Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Pembuatan Batik di Lapas Tertua Nusakambangan, Pernah Dipakai Didi Kempot hingga Dipasarkan ke Nigeria

Kompas.com - 13/02/2023, 09:02 WIB
Fadlan Mukhtar Zain,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

CILACAP, KOMPAS.com - Vermis, demikian nama penjara pertama yang dibangun di Pulau Nusakambangan pada 1908 silam.

Nama tersebut diambil dari bahasa Belanda yang artinya hilang.

Sesuai dengan namanya, orang yang dijebloskan ke Vermis akan bernasib seperti layaknya orang hilang.

Baca juga: [HOAKS] Jokowi Putuskan Ferdy Sambo Dieksekusi Mati di Nusakambangan

Mereka menjalani hidup dalam keterasingan selama bertahun-tahun di dalam pulau terpencil.

Penjara ini dikelilingi hutan belantara yang banyak dihuni satwa liar. Di balik tembok penjara bagian belakang, terdapat pantai yang menghadap langsung ke Samudra Hindia.

Hanya suara debur ombak dan satwa liar yang menjadi pemecah sunyi di penjara ini pada malam hari.

Vermis kini tinggal cerita, namun bangunan peninggalan Belanda ini masih tetap berdiri kokoh.

Penjara ini masih tetap dioperasikan dengan nama Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Permisan yang secara administratif masuk wilayah Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.

Lapas tertua dibanding tujuh lapas lain di Pulau Nusakambangan ini sekarang menerapkan level medium security.

Baca juga: Fakta Pembunuhan Sadis Pemandu Lagu di Purwokerto, Korban Luka di Wajah, Pelaku Residivis Nusakambangan

Kesan angker tak terlihat ketika masuk ke dalam lapas. Meski berisi ratusan napi "kelas berat", mereka beraktivitas seperti di lapas pada umumnya.

Para napi juga mengikuti berbagai macam pelatihan atau kegiatan, salah satunya membatik.

Seperti yang terlihat pada siang itu, puluhan napi berkumpul di sebuah ruangan yang cukup besar. Mereka saling berbagi tugas, ada yang membuat pola, mencanting, dan mewarnai.

Lembaran kain berukuran besar diletakkan pada beberapa meja untuk proses pewarnaan. Setiap lembar kain dikerjakan oleh enam hingga tujuh napi.

Di sisi yang lain, sejumlah napi dengan konsentrasi penuh melakukan proses pencantingan. Batik hasil karya napi di Lapas Permisan ini diberi nama Batik Nusakambangan.

Batik Nusakambangan memiliki ciri khas pada warna yang terlihat ngejreng. Jenisnya ada batik tulis dan batik cap.

Baca juga: Pelaku Pembunuhan Pemandu Lagu di Purwokerto Pernah Mendekam di Nusakambangan, Polisi: Kasus Pembunuhan Berencana

Motifnya pun bervariasi, seperti bunga khas Nusakambangan, yaitu Wijayakusuma, pohon kelapa, dan suket teki.

Warga binaan membatik di Lapas Permisan, Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, Jumat (10/2/2023)FADLAN MUKHTAR ZAIN Warga binaan membatik di Lapas Permisan, Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, Jumat (10/2/2023)

"Sudah dua tahunan ikut membatik," ucap Yusfandi Marpau (50), salah satu warga binaan Lapas Permisan asal Sumatera Utara (Sumut) ini saat ditemui, Jumat (10/2/2023).

Membatik merupakan pengalaman baru baginya. Ia berharap, kemampuannya membatik dapat menjadi bekal ketika saat nanti kembali ke masyarakat.

Warga binaan lainnya, Robert Pratama (30) asal Palembang mengaku, tak terlalu sulit belajar membatik. Ia kini bertugas pada bagian pewarnaan kain.

"Awalnya belajar dari teman yang lebih dulu di sini. Saya mulai sejak setahunan yang lalu," kata Robert yang mendekam di Nusakambangan sejak 2015 ini.

Dari membatik, Robert juga mendapat penghasilan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Baca juga: Kaleidoskop 2022: Insiden Bom Bunuh Diri Bandung, Pelaku Mantan Napi Nusakambangan

"Bayarannya sistem premi per kelompok. Dihitung setiap lembar batik, nanti biasanya dibaginya sebulan sekali. Lumayan bisa buat jajan," ujar Robert.

Arwan (53), warga binaan asal Makassar mengatakan, setiap hari membatik dari pagi hingga menjelang sore.

"Mulai pagi, menjelang Dhuhur istirahat, lanjut lagi pukul 13.00 WIB sampai pukul 15.00 WIB. Tapi beberapa hari ini lagi lembur terus, bisa sampai pukul 23.00 WIB karena lagi banyak pesanan," kata Arwan.

Sebagian besar pesanan batik Nusakambangan berasal dari instansi, baik di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) maupun instansi pemerintah lainnya.

Kepala Sub Seksi Bimbingan Kerja dan Pengelolaan Hasil Kerja Lapas Permisan, Kaslam Priyanto mengatakan, pembuatan batik di lapas tersebut dimulai pada 2018.

"Dulu awalnya ini kegiatan di Lapas Narkotika (salah satu lapas di Pulau Nusakambangan), mulai tahun 2018 dilanjutkan di sini," tutur Kaslam yang telah bertugas sejak 1990-an ini.

Baca juga: Bom Bunuh Diri Mapolsek Astanaanyar, Pelaku Eks Napiter Nusakambangan

Kaslam mengatakan, pembuatan batik melibatkan lebih dari 50 warga binaan. Meski demikian, jumlahnya bisa bertambah atau berkurang tergantung jumlah pesanan.

