FLORES TIMUR, KOMPAS.com – Pemerintah Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) menyatakan bahwa tidak ada penambahan kasus rabies selama 2023.
Sementara pada 2022 tercatat ada sembilan kasus gigitan.
“Tahun ini kita sudah lebih aman dan terkendali. Tahun lalu itu ada sembilan kasus gigitan, tapi semuanya langsung ditangani dengan segera,” ujar Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Flores Timur, Sebastianus Sina Kleden dalam keterangannya, Jumat (26/5/2023).
Baca juga: 6 dari 8 Sampel Otak Anjing Asal Sikka Positif Rabies
Sebastianus mengungkapkan, salah satu upaya mengantisipasi penyebaran rabies melalui vaksinasi hewan penularan rabies (HPR) secara massa dan sosialisasi kepada masyarakat.
Sejak tahun lalu, lanjutnya, 70 persen dari populasi anjing di wilayah itu telah disuntik vaksin anti rabies (VAR).
“Populasi anjing di Flores Timur kurang lebih 26 ribu. Kita sudah lakukan vaksin massal sejak tahun lalu dan mencapai di atas 70 persen. Jadi memang vaksinasi serta sosialisasi merupakan salah cara yang cukup ampuh mencegah rabies,” ujarnya.
Kendati demikian, Sebastianus meminta petugas kesehatan hewan tetap siaga. Sebab rabies bisa mengancam kapan saja.
Menurutnya, risiko kematian bisa diatasi asalkan setiap kasus gigitan direspons sebagai potensi rabies. Oleh sebab itu semua pemilik hewan diharapkan kooperatif ketika didatangi petugas.
Baca juga: Sikka KLB Rabies tetapi Vaksin HPR Menipis, Pemkab Minta Bantuan Flores Timur
Ia juga menambahkan stok VAR masih cukup tersedia untuk melakukan penanganan rabies selama 2023.
“5.000 dosis VAR masih tersimpan dalam gudang. Pengadaan stoknya sejak tahun lalu untuk penanganan tahun ini. Kita juga sudah bantu 1000 dosis ke saudara-saudara kita di Sikka," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.