Di dalamnya terdapat kompleks keraton dengan pelataran yang luas, balai agung, gerbang besar, keputren, paseban, ruang tempat menerima tamu, tempat kediaman sultan dan juga permaisuri.
Adapun di tengah keraton dibangun pula kolam dengan perahu, taman, dan kebun buah-buahan.
Benteng Kuto Besak memiliki empat pintu, dengan pintu utama yang disebut lawang kuto menghadap ke arah Sungai Musi.
Sementara ketiga pintu lain masing-masing menghadap Sungai Tengkuruk, Sungai Kapuran, dan Sungai Sekanak.
Pintu masuk lainnya yang disebut lawang buratan jumlahnya ada dua, namun kini yang masih tersisa hanya sebuah di sisi barat.
Pada sudut Benteng Kuto Besak terdapat bastion sebagai tempat untuk meletakkan meriam.
Meriam ini pernah dipakai untuk menghalau tentara dan menghancurkan armada Belanda pada Perang Palembang I tahun 1819 (Perang Menteng) dan Perang Palembang II tahun 1819.
Benteng Kuto Besak tidak hanya berfungsi sebagai keraton tempat tinggal keluarga raja dari Kesultanan Palembang, namun juga menjadi tembok pertahanan dari serangan penjajah.
Saat ini Benteng Kuto Besak dimanfaatkan sebagai pusat kegiatan masyarakat Palembang dan juga destinasi wisata.
Dari tempat ini, wisatawan bisa berfoto atau menikmati kemegahan dari Jembatan Ampera dan Sungai Musi.
Sementara plaza atau alun-alun di depan Benteng Kuto Besak kerap dijadikan sebagai tempat penyelenggaraan kegiatan masyarakat.
Sumber:
https://palembang.go.id
https://smbadaruddin2-airport.co.id
https://giwang.sumselprov.go.id
https://arkenas.kemdikbud.go.id
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.