Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bantah Harga Tiket Candi Borobudur Turun, Pengelola Tegaskan Tak Ada Perubahan Tarif

Kompas.com - 04/05/2023, 15:06 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

MAGELANG, KOMPAS.com - General Manager Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur Magelang, Jawa Tengah, Jamaludin Mawardi menegaskan bahwa tiket masuk ke Taman Wisata Candi Borobudur tetap berlaku normal.

Tarifnya adalah Rp 50.000 per orang untuk wisatawan nusantara (wisnus) dan 25 dollar AS atau sekitar Rp 367.000 per orang untuk wisatawan mancanegara (wisman). 

Penegasan ini disampaikan menyusul adanya informasi tarif masuk kawasan Candi Borobudur sebesar Rp 4.000-Rp 15.000 per orang. Tarif tersebut berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 42 Tahun 2023 tentang Tarif Badan Layanan Umum (BLU) Badan Pelaksana Otorita Borobudur pada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. 

Baca juga: Harga Tiket Candi Borobudur Terbaru 2023 dan Cara Beli Tiket Online

"Untuk tiket yang masuk ke Candi Borobudur ini masih sama menggunakan tiket yang existing ada dua. Yang sampai di halaman Candi Borobudur masih Rp 50.000 per orang untuk yang wisatawan domestik, dan 25 dollar AS untuk wisatawan mancanegara," tandas Jamal, ditemui di kantornya, Kamis (4/5/2023). 

Sedangkan tiket untuk naik ke struktur Candi Borobudur, wisatawan dikenakan biaya tambahan Rp 100.000 per orang. Tambahan tarif itu sebagai pengganti sandal upanat, pemandu wisata, gelang, sistem, dan sebagainya. Untuk wisman juga masih sama, yakni sekitar Rp 500.000 per orang.

Jamal menyatakan, tarif yang dimaksud pada Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 42 Tahun 2023 adalah tarif untuk kawasan otoritatif Badan Otorita Borobudur (BOB) yang wilayahnya tidak termasuk Taman Wisata Candi Borobudur. 

"Terkait dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 42 Tahun 2023 ya, yang sudah beredar di media itu sebenarnya itu sudah jelas. Bahwasanya itu berlaku untuk kawasan otoritatif Badan Otorita Borobudur. Di mana, wilayahnya areanya itu sebenarnya bukan di Taman Wisata Candi Borobudur. Itu ada di kalau yang disebutnya Borobudur Highland yang di Purworejo," terang Jamal. 

Lalu, terkait dengan BLU Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang menggunakan nama Borobudur, dia mengatakan tak terkait langsung dengan Taman Wisata Candi Borobudur.

Baca juga: Libur Lebaran 2023, Wisatawan Boleh Naik Struktur Candi Borobudur Meski Masih Dalam Kajian

"Di situ disebutkan BLU Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, nah BLU-nya yang di Badan Otorita Borobudur itu. Memang itu menggunakan nama Borobudur, tetapi itu tidak terkait langsung dengan Taman Wisata Candi Borobudur," lanjut Jamal.

Dia mengatakan, sejauh ini kabar yang beredar terkait tarif belum memberikan dampak langsung pada tingkat kunjungan ke Taman Wisata Candi Borobudur. 

"Kalau dampak langsung ya kita belum melihatnya karena baru kemarin beredar. Bagi kita sebenarnya posisi nya adalah clear ya bahwa itu tidak diberlakukan di Taman Wisata Candi Borobudur. Tugas kami adalah mengklarifikasi, menjelaskan secara detail dari peraturan itu sebenarnya pemberlakuannya di mana," ucap Jamal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

KLB Diare di Pesisir Selatan Sumbar, Ada 150 Kasus dan 4 Orang Meninggal

KLB Diare di Pesisir Selatan Sumbar, Ada 150 Kasus dan 4 Orang Meninggal

Regional
Guru Honorer di Maluku Dipecat Setelah 11 Tahun Mengabdi, Pihak Sekolah Berikan Penjelasan

Guru Honorer di Maluku Dipecat Setelah 11 Tahun Mengabdi, Pihak Sekolah Berikan Penjelasan

Regional
Pikap Pelat Merah Angkut Ribuan Liter Miras di Gorontalo

Pikap Pelat Merah Angkut Ribuan Liter Miras di Gorontalo

Regional
Pengantin Wanita Tak Datang di Pernikahan, Pria di Lamongan Rugi Rp 24 Juta, Kenal di Medsos

Pengantin Wanita Tak Datang di Pernikahan, Pria di Lamongan Rugi Rp 24 Juta, Kenal di Medsos

Regional
Sempat Tertutup Longsor, Jalur Ende-Wolotopo NTT Sudah Bisa Dilalui Kendaraan

Sempat Tertutup Longsor, Jalur Ende-Wolotopo NTT Sudah Bisa Dilalui Kendaraan

Regional
Kronologi Pembunuhan Wanita PSK di Kuta Bali, Korban Ditikam dan Dimasukkan dalam Koper

Kronologi Pembunuhan Wanita PSK di Kuta Bali, Korban Ditikam dan Dimasukkan dalam Koper

Regional
7 Bacalon Bupati dan Wakil Bupati Daftar di PDI-P untuk Pilkada Pemalang

7 Bacalon Bupati dan Wakil Bupati Daftar di PDI-P untuk Pilkada Pemalang

Regional
Kades Terdakwa Kasus Pemerkosaan di Mamuju Divonis Bebas, Kejari Ajukan Kasasi

Kades Terdakwa Kasus Pemerkosaan di Mamuju Divonis Bebas, Kejari Ajukan Kasasi

Regional
Kakak Angkat di Ambon Bantah Telantarkan Adik di Indekos

Kakak Angkat di Ambon Bantah Telantarkan Adik di Indekos

Regional
7 Pria Perkosa Anak di Bawah Umur di Bangka, 5 Pelaku Masih Buron

7 Pria Perkosa Anak di Bawah Umur di Bangka, 5 Pelaku Masih Buron

Regional
Ibu dan Anak di Ende Tertimpa Material Longsor, 1 Tewas

Ibu dan Anak di Ende Tertimpa Material Longsor, 1 Tewas

Regional
Diduga Dipukuli Anak Kandung Pakai Kursi, Ibu di Palembang: Lama-lama Saya Bisa Mati karena Dia

Diduga Dipukuli Anak Kandung Pakai Kursi, Ibu di Palembang: Lama-lama Saya Bisa Mati karena Dia

Regional
Marliah Kaget Tiba-tiba Jadi WNA Malaysia, Padahal Tak Pernah ke Luar Negeri

Marliah Kaget Tiba-tiba Jadi WNA Malaysia, Padahal Tak Pernah ke Luar Negeri

Regional
Marliah Kaget Tiba-tiba Jadi WNA Malaysia, Padahal Tak Pernah ke Luar Negeri

Marliah Kaget Tiba-tiba Jadi WNA Malaysia, Padahal Tak Pernah ke Luar Negeri

Regional
Sebelum Mutilasi Istrinya, Tarsum Sempat Titipkan Anak dan Ingin Merantau ke Kalimantan

Sebelum Mutilasi Istrinya, Tarsum Sempat Titipkan Anak dan Ingin Merantau ke Kalimantan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com