"Untuk batik tulis sebulan bisa produksi 10 sampai 15 lembar. Kalau untuk batik cap antara 50 sampai 100 lembar, tergantung jumlah pesanan," kata Kaslam.

Dalam beberapa hari terakhir, Kaslam menerapkan jam lembur. Pasalnya banyak pesanan batik yang harus diseleaikan dalam waktu dekat ini.

Untuk harganya, kata Kaslam, bervariasi tergantung jenis kain yang digunakan. Batik tulis dipatok antara Rp 400.000 sampai Rp 800.000. Sedangkan untuk batik cap mulai dari Rp 135.000 sampai Rp 600.000.

Menurut Kaslam, batik hasil karya para "orang hilang" ini sekarang tidak hanya digunakan oleh pegawai dan pejabat instansi pemerintah. Batik Nusakambangan juga mulai dipasarkan melalui marketplace.

Kaslam mengungkapkan, batik Nusakambangan juga pernah digunakan oleh mendiang Didi Kempot saat menggelar konser di Cilacap, beberapa tahun lalu.

Baca juga: 5 Fakta Pelaku Bom Bunuh Diri di Mapolsek Astanaanyar, Bawa 2 Bom Saat Beraksi, Pernah Dipenjara di Nusakambangan

"Yang dipakai almarhum Didi Kempot itu motif suket teki. Motif suket teki waktu itu ramai sekali," ujar Kaslam.

Tak hanya itu, kata Kaslam, sejak beberapa tahun terakhir batik Nusakambangan juga kerap dikirim hingga Nigeria.

"Di sini ada warga binaan asal Nigeria, batiknya dikirim ke keluarganya. Biasanya dikirim dari sini untuk dijual lagi di sana, sudah beberapa kali kami kirim," ungkap Kaslam.

Sementara itu, Plt Kepala Lapas Permisan Mardi Santoso mengatakan, terdapat berbagai macam kegiatan pelatihan yang digelar di dalam lapas.

"Selain membatik ada juga menjahit, membuat kerajinan tangan, pembuatan roti, bengkel sepeda motor juga ada," kata Mardi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketum GP Ansor Gus Addin Sebut Haerul Amri Aktivis Sejati NU

Ketum GP Ansor Gus Addin Sebut Haerul Amri Aktivis Sejati NU

Regional
Polisi Buru Selebgram soal Arisan Bodong di Bengkulu, Kerugian Rp 2 Miliar

Polisi Buru Selebgram soal Arisan Bodong di Bengkulu, Kerugian Rp 2 Miliar

Regional
Hadi Santoso Gantikan Quatly Abdulkadir Alkatiri Jadi Wakil Ketua DPRD Jateng

Hadi Santoso Gantikan Quatly Abdulkadir Alkatiri Jadi Wakil Ketua DPRD Jateng

Regional
Terobos Palang Pintu, Motor Terserempet Kereta di Banyumas, 2 Orang Tewas

Terobos Palang Pintu, Motor Terserempet Kereta di Banyumas, 2 Orang Tewas

Regional
Laporkan Pelecehan Seksual, Mahasiswi PKL Jadi Tersangka UU ITE

Laporkan Pelecehan Seksual, Mahasiswi PKL Jadi Tersangka UU ITE

Regional
4 Selat Strategis Pelayaran Dunia yang Ada di Kawasan Indonesia

4 Selat Strategis Pelayaran Dunia yang Ada di Kawasan Indonesia

Regional
Bocah SD di Brebes Diduga Jadi Korban Pencabulan Tetangga, Modus Pelaku Pinjamkan Ponsel

Bocah SD di Brebes Diduga Jadi Korban Pencabulan Tetangga, Modus Pelaku Pinjamkan Ponsel

Regional
Pengangguran Terbanyak di Banten Lulusan SMK, BPS: Lulusan SD Paling Banyak Bekerja

Pengangguran Terbanyak di Banten Lulusan SMK, BPS: Lulusan SD Paling Banyak Bekerja

Regional
Kasus Ayah Perkosa Anak Terungkap saat Korban Ketakutan di Pojok Ruangan

Kasus Ayah Perkosa Anak Terungkap saat Korban Ketakutan di Pojok Ruangan

Regional
Ratusan Ribu Suara Pemilu di Babel Tidak Sah, KPU Siapkan Pengacara

Ratusan Ribu Suara Pemilu di Babel Tidak Sah, KPU Siapkan Pengacara

Regional
2.540 Ekor Burung Liar Diselundupkan ke Jawa, Diduga Hasil Perburuan Hutan Lampung

2.540 Ekor Burung Liar Diselundupkan ke Jawa, Diduga Hasil Perburuan Hutan Lampung

Regional
HUT Ke-477 Kota Semarang, Pemkot Semarang Beri Kemudahan Izin Nakes lewat Program L1ON

HUT Ke-477 Kota Semarang, Pemkot Semarang Beri Kemudahan Izin Nakes lewat Program L1ON

Kilas Daerah
Polda NTT Bentuk Tim Gabungan Ungkap Kasus Penemuan Mayat Terbakar di Kota Kupang

Polda NTT Bentuk Tim Gabungan Ungkap Kasus Penemuan Mayat Terbakar di Kota Kupang

Regional
Ketua Nasdem Sumbar Daftar Pilkada Padang 2024

Ketua Nasdem Sumbar Daftar Pilkada Padang 2024

Regional
Sopir Innova Tewas Diduga Serangan Jantung dan Tabrak 2 Mobil di Solo

Sopir Innova Tewas Diduga Serangan Jantung dan Tabrak 2 Mobil di Solo

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com