Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rentetan Kasus Mutilasi di Sleman, Tangerang hingga Bekasi, Mengapa Pelaku Begitu Sadis?

Kompas.com - 23/03/2023, 11:41 WIB
Rachmawati

Editor

“Bahkan orang-orang normal melakukan hal itu dalam situasi yang sangat situasional, seperti emosional, gelap mata, putus asa, bahkan dilakukan oleh orang normal yang tidak ada cap apapun terkait kejiawaan dan masalah fisik lain. Jadi ada situasi tertentu membuat orang melakukan hal itu,” tambahnya.

Baca juga: Potongan Tubuh Korban Mutilasi Koper Merah Ditemukan, Polisi: Ditemukan Satu

Josias menambahkan, maraknya praktik mutilasi tidak lepas dari perkembangan dunia digital saat ini yang memberikan banyak informasi tentang model-model kejahatan.

“Model-model ini kemudian di-copying atau dijadikan contoh oleh beberapa orang untuk menyelesaikan suatu masalah,” ujarnya.

Lebih lanjut Josias menjelaskan, mutilasi dilakukan secara sadar oleh pelaku setelah memperhitungkan kondisi yang terjadi, seperti menyiapkan alat dan transportasi untuk menghilangkan barang bukti.

“Umumnya mutilasi itu karena dia tahu konsekuensi hukumnya dan kemudian mencari cara sendiri untuk menghilangkan bukti dengan mutilasi,” ujar Josias.

Baca juga: Titik Terang Kasus Mayat Dalam Koper Korban Mutilasi di Bogor, Pelaku Ditangkap di Yogyakarta

"Tidak mampu memahami dan mengendalikan diri"

Dari sisi sosiologi kriminal, seseorang melakukan pembunuhan hingga melakukan mutasi disebut karena pelaku tidak mampu memahami dan mengendalikan dirinya.

“Untuk kasus pembunuhan dan mutilasi, pasti ada kendala dalam hidup pelaku, apakah kasus pribadi atau lainnya. Dan pelaku tidak mampu mengendalikan diri sehingga mengambil jalan pintas dengan membunuh. Lalu takut terjerat hukum maka melakukan mutilasi,” kata sosiolog kriminalitas yang telah purnatugas dari Universitas Gadjah Mada, Soeprapto.

Soeprapto mengatakan, di balik kebutuhan manusia akan ekonomi, sosial, psikologis, dan biologis, terdapat beberapa anggota masyarakat yang memiliki kecerdasan emosional yang rendah sehingga melakukan tindakan kriminal untuk memenuhi itu.

Baca juga: 5 Kasus Mutilasi Kelamin Pria yang Terjadi di Indonesia

“Sehingga ketika menghadapi tekanan hidup, dia tidak mampu mengendalikan diri atau mencari solusi bersama. Akhirnya mengambil jalan pintas dengan melakukan tindakan kriminal,” ujarnya.

Kecerdasan emosional yang rendah, tambah Soeprapto, beberapa di antaranya dipengaruhi oleh tingkat pendidikan rendah yang menyebabkan pilihan pekerjaan terbatas, tidak memiliki keterampilan sehingga kalah bersaing, hingga kemampuan berinteraksi dengan masyarakat yang terbatas.

“Masyarakat itu ada fungsi struktural fungsional yaitu saling membantu dan gotong royong. Tapi tidak semua orang punya akses ke situ karena ada beberapa yang kemampuan berinteraksi terbatas. Sehingga apa-apa dijalani sendiri, dan terpisah dari masyarakat,” kata Soeprapto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kisah Masjid Wali di Bibir Sungai Lusi yang Tak Pernah Kebanjiran

Kisah Masjid Wali di Bibir Sungai Lusi yang Tak Pernah Kebanjiran

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Regional
Beda Nasib Mahasiswa Unnes dan Udinus Saat Ikut Program Ferienjob di Jerman

Beda Nasib Mahasiswa Unnes dan Udinus Saat Ikut Program Ferienjob di Jerman

Regional
Mantap Usung Gus Yusuf Maju Pilkada Jateng, PKB Cari Partner Koalisi

Mantap Usung Gus Yusuf Maju Pilkada Jateng, PKB Cari Partner Koalisi

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Regional
Bos Madu Bunuh Mantan Anak Buahnya karena Ditagih Utang Lebih Galak

Bos Madu Bunuh Mantan Anak Buahnya karena Ditagih Utang Lebih Galak

Regional
Cari Kepiting, 3 Pemuda Penyandang Disabilitas Malah Dituduh Begal

Cari Kepiting, 3 Pemuda Penyandang Disabilitas Malah Dituduh Begal

Regional
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Nusa Tenggara Barat, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Nusa Tenggara Barat, 29 Maret 2024

Regional
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Jawa Timur, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Jawa Timur, 29 Maret 2024

Regional
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi D.i. Yogyakarta, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi D.i. Yogyakarta, 29 Maret 2024

Regional
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Bali, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Bali, 29 Maret 2024

Regional
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Kalimantan Selatan, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Kalimantan Selatan, 29 Maret 2024

Regional
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Kalimantan Tengah, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Kalimantan Tengah, 29 Maret 2024

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com