Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orang Rimba di Jambi Terserang Penyakit Ginjal

Kompas.com - 28/02/2023, 16:31 WIB
Suwandi,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

JAMBI, KOMPAS.com-Orang Rimba yang tinggal di pedalaman Jambi menderita penyakit ginjal lantaran kekurangan sumber air bersih dan kerap mengkonsumsi minuman manis dalam kemasan.

Orang yang sakit itu adalah Anik (15) dari kelompok Tumenggung Minan. Dia tinggal di perkebunan sawit warga Desa Rejosari, Kecamatan Pamenang, Kabupaten Merangin, Jambi.

"Sudah dibawa rumah sakit RS Kolonel Abundjani Bangko," kata Kepala Desa Rejosari, Yuli Widodo saat ditemui Kompas.com di kediaman Orang Rimba, Selasa (28/2/2023).

Baca juga: Upacara Bendera Orang Rimba dan Mimpi Mereka Jadi Pemimpin Pemerintahan agar Bisa Jaga Hutan

Ia mengatakan penyakit ginjal yang menyerang Orang Rimba ini tergolong baru. Biasanya mereka hanya terserang penyakit demam dan batuk-batuk.

Kondisi daya tahan tubuh Orang Rimba memang lemah, karena tinggal di sudong atau rumah beratap terpal beralas kayu di perkebunan sawit.

Kesulitan untuk mengakses hutan, membuat mereka kesulitan mendapatakan keberagaman makanan dengan nilai gizi tinggi.

"Minuman anak-anak ini  yang memang mudah ditemukan di warung-warung. Sementara mereka sulit mendapatkan air bersih," kata Yuli.

Baca juga: Kisah Juliana, Perempuan Orang Rimba Pertama yang Kuliah: Melawan Tradisi Pernikahan Dini

Program desa untuk memenuhi gizi mereka, kata Yuli, tetap ada tapi tidak bisa rutin. Program untuk mereka dari desa untuk anak-anak paling banter ada di posyandu.

"Kita kasih mereka vitamin dan makan-makanan bergizi saat ada kegiatan posyandu PKK," sebut Yuli.

 

Kebanyakan orang yang datang mengunjungi mereka membawa minuman manis instan, sehingga mereka jadi gemar dengan minuman itu. 

Namun, tanpa disadari, karena jarang minum air putih memicu penyakit ginjal.

Sumber air mereka di kebun sawit ini paling rawa-rawa dan genangan-genangan air yang ada di sekitar kebun sawit.

Baca juga: Nginap di Rumah Orang Rimba, Nadiem Makarim Dihadiahi Kaus Bertuliskan Kami Ingin Bisa Membaca dan Menulis

Kondisi air itu dianggap tidak layak, karena bisa tercampur pupuk dan pestisida.

"Kami ambil air di rawa-rawa di bawah itu. Tidak ada sumber air lagi. Ya banyak bekas pupuk atau pestisida yang masuk ke situ. Tapi kami dak punya sumher air lain lagi," kata Induk Lereh sembari makan sirih di sudong.

Ia mengatakan anak-anak memang suka minum yang dibeli di warung-warung. Sehari-hari ada minum air putih, tapi anak-anak lebih banyak mengonsumsi minuman manis kemasan.

"Ya harganya murah, mudah didapat dan anak-anak memang suka," kata Induk Lereh.

Ia mengatakan anak Perempuan Rimba yang dirawat itu biasa tidak pernah sakit.

Baca juga: Tiga Orang Rimba Lolos Seleksi Polisi, Singkirkan Ribuan Peserta Lain

Namun, dia belakangan minum obat TBC selama 1 bulan. Setelah sebulan minum obat, dia muntah. Lalu disuruh minum obat lagi.

Beberapa hari kemudian badannya bengkak-bengkak mulai dari mata kaki sampai paha.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic' di Kabinet, Gibran: Saya Tak Tahu Siapa

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic" di Kabinet, Gibran: Saya Tak Tahu Siapa

Regional
Saat Penjual Siomay di Semarang Curi 675 Celana Dalam...

Saat Penjual Siomay di Semarang Curi 675 Celana Dalam...

Regional
Eks Pejabat BUMD Cilegon Jadi Tersangka Korupsi Jalan Pelabuhan Rp 7 Miliar

Eks Pejabat BUMD Cilegon Jadi Tersangka Korupsi Jalan Pelabuhan Rp 7 Miliar

Regional
Jembatan Gantung Ngembik Magelang Dibongkar Lusa, Warga Bisa Lewat Jalur Alternatif Ini

Jembatan Gantung Ngembik Magelang Dibongkar Lusa, Warga Bisa Lewat Jalur Alternatif Ini

Regional
Anggota Geng Motor Pembacok Pelajar SMA Terancam 15 Tahun Penjara

Anggota Geng Motor Pembacok Pelajar SMA Terancam 15 Tahun Penjara

Regional
Rawan Terdampak Longsor, Warga Wolotopo Timur Ende Akan Direlokasi

Rawan Terdampak Longsor, Warga Wolotopo Timur Ende Akan Direlokasi

Regional
Soal 'Presidential Club', Gibran: Untuk Menyatukan Mantan Pemimpin

Soal "Presidential Club", Gibran: Untuk Menyatukan Mantan Pemimpin

Regional
Niatnya Berkonsultasi dengan Megawati Dinilai Tak Tepat, Gibran Buka Suara

Niatnya Berkonsultasi dengan Megawati Dinilai Tak Tepat, Gibran Buka Suara

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Senin 6 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Senin 6 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Regional
Awal Mula Perkenalan Suami di Cianjur Nikahi Istri yang Ternyata Laki-laki

Awal Mula Perkenalan Suami di Cianjur Nikahi Istri yang Ternyata Laki-laki

Regional
Kesal Kakinya Terinjak, Pemuda di Mamuju Tikam Seorang Pria

Kesal Kakinya Terinjak, Pemuda di Mamuju Tikam Seorang Pria

Regional
Bertemu Pj Gubernur Jateng, Bupati Arief Minta Ruas Jalan Provinsi di Blora Diperbaiki

Bertemu Pj Gubernur Jateng, Bupati Arief Minta Ruas Jalan Provinsi di Blora Diperbaiki

Regional
Pengerjaan 14 Proyek Perbaikan Jalan di Kebumen Dikebut, Mana Saja?

Pengerjaan 14 Proyek Perbaikan Jalan di Kebumen Dikebut, Mana Saja?

Regional
Kerangka Manusia Berpeci di Jalur Pendakian Gunung Slamet Berjenis Kelamin Laki-laki, Usianya 25 Tahun

Kerangka Manusia Berpeci di Jalur Pendakian Gunung Slamet Berjenis Kelamin Laki-laki, Usianya 25 Tahun

Regional
7 Pemuda Pemerkosa Remaja 15 Tahun di Babel Ditangkap

7 Pemuda Pemerkosa Remaja 15 Tahun di Babel Ditangkap

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com