Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rentetan Kasus Mutilasi di Sleman, Tangerang hingga Bekasi, Mengapa Pelaku Begitu Sadis?

Kompas.com - 23/03/2023, 11:41 WIB
Rachmawati

Editor

Polisi mengatakan MEL membunuh korban A pada Juni 2019.

Baca juga: Sosok Mayat Dalam Koper di Bogor Terungkap, Pelaku Mutilasi Berhasil Ditangkap

Satu bulan kemudian, pelaku lalu membeli gergaji listrik memutilasi jasad A menjadi tujuh bagian yang dimasukan ke dalam dua kontainer dan satu kantong plastik hitam.

Polisi menyebut kejahatan yang dilakukan MEL bertujuan untuk menguasai harta korban sebesar Rp1,1 miliar, dari apartemen hingga isi tabungan. Selain itu, motif pembunuhan juga disebut karena pelaku menolak ajakan korban untuk menikah.

Selain kasus di atas, rentetan kasus pembunuhan yang disertai mutilasi juga terjadi, seperti pembunuhan di Apartemen Kalibata City tahun 2020, lalu pembunuhan seorang PNS di Bandung tahun 2019, dan peristiwa lainnya.

Kriminolog dari Universitas Indonesia, Yoyo Tri Hendiarto menjelaskan, kasus pembunuhan disertai mutilasi tidak dapat dihentikan dan akan mungkin terus terjadi.

“Satu kasus mutilasi akan berbeda dengan kasus lain. Mungkin beberapa bulan akan ada lagi dengan kekhasan masing-masing. Jadi tidak dapat dihentikan dan tidak pernah hilang karena bagian dari perjalanan kehidupan manusia,” kata Yogo.

Baca juga: Warga Penasaran Benda Mencurigakan Tersangkut Kayu di Sungai, Dibiarkan 4 Jam, Ternyata Potongan Kaki Korban Mutilasi

Mengapa melakukan mutilasi?

Yogo menjelaskan pembunuhan yang diikuti mutilasi umumnya bukan suatu proses yang bersifat spontan, melainkan didahului oleh proses interaksi antara kedua pihak, baik terkait hubungan asmara, finansial, sakit hati dan beragam faktor lainnya.

“Siapapun, dari status ekonomi apapun, dari kelas bawah hingga atas bisa melakukan kejahatan ini. Berdasarkan riset, pembunuhan terjadi umumnya karena dipicu kekerasan secara verbal yang merendahkan dan melukai harga diri orang lain. Jadi hati-hati dengan mulut.”

“Sehingga membuat pelaku mengambil respon cepat di luar bawah sadar, melakukan tindakan di luar akal logika seperti membunuh korban,” kata Yogo.

Baca juga: Kaki Kanan Ditemukan Dimakan Biawak di Tangerang, Diduga Bagian Tubuh Korban Mutilasi Dalam Koper

Ketika pembunuhan telah terjadi, kata Yogo, tindakan selanjutnya yang dilakukan pelaku adalah menghilangkan barang bukti dengan cara yang beragam, mulai dari mengubur korban, hingga melakukan mutilasi.

“Jadi alasan utama dari mutilasi adalah untuk menghilangkan jejak. Tubuh dipotong sehingga mudah dibawa, mudah dipindahkan, dan sulit diidentifikasi. Agar tidak ditangkap polisi, salah satu pilihan rasional para pelaku adalah dengan melakukan mutilasi,” kata Yogo.

Mengapa pelaku bisa sesadis itu?

Pelaku mutilasi Imam Sobari memeragakan adegan pembunuhan yang dilakukannya.KOMPAS.com/Dian Ade Permana Pelaku mutilasi Imam Sobari memeragakan adegan pembunuhan yang dilakukannya.
Lalu mengapa pelaku berani memotong tubuh manusia? Yogo mengatakan, karena pelaku berada di bawah tekanan di tengah kondisi yang tidak normal.

“Kalau normal, tidak stres, tidak akan berani. Potong kambing saja ngeri, apalagi manusia. Tapi mengapa pelaku bisa sesadis itu? Ini karena tekanan psikologis yang mengutamakan egonya, yaitu tidak tertangkap,” kata Yogo.

Senada, kriminolog dari Universitas Indonesia, Josias Simon mengatakan, praktik mutilasi saat ini tidak terbatas pada faktor kelainan kejiwaan yang dimiliki pelaku.

“Dulu, orang melakukan mutilasi karena ada hal-hal terkait dengan kelainan kejiwaan, tapi situasi saat ini terjadi perubahan," kata Josias.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bandara Sam Ratulangi Kembali Dibuka, 25 Pesawat Dijadwalkan Terbang Hari Ini

Bandara Sam Ratulangi Kembali Dibuka, 25 Pesawat Dijadwalkan Terbang Hari Ini

Regional
Tertimpa Tembok Roboh, Kakak Beradik di Ende Tewas

Tertimpa Tembok Roboh, Kakak Beradik di Ende Tewas

Regional
Hadir dengan Tema Niscala, Semarang Night Carnival 2024 Tampilkan 4 Unsur Budaya

Hadir dengan Tema Niscala, Semarang Night Carnival 2024 Tampilkan 4 Unsur Budaya

Regional
Meriahnya 'Semarang Night Carnival', Pamerkan Empat Unsur Budaya di Kota Lumpia

Meriahnya "Semarang Night Carnival", Pamerkan Empat Unsur Budaya di Kota Lumpia

Regional
Pengakuan Ibu Potong Tangan Anaknya di Kupang, Merasa Kerasukan Lalu Ambil Pisau

Pengakuan Ibu Potong Tangan Anaknya di Kupang, Merasa Kerasukan Lalu Ambil Pisau

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang Berawan

Regional
Setelah Nasdem, Bupati Solok Daftar ke Demokrat untuk Maju di Pilgub Sumbar

Setelah Nasdem, Bupati Solok Daftar ke Demokrat untuk Maju di Pilgub Sumbar

Regional
Anak Disabilitas di Ambon Ditemukan Kurus Penuh Air Kencing, Diduga Ditelantarkan Kakak Angkat

Anak Disabilitas di Ambon Ditemukan Kurus Penuh Air Kencing, Diduga Ditelantarkan Kakak Angkat

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
6 Kali Terpilih Jadi Anggota DPRD, The Hok Hiong: Pemilu 2024 yang Terakhir

6 Kali Terpilih Jadi Anggota DPRD, The Hok Hiong: Pemilu 2024 yang Terakhir

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Regional
PKS dan Golkar Kuasai Kursi DPRD Kabupaten Sumbawa 

PKS dan Golkar Kuasai Kursi DPRD Kabupaten Sumbawa 

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com