Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perawat RSUD Kendari Dianiaya Keluarga Pasien Meninggal, Polisi Periksa 3 Saksi

Kompas.com - 29/05/2023, 16:06 WIB
Kiki Andi Pati,
Khairina

Tim Redaksi

EL menuturkan, aksi penganiayaan yang dilakukan oleh keluarga pasien terhadap dirinya disebabkan oleh emosi keluarga pasien akibat kematian anggota keluarganya di ruang ICU RSUD Kendari

"Awalnya pasien datang ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) dalam kondisi yang sangat kritis. Kemudian pasien segera dirujuk ke ruang ICU untuk mendapatkan perawatan intensif," ungkap EL. 

Beberapa jam kemudian, lanjutnya, pasien mengalami penurunan kesadaran yang signifikan yakni gelombang jantung pada monitor menunjukkan tidak adanya tanda-tanda kehidupan.

Kemudian, pihaknya meminta izin kepada keluarga pasien untuk melakukan tindakan Resusitasi Jantung Paru (RJP), namun permintaan perawat ditolak. 

Pihaknya lalu meminta keluarga pasien untuk berdoa agar anggota keluarganya bisa sadar, namun sayang pasien tersebut meninggal. 

"Selang beberapa waktu saya minta izin kepada keluarga untuk melepas alat medis yang masih melekat pada tubuh pasien, anaknya pegang tangan saya, sambil bertanya siapa tadi yang larang makan, dia langsung pukul saya," ujar korban.

Dokter yang menangani pasien memang meminta agar berpuasa karena mengalami gagal pernapasan. Hal itu diungkapkan Direktur RSUD Kendari, dr Sukirman.

Sebab menurut dr Sukirman, saat masuk ke rumah sakit, kondisi pasien memang dalam keadaan kritis akibat gagal pernapasan. 

"Imbauannya dokter seperti itu, untuk puasa dulu tapi keluarga pasien tidak mengindahkan," jelasnya.

Tidak lama kemudian, pasien kembali kritis dan dibawa ruangan ICU dan tak lama kemudian pasien dinyatakan meninggal dunia.

Mengetahui kematian anggota keluarganya, tambah Direktur RSUD Kendari, akhirnya memicu emosi keluarga pasien sehingga melakukan penganiayaan kepada perawat. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

SDN 52 Buton Terendam Banjir, Pagar Sekolah Terpaksa Dijebol

SDN 52 Buton Terendam Banjir, Pagar Sekolah Terpaksa Dijebol

Regional
Tantang Mahyeldi di Pilkada Sumbar, Bupati Solok Daftar ke Nasdem

Tantang Mahyeldi di Pilkada Sumbar, Bupati Solok Daftar ke Nasdem

Regional
Kemeriahan BBI BBWI dan Lancang Kuning Carnival di Riau, dari 10.000 Penari hingga Ratusan UMKM dan Ekonomi Kreatif

Kemeriahan BBI BBWI dan Lancang Kuning Carnival di Riau, dari 10.000 Penari hingga Ratusan UMKM dan Ekonomi Kreatif

Regional
Bersengketa di MK, Penetapan Kursi DPRD Bangka Belitung Tertunda

Bersengketa di MK, Penetapan Kursi DPRD Bangka Belitung Tertunda

Regional
Banjir Luwu, Korban Meninggal Jadi 10 Orang, 2 Masih Dicari

Banjir Luwu, Korban Meninggal Jadi 10 Orang, 2 Masih Dicari

Regional
Capaian Keuangan Sumsel, Nilai Ekspor 503,09 Juta Dollar AS hingga NTUP Naik 1,5 Persen 

Capaian Keuangan Sumsel, Nilai Ekspor 503,09 Juta Dollar AS hingga NTUP Naik 1,5 Persen 

Regional
Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Regional
Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Regional
Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Regional
Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat dalam Tiga Hari Terakhir, Status Siaga

Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat dalam Tiga Hari Terakhir, Status Siaga

Regional
3 Tahun Bersembunyi Usai Membakar Rumah dan Sepeda Motor, 7 Pria di NTT Serahkan Diri ke Polisi

3 Tahun Bersembunyi Usai Membakar Rumah dan Sepeda Motor, 7 Pria di NTT Serahkan Diri ke Polisi

Regional
Jaksa Beberkan Dugaan Korupsi Kades Wailebe NTT yang Ditetapkan Jadi Tersangka

Jaksa Beberkan Dugaan Korupsi Kades Wailebe NTT yang Ditetapkan Jadi Tersangka

Regional
Perkembangan Situasi di Intan Jaya, TNI-Polri Berhasil Evakuasi Jenazah Warga yang Ditembak KKB

Perkembangan Situasi di Intan Jaya, TNI-Polri Berhasil Evakuasi Jenazah Warga yang Ditembak KKB

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Regional
Antisipasi Meroketnya Harga Pangan, Alokasi Pupuk Ditambah 9,55 Juta Ton

Antisipasi Meroketnya Harga Pangan, Alokasi Pupuk Ditambah 9,55 Juta Ton

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com