Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bayi 4 Bulan di Dompu Idap Infeksi Paru Diduga karena Asap Rokok

Kompas.com - 22/06/2023, 05:56 WIB
Junaidin,
Farid Assifa

Tim Redaksi

DOMPU, KOMPAS.com - AQ, bayi berusia empat bulan kini terbaring lemah di ruang perawatan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Buah hati pasangan suami istri, Sya dan Jul ini mengidap penyakit pneumonia atau infeksi paru-paru.

Tim medis menyebut salah satu faktor pemicunya adalah paparan asap rokok dari ayah dan lingkungan keluarganya.

Kepada Kompas.com, Rabu (21/6/2023), Jul, ibu AQ, menjelaskan awal mula putrinya dibawa ke rumah sakit untuk mendapat perawatan intensif.

Bayinya mengalami gejala batuk dan pilek selama beberapa hari di rumah. Saat itu, ia tidak langsung membawanya berobat ke rumah sakit, tetapi diobati secara tradisional oleh neneknya.

Baca juga: Pemkot Larang Iklan Rokok di Balikpapan, Komitmen Dukung Kota Layak Anak

Karena kondisi AQ tak kunjung membaik, Jul lantas membawa putrinya ke rumah sakit pada Senin (12/6/2023).

Selama empat hari menjalani perawatan di ruang anak RSUD Dompu, kondisi kesehatan AQ membaik, sehingga diperbolehkan pulang pada Kamis (15/6/2023).

Sehari berada di rumahnya di Desa Riwo, Kecamatan Woja, penyakit AQ kambuh, bahkan tidak sekadar batuk dan pilek, tetapi mengalami gejala mencret, panas hingga muntah.

"Sudah dua kali kita masuk ini, pertama gejalanya cuma batuk dan pilek. Kedua karena mencret, panas sama muntah," kata Jul di ruang perawatan AQ.

Jul mengaku tidak mengetahui pasti penyebab anaknya mengalami infeksi paru di usianya yang masih belia.

Selama diasuh, sang putri selalu dijauhkan dari asap rokok baik dari suami dan keluarganya yang merupakan perokok aktif.

Meski begitu, diakuinya rasiko sang anak terpapar asap rokok sangat mungkin terjadi karena kebiasaan suami dan lingkungan sekitar.

Biasanya, lanjut dia, setiap kali pulang kerja sang suami langsung memeluk dan menggendong buah hatinya, sehingga anaknya terpapar dari asap atau candu rokok yang menempel pada pakaian suaminya.

"Biasanya orang harus buka dulu bajunya, tapi dia tidak. Kalau gendong anak sambil rokok tidak pernah, jadi kemungkinan anak ini terpapar dari asap rokok yang menempel di pakaian," ujarnya.

Baca juga: Gelapkan Uang Penjualan Rokok Rp 1,3 Miliar untuk Judi Online, Kepala Kantor Perusahaan di Nunukan Ditangkap

Dari lingkungan keluarganya, hanya beberapa orang saja yang tidak merokok, sementara yang lain termasuk warga sekitar rata-rata perokok aktif.

Selain berada di lingkungan keluarga perokok aktif, Jul mengungkap bahwa sang suami memiliki riwayat penyakit TBC, namun saat ini sudah selesai masa pengobatan.

"Dia itu dari neneknya, mungkin dia (AQ) ini ikut bapaknya, karena katanya penyakit TBC itu keturunan," kata Jul.

Kepala Ruang Anak RSUD Dompu, Rohayu Kurnia mengatakan, saat ini pihaknya tengah menangani 20 anak yang mengidap pneumonia atau infeksi paru, salah satunya AQ.

Menurutnya, infeksi paru yang dialami AQ salah satunya karena paparan asap rokok yang kemungkinan besar dari orangtua dan lingkungan sekitar.

Kondisi itu diperparah karena pasien terlambat dibawa ke rumah sakit untuk menjalani perawatan.

Orangtuanya lebih percaya penanganan awal anak yang sakit ke dukun.

"Setelah parah baru dibawa berobat. AQ ini termasuk pasien pneumonia yang salah faktor pemicunya itu paparan asap rokok, karena bapak dan lingkungan juga," kata Rohayu.

Dari 20 pasien pneumonia yang ditangani selama tanggal 1-20 Juni 2023, tidak semuanya karena paparan asap rokok, beberapa di antaranya juga disebabkan alergi debu, dingin dan sebagainya.

Belum bebas dari asap rokok

Rohayu mengatakan, paparan asap rokok tidak saja menjadi ancaman serius bagi anak yang tumbuh di lingkungan perokok aktif.

