Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Remaja di Medan Beli Motor dengan Uang Mainan, Korban Kesal lalu Melapor Polisi

Kompas.com - 31/03/2023, 12:06 WIB
Dewantoro,
Reni Susanti

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Seorang pelajar berinisial MZ nekat membeli sepeda motor dengan uang mainan.

Merasa kesal, korban pun melaporkan MZ ke Polsek Labuhanruku. Kepada polisi MZ mengaku hanya main-main. 

Dikonfirmasi melalui telepon pada Jumat (31/3/2023) pagi, Kapolsek Labuhanruku, AKP Fery Kusnadi mengatakan, peristiwa terjadi pada Selasa (28/3/2023) malam di depan sebuah hotel di Jalan Lintas Sumatra, Perkebunan Sei Balai, Kecamatan Sei Balai, Kabupaten Batu Bara. 

Baca juga: Penukaran Uang Baru di Alun-alun Purwokerto Disambut Antusias, Warga: Seperti Uang Mainan

"Namanya kepingin, dia beli kereta (sepeda motor) jadi dia beli pake uang mainan. Uang mainan itu kan ukurannya beda, semua beda. Udah itu ada tulisannya uang mainan. Tapi gak sempat terjadi. Hanya kasih uang mainan itu. Dibilang yang punya kereta, kau macam betul aja, uang mainan pula kau kasih," kata Fery.

Kejadian bermula saat MZ melihat sepeda motor dijual di marketplace. MZ menghubungi si penjual dan janjian untuk bertemu di lokasi.

Baca juga: Kakek yang Videonya Viral Rekayasa Dibayar Mandornya Pakai Uang Mainan Minta Maaf

 

Saat itu, si penjual sepeda motor bernama bernama Tri Endi ragu. Ia kemudian meminta MZ menunjukkan uangnya.

Betapa kagetnya si pemilik sepeda motor setelah melihat uang segepok yang diserahkan MZ. 

"Jadi aneh dan lucu juga. Aku hanya main-main aja, Pak, katanya. Di marketplace itu kan ada jual kereta, diteleponnya lah, jual berapa jumpa yok, jumpa lah mereka, dikasih lah uang ini. Kau main-main ya atau apa. Kan uang mainan. Kalo mau abang, tukar uang ini gak apa-apa," katanya. 

Mendengar jawaban itu, si penjual sepeda motor melaporkannya ke Polsek Labuhanruku.

Pada hari yang sama, personel menindaklanjuti laporan itu dan membawa MZ ke Mapolsek Labuhanruku. Di hari yang sama pula perkara diselesaikan.

Orangtua MZ juga datang dan dimediasi oleh bagian Penelitian Masyarakat (Litmas). 

Dari mediasi itu, kedua belah pihak sepakat dan tidak keberatan. Korban akhirnya mencabut laporan karena perbuatan melanggar hukumnya masih tipis dan belum sempat terjadi transaksi. Belum ada penyerahan sepeda motor juga.

Fery menegaskan, MZ mengetahui bahwa uang yang dipakainya untuk membeli sepeda motor adalah mainan. 

"Dia ya tau lah (itu uang mainan). Kepengen dia punya kereta. Itu lah motif tujuannya. Cemana mau dikasih, kasih, kalo nggak ya nggak, gitu katanya. Dia beli uang mainan itu di online," katanya. 

Ia mengaku sudah mendatangi rumah MZ. Di sana ia menemukan segepok uang mainan itu disimpan di bawah tempat tidurnya.

Uang mainan itu, sekilas gambarnya sama. Namun ukurannya lebih kecil dan kertasnya lebih tipis. Selain itu, pada kertas yang menyerupai uang itu,  terdapat tulisan uang mainan. 

"Kecuali uang palsu, dicetak segala macam. Ini ada tulisan uang mainan. Motif lain gak ada. Cuman ya, bersentuhan dengan hukum. Udah kita amankan uang mainan itu. Orangnya dijamin orangtuanya," tutup dia.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto Tewas Ditembak Pengunjung, Korban Terluka di Dada

Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto Tewas Ditembak Pengunjung, Korban Terluka di Dada

Regional
Masa Jabatan Habis, Anggota DPRD Ini Kembalikan Baju Dinas ke Rakyat

Masa Jabatan Habis, Anggota DPRD Ini Kembalikan Baju Dinas ke Rakyat

Regional
Aparat Telusuri Kabar Pria Bersenjata Api Merambah Hutan di Aceh Timur

Aparat Telusuri Kabar Pria Bersenjata Api Merambah Hutan di Aceh Timur

Regional
Pekanbaru Raih Juara Umum di MTQ ke-42 Provinsi Riau

Pekanbaru Raih Juara Umum di MTQ ke-42 Provinsi Riau

Regional
Istri Brigadir RAT Tak Percaya Suaminya Bunuh Diri, Lebaran Tak Pulang, Sudah 2 Tahun Kawal Pengusaha di Jakarta

Istri Brigadir RAT Tak Percaya Suaminya Bunuh Diri, Lebaran Tak Pulang, Sudah 2 Tahun Kawal Pengusaha di Jakarta

Regional
Sempat Bantah Aniaya Siswanya hingga Tewas, Kepsek di Nias Selatan Kini Jadi Tersangka

Sempat Bantah Aniaya Siswanya hingga Tewas, Kepsek di Nias Selatan Kini Jadi Tersangka

Regional
Tak Dibelikan Motor, Anak Tega Aniaya Ibu Kandung di Aceh Tengah hingga Babak Belur

Tak Dibelikan Motor, Anak Tega Aniaya Ibu Kandung di Aceh Tengah hingga Babak Belur

Regional
4 Hari Hilang Loncat dari Kapal, Warga Serang Belum Ditemukan

4 Hari Hilang Loncat dari Kapal, Warga Serang Belum Ditemukan

Regional
Kasus PMK Kembali Ditemukan di Boyolali, 41 Sapi Terjangkit

Kasus PMK Kembali Ditemukan di Boyolali, 41 Sapi Terjangkit

Regional
Aksi 'Koboi' Tewaskan Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto, Keluarga Korban: Usut Tuntas

Aksi "Koboi" Tewaskan Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto, Keluarga Korban: Usut Tuntas

Regional
Perjuangan Slaman Selama 38 Tahun Ubah Lahan Bakau Kritis di Pesisir Madura jadi Ekowisata

Perjuangan Slaman Selama 38 Tahun Ubah Lahan Bakau Kritis di Pesisir Madura jadi Ekowisata

Regional
Polisi Tangani Kasus Belatung di Nasi Kotak RM Padang di Ambon

Polisi Tangani Kasus Belatung di Nasi Kotak RM Padang di Ambon

Regional
Lampaui Rerata Nasional, Kalteng Sukses Turunkan Prevalensi Stunting hingga 3,4 Persen

Lampaui Rerata Nasional, Kalteng Sukses Turunkan Prevalensi Stunting hingga 3,4 Persen

Regional
Penjaring Ikan di Cilacap Hilang Terbawa Arus Sungai Serayu

Penjaring Ikan di Cilacap Hilang Terbawa Arus Sungai Serayu

Regional
Ditangkap, Pengumpul 1,2 Ton Pasir Timah Ilegal di Bangka Belitung

Ditangkap, Pengumpul 1,2 Ton Pasir Timah Ilegal di Bangka Belitung

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com