Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Temuan KNKT Kecelakaan Karambol di Tol Semarang-Solo yang Tewaskan 8 Orang: Truk 70 Ton Melaju dengan Gigi Tinggi

Kompas.com - 19/04/2023, 13:32 WIB
Labib Zamani,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

BOYOLALI, KOMPAS.com - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyampaikan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan terkait kecelakaan lalu lintas beruntun di Jalan Tol Semarang-Solo di KM 487+600 atau persis di timur rest area KM 487 Boyolali, Jawa Tengah.

Kecelakaan lalu lintas mengakibatkan delapan korban tewas terjadi pada Jumat (14/4/2023) pukul 04.00 WIB.

Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Lalu Lintas Angkutan Jalan KNKT, Wildan mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan ditemukan tachometer terlihat jarumnya bergerak dari zona hijau sedikit ke zona putih.

Baca juga: 4 Bulan Pertama 2023, Korban Tewas Tol Semarang-Solo Ruas Boyolali 16 Orang

Pengemudi truk besi yang diduga menjadi penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas beruntun saat melajukan kendaraannya menggunakan gigi tinggi.

"Jadi di tachometer itu ada tiga zona, hijau, putih dan merah. Zona hijau untuk power maksimal, kemudian putih maksimal dan merah itu bahaya. Si kendaraan ini berhenti di dekatnya zona hijau," katanya kepada wartawan di Boyolali, Jawa Tengah, Rabu (19/4/2023).

"Karena kendaraan ini menggunakan Hino PS 320 di mana ada delapan gigi percepatan dan satu gigi setengah. Sehingga di sini bisa kami pastikan dengan posisi mendekati gigi hijau maka si pengemudi pada saat mengemudi menggunakan gigi kelinci. Posisinya dari tachometer menunjukkan gigi kelinci jadi antara 5 sampai 8. Sementara dari transmisi kita lihat rasionya sama 1:1 berarti juga di gigi tinggi. Antara gigi 7 dan 8. Nah kepastian ini belum kita dapatkan lagi kita minta dari Hino," sambung dia.

Menurutnya, dari analisis tachometer sama posisi rasio pengemudi truk besi menggunakan transmisi antara gigi 7 dan 8. Sementara truk mengangkut besi dengan berat sekitar 50 ton.

"Pastinya berapa kita menunggu. Karena ini penting ketika kita mengetahui berapa pengemudi menggunakan gigi. Maka di situ akan tampak risiko tidak pengemudi ini karena muatannya cukup berat 50 ton. Berarti kalau dengan kendaraannya dengan tractor head trailernya ya sekitar 70 ton. Dengan berat 70 ton meluncur dari ketinggian Salatiga tadi kemudian pakai gigi 7 atau 8 maka gaya dorongnya akan besar. Sehingga dia akan dipaksa mengerem berkali-kali," jelas dia.

Dikatakan dia, ketika pengemudi mengerem berkali-kali maka dapat mengakibatkan dua kemungkinan terjadi. Pertama kampas mengalami panas dan kedua angin tekor.

Baca juga: 6 Saksi Diperiksa, Belum Ada Tersangka Kecelakaan Maut yang Tewaskan 8 Orang di Tol Semarang-Solo

"Ketika mengerem berkali-kali risikonya hanya ada dua. Satu kampasnya panas. Dua anginnya tekor. Ketika anginnya tekor tidak bisa mengerem," ungkapnya.

Namun demikian, katanya masih akan dikaji lagi hasil temuan tersebut.

"Ini perlu kita kaji lebih dalam. Dan kita belum punya faktual yang lebih dalam. Baik KNKT maupun kepolisian akan mengkaji lebih dalam dan karena pengemudinya saat ini masih koma. Belum bisa kita tanya lebih jauh," jelas dia.

Sebelumnya diberitakan, Kasat Lantas Polres Boyolali AKP M Herdi Pratama mengatakan kecelakaan lalu lintas beruntun di Tol Semarang-Solo terjadi pada Jumat (14/4/2023) pukul 04.00 WIB.

