Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Densus 88 Anti Teror Polri Tangkap Lebih dari 2.000 Teroris Selama 20 Tahun Terakhir

Kompas.com - 20/03/2023, 17:36 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Khairina

Tim Redaksi

 

SEMARANG, KOMPAS.com-Detasemen Khusus 88 Anti Teror (Densus 88 AT) Polri menangkap lebih dari 2.000 narapidana teroris (napiter) selama 20 tahun terakhir.

Hal itu disampaikan Kepala Densus 88 AT Polri Irjen Pol Mathinus Hukom usai menjadi pemateri di Kuliah Umum Kebangsaan tentang "Bahaya Virus Propaganda Radikalisme Terorisme di Media Sosial" di Soegijapranata Catolic University Semarang, Senin (20/3/2023).

"Banyak sekali (napiter yang ditangani) jumlahnya enggak bisa dihitung, ada 2 ribu lebih kita tangkap dari 2002 sampai sekarang," ungkap Mathinus kepada Kompas.com.

Baca juga: Diduga Terlibat Jamaah Islamiyah, 5 Warga Sulteng Diamankan Densus 88

Menurutnya, dahulu yang dijadikan kiblat para napiter di Indonesia ialah Jamaah Islamiyah (JI) dan Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Namun dengan perkembangan teknologi, kini propaganda bergeser melalui media sosial.

"Dengan media sosial ini kita enggak tahu nih dimana mereka berada kan, kadang-kadang tempat persembunyian mereka melakukan propaganda sangat kompleks sekali," bebernya.

Baca juga: Densus 88 Tangkap Terduga Teroris di Sleman, Bupati: Perlu Penguatan Kembali tentang Toleransi

Bila membicarakan radikalisme di ruang siber, ia menilai patronnya menjadi sangat abstrak. Pasalnya orang dibalik propaganda tidak nyata. Sehingga perlu kesadaran masyarakat beretika di dunia maya.

Pihaknya menambahkan, semua platform media sosial berpotensi untuk dijadikan tempat propaganda radikalisme bagi semua umat beragama.

"Saya pikir trend baru adalah sosial media ya, kalau kita bicara tentang media sosial inikan adalah sarana komunikasi, sesuai dengan jenis-jenis platformnya," tambahnya.

Bila baginya Facebook identik merekatkan kembali hubungan pertemanan dan keluarga, Twitter menjadi tempat berbagi gagasan. Celah dan karakteristik setiap platform medsos itulah yang  biasanya dimanfaatkan untuk propaganda.

"Sepanjang media sosialnya ada ya, trend ini akan tetap ada. Tapi bagaimana kita menyikapi itu, bagaimana kita beretika dalam berkomunikasi di media sosial itu sangat penting, sebagai kunci agar kita tidak termakan oleh propaganda dan kita tidak terprovokasi melakukan propaganda di media sosial," tegasnya.

Lebih lanjut, pihaknya menilai agenda siapapun dapat ikut terlibat di dalamnya. Untuk itu, ia menegaskan kepada para mahasiswa agar turut melakukan analisa mendalam terhadap fenomena di media sosial.

Kemudian, memberikan pesan-pesan moral kepada publik, ataupun masukan kepada pemerintah dengan menerapkan etika bermedia sosial dan menciptakan ruang aman di dunia digital.

Sekda Jateng Sumarno senada soal itu. Saat membuka acara, ia mengimbau ratusan mahasiswa yang hadir agar tidak mudah terpolarisasi dan bijak dalam bermedia sosial. Apalagi ikut memperkeruh situasi di dunia maya.

"Saat ini kan fitnah itu bukan saja disebarkan dari mulutke mulut, tapi juga dari jari-jari kita saat menggunakan media sosial. Makanya jangan sampai terpolarisasi," tandasnya.

Dalam acara tersebut, hadir Rektor Unika Ferdinandus Hindiarto. Kemudian dua mantan napiter ikut menjadi pemateri dan membagikan pengalamannya kepada para mahasiswa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

8 Orang di Dompu Dilarikan ke Puskesmas Usai Digigit Anjing Diduga Rabies

8 Orang di Dompu Dilarikan ke Puskesmas Usai Digigit Anjing Diduga Rabies

Regional
Kapal Terbakar dan Terdampar di Wakatobi, Polisi: Kami Sudah Menghubungi Owner-nya

Kapal Terbakar dan Terdampar di Wakatobi, Polisi: Kami Sudah Menghubungi Owner-nya

Regional
Ini Daftar 90 Caleg DPRD Kabupaten Serang dan Cilegon Terpilih

Ini Daftar 90 Caleg DPRD Kabupaten Serang dan Cilegon Terpilih

Regional
Siswa SMP di Aceh Curi Sepeda Motor Polisi, 'Sparepart' Dibongkar lalu Dijual

Siswa SMP di Aceh Curi Sepeda Motor Polisi, "Sparepart" Dibongkar lalu Dijual

Regional
Presiden Jokowi Cek Harga Sembako Saat Kunjungi Pasar Seketeng Sumbawa

Presiden Jokowi Cek Harga Sembako Saat Kunjungi Pasar Seketeng Sumbawa

Regional
Copot Pegawai yang Terlibat Perdagangan Satwa Ilegal di Kalimantan, Bea Cukai: Ini Tidak Terkait Instansi

Copot Pegawai yang Terlibat Perdagangan Satwa Ilegal di Kalimantan, Bea Cukai: Ini Tidak Terkait Instansi

Regional
Janjikan Rp 200.000 ke Pemilih, Caleg di Dumai Divonis 8 Bulan Penjara

Janjikan Rp 200.000 ke Pemilih, Caleg di Dumai Divonis 8 Bulan Penjara

Regional
Sah! Ini Daftar Nama Anggota DPRD Kabupaten Purworejo 2024-2029

Sah! Ini Daftar Nama Anggota DPRD Kabupaten Purworejo 2024-2029

Regional
Hakim Tolak Gugatan Wanprestasi Almas Tsaqibbirru kepada Gibran

Hakim Tolak Gugatan Wanprestasi Almas Tsaqibbirru kepada Gibran

Regional
Gelora Tak Ingin PKS Gabung Koalisi Prabowo, Gibran: Keputusannya Tunggu Pak Presiden Terpilih

Gelora Tak Ingin PKS Gabung Koalisi Prabowo, Gibran: Keputusannya Tunggu Pak Presiden Terpilih

Regional
Sukseskan PON 2024, Pemprov Sumut Manfaatkan TI untuk Pendaftaran hingga Logistik

Sukseskan PON 2024, Pemprov Sumut Manfaatkan TI untuk Pendaftaran hingga Logistik

Regional
2 Caleg PDI-P Magelang Mengundurkan Diri meski Terpilih Pemilu, Siapa Mereka?

2 Caleg PDI-P Magelang Mengundurkan Diri meski Terpilih Pemilu, Siapa Mereka?

Regional
Daftar 100 Caleg DPRD Banten Terpilih Hasil Pemilu 2024

Daftar 100 Caleg DPRD Banten Terpilih Hasil Pemilu 2024

Regional
Bupati dan Wabup Daftar Pilkada Ogan Ilir 2024 di 7 Partai Politik

Bupati dan Wabup Daftar Pilkada Ogan Ilir 2024 di 7 Partai Politik

Regional
Saat Pratama Arhan Kembali Tersenyum Usai Indonesia Ditekuk Uzbekistan...

Saat Pratama Arhan Kembali Tersenyum Usai Indonesia Ditekuk Uzbekistan...

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com