedua kakinya memar dan membengkak akibat terjatuh dari motor beberapa tahun lalu itu sudah selayaknya mendapatkan penanganan medis.
"Saya bicara baik-baik, saya yakinkan supaya mau dirawat dan Pak Sumarlan mengamini. Beliau sakit dan harus dirawat. Suhu tubuhnya panas, kesusahan buang air besar dan tidak bisa berjalan," kata Edi yang ikut mengantar Sumarlan ke RSUD dr R Soedjati Soemodiardjo Purwodadi.
Baca juga: Titi Wati Penderita Obesitas Meninggal Dunia, Dokter Sebut Pasien Alami Infeksi Saluran Kemih
Kepala Dinas Kesehatan dr Slamet mengatakan, Sumarlan dirawat di ruang isolasi (kohort) dengan pengawasan tenaga kesehatan khusus.
Adapun untuk pembiayaan pengobatan Sumarlan, kata Slamet, akan diupayakan untuk ditanggung sepenuhnya oleh Pemkab Grobogan.
"Pak Sumarlan berbobot 200 kilogram ini ternyata punya penyakit penyerta diabetes melitus dan hipertensi. Alhamdulillah saat ini Pak Sumarlan baik-baik saja. Pembiayaan dicover pemerintah. Beliau juga punya Kartu Indonesia Sehat," pungkas Slamet.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.