Hal itu berisiko juga bagi pasien yang tengah menjalani perawatan di fasilitas kesehatan seperti di RSUD Dompu.

Menurutnya, pihak rumah sakit sudah berupaya maksimal untuk melarang keluarga pasien yang berkunjung untuk tidak merokok di area rumah sakit, bahkan setiap lorong dan ruang tunggu sudah dipasang papan larangan merokok.

Meski demikian, larangan tersebut selalu dilanggar keluarga pasien, bahkan tak sedikit ditemukan mereka keluyuran di area rumah sakit sambil menghisap rokok.

"Kalau ditegur mereka marah-marah, bahkan sampai melontarkan bahasa kalau kami ini kerja digaji oleh mereka," keluhnya.

Baca juga: Kisah 8 Nelayan Merauke Ditahan di PNG, Sesekali Diberi Uang untuk Beli Rokok

Pantauan Kompas.com di RSUD Dompu, terlihat keluarga pasien yang datang berkunjung cukup bebas merokok di area rumah sakit.

Seperti halnya di lorong depan ruang bersalin dan halaman tengah rumah sakit, di sana pengunjung bebas menggelar tikar sambil merokok dan menyeruput kopi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hinca Pandjaitan Laporkan Dugaan Korupsi di Pertamina Hulu Rokan ke Kejati Riau

Hinca Pandjaitan Laporkan Dugaan Korupsi di Pertamina Hulu Rokan ke Kejati Riau

Regional
Mengenal Suntiang, Hiasan Kepala Pengantin Wanita Minang

Mengenal Suntiang, Hiasan Kepala Pengantin Wanita Minang

Regional
Marshel Widianto Maju di Pilkada Tangsel agar Petahana Tak Lawan Kotak Kosong

Marshel Widianto Maju di Pilkada Tangsel agar Petahana Tak Lawan Kotak Kosong

Regional
Mengintip Tugas Pantarlih, Deni Grogi Lakukan Coklit Bupati Semarang Ngesti Nugraha

Mengintip Tugas Pantarlih, Deni Grogi Lakukan Coklit Bupati Semarang Ngesti Nugraha

Regional
Petugas Pantarlih di Banten Bisa Data via 'Video Call' jika Pemilih Sibuk

Petugas Pantarlih di Banten Bisa Data via "Video Call" jika Pemilih Sibuk

Regional
Panggung Teater sebagai Jalan Hidup

Panggung Teater sebagai Jalan Hidup

Regional
Di Hari Anti Narkotika Internasional, Pj Gubri Terima Penghargaan P4GN dari BNN RI

Di Hari Anti Narkotika Internasional, Pj Gubri Terima Penghargaan P4GN dari BNN RI

Regional
Menilik Kampung Mangoet, Sentra Pengasapan Ikan Terbesar di Kota Semarang

Menilik Kampung Mangoet, Sentra Pengasapan Ikan Terbesar di Kota Semarang

Regional
7 Jemaah Haji Asal Kebumen Meninggal di Mekkah, Kemenag Pastikan Pengurusan Asuransi

7 Jemaah Haji Asal Kebumen Meninggal di Mekkah, Kemenag Pastikan Pengurusan Asuransi

Regional
Mudahkan Akses Warga ke Puskesmas dan RS, Bupati HST Serahkan 3 Unit Ambulans Desa

Mudahkan Akses Warga ke Puskesmas dan RS, Bupati HST Serahkan 3 Unit Ambulans Desa

Regional
Polisi Sebut Remaja Penganiaya Ibu Kandung Alami Depresi

Polisi Sebut Remaja Penganiaya Ibu Kandung Alami Depresi

Regional
Jadi Kuli Bangunan di Blora, Pria Asal Kediri Ditemukan Tewas Tertimpa Tiang Pancang

Jadi Kuli Bangunan di Blora, Pria Asal Kediri Ditemukan Tewas Tertimpa Tiang Pancang

Regional
Orangtua yang Buang Bayi Perempuan di Depan Kapel Ende Ditangkap

Orangtua yang Buang Bayi Perempuan di Depan Kapel Ende Ditangkap

Regional
Program Pengentasan Stunting Pemkot Semarang Dapat Penghargaan dari PBB

Program Pengentasan Stunting Pemkot Semarang Dapat Penghargaan dari PBB

Regional
Alasan Pj Gubernur Nana Sebut Pilkada Serentak 2024 Lebih Rawan Dibanding Pilpres

Alasan Pj Gubernur Nana Sebut Pilkada Serentak 2024 Lebih Rawan Dibanding Pilpres

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com