Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Warga Kebumen Manfaatkan Gas Metana dari Sampah TPA untuk Memasak, Pengeluaran Jadi Lebih Irit

Kompas.com - 22/02/2023, 22:11 WIB
Fadlan Mukhtar Zain,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

KEBUMEN, KOMPAS.com - Warga di sekitar Tempat Pengelolaan Akhir (TPA) Kaligending, Kecamatan Karangsambung, Kebumen, Jawa Tengah, memanfaatkan gas metana sebagai bahan bakar alternatif pengganti gas elpiji.

Gas metana hasil pengolahan sampah di TPA tersebut disalurkan ke rumah-rumah warga untuk keperluan dapur seperti memasak dan lainnya.

Salah satu warga Anjar (35) mengaku, setelah menggunakan gas metana sejak empat bulan terakhir, penggunaan gas elpiji menjadi berkurang drastis.

Baca juga: Mahasiswi Asal Kebumen Diduga Bunuh Diri karena Biaya Kuliah, Begini Permintaan Pemda DIY kepada Kampus

"Sebelum ada gas metana, satu bulan saya bisa menghabiskan empat tabung gas melon (gas elpiji 3 kg). Sekarang satu bulan hanya satu tabung gas melon, jadi lebih irit," kata Anjar, saat menerima kunjungan bupati dalam rangkaian acara peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) di TPA Kaligending, Rabu (22/2/2023).

Sampai saat ini, Anjar masih tetap menggunakan gas elpiji, karena penggunaan gas metana dibatasi hanya selama tiga jam per hari.

"Alhamdulillah banget, yang pasti penggunaan gasnya lebih irit. Harapannya, pemakaiannya tidak dibatasi, karena saat ini masih dibatasi per tiga jam, pagi sama sore," tutur Anjar.

Anjar mengatakan, kualitas api yang dihasilkan dari gas metana tidak jauh berbeda dengan gas elpiji.

Warnanya tetap biru, tidak menimbulkan bau, dan cepat panas.

Bupati Kebumen Arif Sugiyanto mengatakan, penggunaan gas metana menjadi terobosan untuk menuju kemandirian energi.

"Dari pengelolaan sampah di TPA Kaligending ini sudah ada 35 rumah yang menggunakan gas metana untuk keperluan dapur mereka. Jadi, sudah tidak lagi menggunakan gas elpiji. Semua kami berikan gratis," kata Arif.

Baca juga: Percikan Api di Lubang Penuh Metana Diduga sebab Tambang di Sawahlunto Meledak

Arif meminta agar pengolahan sampah menjadi gas metana terus dikembangkan, sehingga lebih banyak lagi masyarakat yang dapat memamfaatkannya.

Pihaknya mengupayakan bantuan CSR untuk penambahan alat agar bisa semakin berkembang.

"Ini yang mengelola masyarakat sendiri, jadi harus kami dorong agar jaringannya bisa semakin luas. Tentu harus dilengkapi dengan peralatan yang memadai. Sementara ini, pemakaian masih dibatasi per tiga jam, karena energi yang dihasilnya juga belum banyak," ujar Arif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gempa M 6,1 Guncang Bula

Gempa M 6,1 Guncang Bula

Regional
Suami di Karimun Bunuh Istri Pakai Batang Sikat Gigi

Suami di Karimun Bunuh Istri Pakai Batang Sikat Gigi

Regional
Maju Pilkada Maluku, Eks Pangdam Pattimura Daftar Cagub ke 5 Parpol

Maju Pilkada Maluku, Eks Pangdam Pattimura Daftar Cagub ke 5 Parpol

Regional
Ratusan Ribu Suara Pemilu 2024 di Bangka Belitung Tidak Sah, NasDem Gugat ke MK

Ratusan Ribu Suara Pemilu 2024 di Bangka Belitung Tidak Sah, NasDem Gugat ke MK

Regional
Maksimalkan Potensi, Pj Walkot Tangerang Minta Fasilitas Kawasan Kuliner Parlan Dilengkapi

Maksimalkan Potensi, Pj Walkot Tangerang Minta Fasilitas Kawasan Kuliner Parlan Dilengkapi

Kilas Daerah
Tim SAR Gabungan Kembali Temukan Jasad Korban Banjir Bandang Luwu

Tim SAR Gabungan Kembali Temukan Jasad Korban Banjir Bandang Luwu

Regional
Seorang Petani di Sikka NTT Dikeroyok hingga Babak Belur, 3 Pelaku Ditangkap

Seorang Petani di Sikka NTT Dikeroyok hingga Babak Belur, 3 Pelaku Ditangkap

Regional
KKB Ancam dan Rampas Barang Jemaat Gereja di Pegunungan Bintang

KKB Ancam dan Rampas Barang Jemaat Gereja di Pegunungan Bintang

Regional
Geng Motor Tawuran Tewaskan Pelajar SMA di Lampung, 2 Orang Jadi Tersangka

Geng Motor Tawuran Tewaskan Pelajar SMA di Lampung, 2 Orang Jadi Tersangka

Regional
Ayah Perkosa Putri Kandung di Mataram Saat Istri Kerja sebagai TKW

Ayah Perkosa Putri Kandung di Mataram Saat Istri Kerja sebagai TKW

Regional
Tanah Orangtua Dijual Tanpa Sepengetahuannya, Adik Bacok Kakak di Kampar

Tanah Orangtua Dijual Tanpa Sepengetahuannya, Adik Bacok Kakak di Kampar

Regional
Warga Cianjur Kaget Wanita yang Dinikahinya Ternyata Seorang Pria

Warga Cianjur Kaget Wanita yang Dinikahinya Ternyata Seorang Pria

Regional
Saiful Tewas Usai Ditangkap Polisi, Istri: Suami Saya Buruh Tani, Tak Terlibat Narkoba

Saiful Tewas Usai Ditangkap Polisi, Istri: Suami Saya Buruh Tani, Tak Terlibat Narkoba

Regional
KLB Diare di Pesisir Selatan Sumbar, Ada 150 Kasus dan 4 Orang Meninggal

KLB Diare di Pesisir Selatan Sumbar, Ada 150 Kasus dan 4 Orang Meninggal

Regional
Guru Honorer di Maluku Dipecat Setelah 11 Tahun Mengabdi, Pihak Sekolah Berikan Penjelasan

Guru Honorer di Maluku Dipecat Setelah 11 Tahun Mengabdi, Pihak Sekolah Berikan Penjelasan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com