Baca juga: 11 Orang Tewas Dalam Dua Hari di Jalur Black Link Tol Semarang-Solo

Kecelakaan tersebut melibatkan delapan kendaraan yang terdiri dari tujuh kendaraan trailer dan satu mobil ELF.

Bermula truk trailer pengangkut besi berjalan dari arah barat menuju ke timur. Ada beberapa dugaan penyebab truk tersebut menabrak kendaraan lain yang terparkir di rest area. Pertama, sopir truk mengantuk. Kedua diduga rem bermasalah atau blong.

"Yang ketiga dugaan kami adanya overload sehingga menyebabkan fungsi pengereman tidak maksimal," kata Herdi di Boyolali, Jawa Tengah, Jumat.

Truk trailer pengangkut besi itu menabrak mobil ELF yang sedang berjalan di depannya. Setelah itu, truk juga menabrak enam kendaraan lain di bahu jalan yang sedang parkir. Sehingga terjadilan kecelakaan lalu lintas beruntun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Masa Jabatan Habis, Anggota DPRD Ini Kembalikan Baju Dinas ke Rakyat

Masa Jabatan Habis, Anggota DPRD Ini Kembalikan Baju Dinas ke Rakyat

Regional
Aparat Telusuri Kabar Pria Bersenjata Api Merambah Hutan di Aceh Timur

Aparat Telusuri Kabar Pria Bersenjata Api Merambah Hutan di Aceh Timur

Regional
Pekanbaru Raih Juara Umum di MTQ ke-42 Provinsi Riau

Pekanbaru Raih Juara Umum di MTQ ke-42 Provinsi Riau

Regional
Istri Brigadir RAT Tak Percaya Suaminya Bunuh Diri, Lebaran Tak Pulang, Sudah 2 Tahun Kawal Pengusaha di Jakarta

Istri Brigadir RAT Tak Percaya Suaminya Bunuh Diri, Lebaran Tak Pulang, Sudah 2 Tahun Kawal Pengusaha di Jakarta

Regional
Sempat Bantah Aniaya Siswanya hingga Tewas, Kepsek di Nias Selatan Kini Jadi Tersangka

Sempat Bantah Aniaya Siswanya hingga Tewas, Kepsek di Nias Selatan Kini Jadi Tersangka

Regional
Tak Dibelikan Motor, Anak Tega Aniaya Ibu Kandung di Aceh Tengah hingga Babak Belur

Tak Dibelikan Motor, Anak Tega Aniaya Ibu Kandung di Aceh Tengah hingga Babak Belur

Regional
4 Hari Hilang Loncat dari Kapal, Warga Serang Belum Ditemukan

4 Hari Hilang Loncat dari Kapal, Warga Serang Belum Ditemukan

Regional
Kasus PMK Kembali Ditemukan di Boyolali, 41 Sapi Terjangkit

Kasus PMK Kembali Ditemukan di Boyolali, 41 Sapi Terjangkit

Regional
Aksi 'Koboi' Tewaskan Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto, Keluarga Korban: Usut Tuntas

Aksi "Koboi" Tewaskan Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto, Keluarga Korban: Usut Tuntas

Regional
Perjuangan Slaman Selama 38 Tahun Ubah Lahan Bakau Kritis di Pesisir Madura jadi Ekowisata

Perjuangan Slaman Selama 38 Tahun Ubah Lahan Bakau Kritis di Pesisir Madura jadi Ekowisata

Regional
Polisi Tangani Kasus Belatung di Nasi Kotak RM Padang di Ambon

Polisi Tangani Kasus Belatung di Nasi Kotak RM Padang di Ambon

Regional
Lampaui Rerata Nasional, Kalteng Sukses Turunkan Prevalensi Stunting hingga 3,4 Persen

Lampaui Rerata Nasional, Kalteng Sukses Turunkan Prevalensi Stunting hingga 3,4 Persen

Regional
Penjaring Ikan di Cilacap Hilang Terbawa Arus Sungai Serayu

Penjaring Ikan di Cilacap Hilang Terbawa Arus Sungai Serayu

Regional
Ditangkap, Pengumpul 1,2 Ton Pasir Timah Ilegal di Bangka Belitung

Ditangkap, Pengumpul 1,2 Ton Pasir Timah Ilegal di Bangka Belitung

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com