Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pedagang "Durian Celeng" di Batang Sudah Dibina dan Masih Bandel, Kasatpol PP: Malu Kalau Seperti Itu Terus

Kompas.com - 07/03/2023, 19:23 WIB
Muhamad Syahrial

Editor

KOMPAS.com - Kasus penipuan 'durian celeng' masih marak di kawasan Pantura Batang, Jawa Tengah. Penipuan ini dilakukan oleh sejumlah pedagang yang menjual durian mentah atau durian busuk. 

Beberapa waktu yang lalu, video yang memperlihatkan seorang warga Sragen, Jawa Tengah, yang menjadi korban 'durian celeng' pun viral di media sosial.

Berdasarkan pantauan Tribun Jateng, di sekitar Jalan Pantura Exit Tol Batang, terdapat beberapa pedagang yang menawarkan durian. 

Para pedagang tersebut menghampiri pengendara kendaraan roda empat saat lampu merah.

Baca juga: Polisi Bongkar Tambang Ilegal di Kabupaten Batang, Dijual Rp 500.000 Satu Truk

Durian yang ditawarkan berukuran besar dan berwarna kekuningan. Harga yang ditawarkan pun relatif terjangkau, yakni Rp 150.000 untuk satu paket yang berisi tiga buah durian berukuran cukup besar.

Namun, saat diminta untuk membuka durian di tempat agar bisa langsung dicicipi, pedagang pun mengelak dan beralasan tidak membawa pisau.

Setelah dibuka, isi durian tersebut busuk dan ada juga yang masih mentah, tidak sesuai dengan tampak luarnya yang menarik.

Penjelasan Satpol PP Batang

Menurut Kepala Satpol PP Batang, M. Fathoni, dibutuhkan kerjasama dari sejumlah pihak untuk menghentikan kasus penipuan 'durian celeng' ini, mulai dari Disperindagkop hingga pemerintah desa setempat.

Baca juga: Bea Cukai Jateng DIY Amankan 4,5 Juta Batang Rokok Ilegal, Kerugian Negara Capai Rp 3,6 M

"Pedagang tersebut harus kita benahi cara berpikirnya, cara berdagangnya supaya berkah. Kita juga malu kalau seperti itu terus. Merusak citra pedagang durian Batang lainnya yang memang menjual produk bagus," kata Fathoni, diberitakan Tribun Jateng, Selasa (7/3/2023).

Pedagang sudah dibina beberapa kali

Sementara itu, Kepala Disperindagkop dan UKM Batang, Subiyanto, mengatakan bahwa pihaknya telah beberapa kali melaksanakan pembinaan kepada para pedagang tersebut.

"Kami pernah hadir kesana bersama komisi C DPRD, bahkan awal tahun lalu sudah kami bina. Ada Pak Camat juga selaku kepala wilayah dan membina langsung. Kita kumpulkan semua pedagang itu, tapi mental pedagangnya memang njelehi, Mbak," ujarnya.

Subiyanto mengatakan, pedagang durian tersebut mengaku sengaja berbelanja durian dengan kualitas yang tidak bagus. Pasalnya, banyak pembeli yang meminta durian dengan harga murah dan berukuran besar. 

Baca juga: Mayat Pria Tanpa Identitas Ditemukan Tewas Tersangkut Batang Pohon di Sungai Citanduy Cilacap

"Mereka memang kulakan duren yang BSan. Mereka ngomong jujur saat kita kasih pengarahan. Katanya kalau mereka jualan durian bagus, malah enggak laku karena pembeli pada mintanya yang murah tapi gede," jelas Subiyanto. 

Oleh sebab itu, pihaknya menyarankan masyarakat atau wisatawan yang melintas di daerah Batang untuk lebih hati-hati jika ingin membeli durian, terutama di daerah exit tol Kandeman. 

"Saran kami, kalau tidak terlalu paham soal durian dan tidak ingin dikecewakan, lebih baik beli di luar yang ada di exit tol Kandeman. Bisa ke sekitar daerah situ, seperti di pinggiran Jalan Raya Tulis. Itu di sana banyak durian yang berkualitas," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Regional
Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Regional
Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Regional
Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat dalam Tiga Hari Terakhir, Status Siaga

Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat dalam Tiga Hari Terakhir, Status Siaga

Regional
3 Tahun Bersembunyi Usai Membakar Rumah dan Sepeda Motor, 7 Pria di NTT Serahkan Diri ke Polisi

3 Tahun Bersembunyi Usai Membakar Rumah dan Sepeda Motor, 7 Pria di NTT Serahkan Diri ke Polisi

Regional
Jaksa Beberkan Dugaan Korupsi Kades Wailebe NTT yang Ditetapkan Jadi Tersangka

Jaksa Beberkan Dugaan Korupsi Kades Wailebe NTT yang Ditetapkan Jadi Tersangka

Regional
Perkembangan Situasi di Intan Jaya, TNI-Polri Berhasil Evakuasi Jenazah Warga yang Ditembak KKB

Perkembangan Situasi di Intan Jaya, TNI-Polri Berhasil Evakuasi Jenazah Warga yang Ditembak KKB

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Regional
Antisipasi Meroketnya Harga Pangan, Alokasi Pupuk Ditambah 9,55 Juta Ton

Antisipasi Meroketnya Harga Pangan, Alokasi Pupuk Ditambah 9,55 Juta Ton

Regional
KPU Sikka Tetapkan 35 Caleg Terpilih Periode 2024-2029, Ini Daftarnya

KPU Sikka Tetapkan 35 Caleg Terpilih Periode 2024-2029, Ini Daftarnya

Regional
Perempuan di Bawah Umur Diperkosa 7 Pria di Pantai, Sempat Dicekoki Miras

Perempuan di Bawah Umur Diperkosa 7 Pria di Pantai, Sempat Dicekoki Miras

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Cerita Erik 20 Tahun Jadi Relawan Tagana demi Kemanusiaan

Cerita Erik 20 Tahun Jadi Relawan Tagana demi Kemanusiaan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com