"Tubuh istri saya hampir semua tertimbun, hanya terlihat tangannya," kata dia.
Setelah bisa bangun dari reruntuhan bangunan, Tri mencoba menolong istrinya.
"Saya menolong istri dulu, karena terdengar suara meminta tolong. Kalau anak saya tidak langsung menangis. Kalau langsung dicari posisinya juga tidak tahu, karena gelap, takutnya malah terinjak," ujarnya.
Baca juga: Polisi Sebut Para Korban Ledakan di Blitar adalah Pembuat Petasan Saat Lebaran Tahun Lalu
Selesai menolong istrinya, Tri baru mendengar suara anaknya menangis. Seketika Tri ganti mencari posisi anaknya dan mengeluarkan bayinya dari reruntuhan material bangunan.
"Kemudian, saya langsung membawa istri dan anak ke Puskesmas. Saya bawa naik motor ke Puskesmas. Saya tidak menunggu mobil ambulans, karena di lokasi belum ramai. Istri luka lecet di kepala," katanya.
Tri sangat bersyukur keluarganya selamat dalam peristiwa tersebut. Ia juga mengaku tidak tahu kalau di rumah tetangganya itu membuat petasan.
"Tidak tahu kalau disitu (rumah Darman) membuat petasan. Tiba-tiba meledak. Saya kira terjadi gempa, karena bangunan tembok langsung runtuh," katanya.
Sementara itu Putu Victor, dokter spesialis bedah RSUD Srengat yang menangani anak Tri mengatakan kondisi korban baik dan gerakannya aktif serta bisa menangis kuat.
"Minum asinya juga kuat. Tidak ada keluhan dan hari ini bisa dipulangkan," katanya.
Ia mengatakan kondisi bayi saat dibawa ke RSUD Srengat dalam keadaan sadar penuh.
"Tapi ada luka lecet di bagian kepala akibat benturan tumpul," ujarnya.
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Kisah Tri Selamat dari Ledakan di Blitar, Istri Tertimbun Batako, Listrik Padam: Saya Kira Gempa
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.