Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akses 2 Kecamatan di Perbatasan Indonesia-Malaysia Rusak Parah, Ada Sopir yang Tidur di Jalan 4 Malam

Kompas.com - 31/01/2023, 16:39 WIB
Zakarias Demon Daton,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

SAMARINDA, KOMPAS.com – Akses jalan antarkecamatan di Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu), Kalimantan Timur (Kaltim) rusak parah. Kondisi itu diperlihatkan Wakil Bupati Mahakam Ulu, Yohanes Avun saat meninjau jalan tersebut pekan lalu.

Ia bersama tim merekam video saat menyusuri jalan dari Long Bagun, Ibu Kota Mahakam Ulu, menuju Kecamatan Long pahangai dan Long Apari. Dua kecamatan terakhir, dekat dan berbatasan langsung dengan Malaysia.

Dari video, kondisi jalan tanah dengan lumpur tebal saat musim penghujan tiba. Ban mobil hanya bisa bergerak di tempat karena licin.

Baca juga: Akses Jalan Masih Terendam Banjir, Warga di Luwu Utara Harus Naik Perahu untuk Ambil Bantuan

Selain itu antar-mobil harus saling menarik menggunakan tali. Jika tak mempan, alat berat harus turun untuk evakuasi.

“Kondisinya rusak parah. Hasil pengecekan di jalan, ada mobil yang empat malam tidur di sini (jalan),” ungkap Avun melalui video testimoni yang ia rekam sendiri.

Video itu diterima Kompas.com atas seizin Avun saat dikonfirmasi melalui sambungan ponsel, Selasa (31/1/2023) pagi. 

“Jalannya belum terbentuk sama sekali, sangat parah. Mau tidak mau harus dipakai untuk angkut sembako ke Long Pahangai dan Long Apari,” tambah dia.

Avun menjelaskan, panjang jalan itu diperkirakan sekitar 200-an km. Jarak tersebut jika ditarik dari Long Bagun menuju Long Apari, kecamatan terujung di Kabupaten Mahakam Ulu, yang bersisian dengan batas negara Malaysia.

Sepanjang jalur itu, selain kondisi jalan yang licin dengan lumpur tebal, masyarakat juga melintasi beberapa anak sungai tanpa jembatan.

“Kalau musim kering agak mending. Tapi kalau musim hujan, air sungai naik, terpaksa mobil tunggu 2-3 jam air sungai surut dulu baru bisa melintas,” kata dia.

Bahkan, ada sopir pengangkut sembako bermalam berhari-hari di jalan karena terjebak. Sehingga biasanya, para sopir membawa bekal, mi, panci untuk masak di jalanan.

Kondisi itu cukup memprihatikan karena keterlambatan distribusi bahan pokok bakal memicu lonjakan harga.

Baca juga: Wilayah Perbatasan Indonesia-Malaysia Terendam Banjir, 3 Sekolah di Nunukan Diliburkan

“Kasihan masyarakat di sini, kami disuruh jaga NKRI. Tapi kami ditelantarkan dengan kondisi yang tidak nyaman begini. Masyarakat makin menderita karena harga sembako melambung tinggi,” tegas dia.

Dia mengatakan ada dua akses jalan menuju dua kecamatan tersebut yakni jalur darat dan Sungai Mahakam. Namun, keduanya sama-sama tidak aman.

Ketika hujan jalur darat tak bisa dilintasi. Sementara saat musim kemarau akses sungai bisa terhambat karena air surut.

Padahal, ada ribuan kepala keluarga dari puluhan kampung di dua kecamatan tersebut yang membutuhkan pasokan sembako untuk makan.

Oleh karena itu, dia meminta kepada pemerintah pusat melalui Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kaltim agar segera memprioritas jalur tersebut karena tidak cukup mengandalkan keuangan daerah.

“Status jalan itu belum ditetapkan. Jadi ini kesempatan harus keroyakan antar pemerintah pusat dan daerah untuk bangun,” pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ibu Rumah Tangga Pengedar Sabu di Balikpapan Ditangkap, Barang Bukti 33,5 Gram

Ibu Rumah Tangga Pengedar Sabu di Balikpapan Ditangkap, Barang Bukti 33,5 Gram

Regional
Truk Tabrak Truk di Bawen Tewaskan 1 Orang, Warga: Dari Atas Kencang, lalu 'Bres'

Truk Tabrak Truk di Bawen Tewaskan 1 Orang, Warga: Dari Atas Kencang, lalu "Bres"

Regional
Pegawai Ditangkap Kasus Perdagangan Burung, Bea Cukai Kalbagbar: Bukan Penyelundupan

Pegawai Ditangkap Kasus Perdagangan Burung, Bea Cukai Kalbagbar: Bukan Penyelundupan

Regional
Penimbun Solar Subsidi Ditangkap saat Tidur di Salatiga, Kantongi 19 Nomor Pelat Kendaraan

Penimbun Solar Subsidi Ditangkap saat Tidur di Salatiga, Kantongi 19 Nomor Pelat Kendaraan

Regional
Wujudkan SDM Unggul, Gubernur Kalteng Sugianto Luncurkan Berbagai Program Pendidikan

Wujudkan SDM Unggul, Gubernur Kalteng Sugianto Luncurkan Berbagai Program Pendidikan

Regional
Terjatuh Saat Jual Babi di Pasar, Seorang Petani di Sikka Meninggal

Terjatuh Saat Jual Babi di Pasar, Seorang Petani di Sikka Meninggal

Regional
Jalan Pantura Demak-Kudus Tersendat Lagi, Polisi Belakukan 'Contraflow'

Jalan Pantura Demak-Kudus Tersendat Lagi, Polisi Belakukan "Contraflow"

Regional
Berencana Kuras Isi Minimarket, Komplotan Bandit sampai Sewa Mobil untuk Kabur

Berencana Kuras Isi Minimarket, Komplotan Bandit sampai Sewa Mobil untuk Kabur

Regional
Istri Mantan Bupati Ikut Ramaikan Bursa Pilkada Banyumas

Istri Mantan Bupati Ikut Ramaikan Bursa Pilkada Banyumas

Regional
Video Viral Pendaki Nyalakan 'Flare' di Gunung Andong, Pengelola Merasa Kecolongan

Video Viral Pendaki Nyalakan "Flare" di Gunung Andong, Pengelola Merasa Kecolongan

Regional
Curhat Anak Korban Pembunuhan yang Mayatnya Disimpan Dalam Koper di Cikarang

Curhat Anak Korban Pembunuhan yang Mayatnya Disimpan Dalam Koper di Cikarang

Regional
Korupsi Modal Bank, Mantan Kepala Bappeda Bireuen Divonis 3 Tahun Penjara

Korupsi Modal Bank, Mantan Kepala Bappeda Bireuen Divonis 3 Tahun Penjara

Regional
Ratusan Polisi Dikerahkan Amankan Krui World Surf 2024

Ratusan Polisi Dikerahkan Amankan Krui World Surf 2024

Regional
Eks Ketua DPRD Kota Semarang Jadi yang Pertama Ambil Formulir Pilkada di PDI-P

Eks Ketua DPRD Kota Semarang Jadi yang Pertama Ambil Formulir Pilkada di PDI-P

Regional
Oknum Petugas Bea Cukai Ketapang Ditangkap Kasus Perdagangan 566 Ekor Burung Dilindungi

Oknum Petugas Bea Cukai Ketapang Ditangkap Kasus Perdagangan 566 Ekor Burung Dilindungi

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com