Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terduga Pemerkosa Gadis Disabilitas Belum Tertangkap Selama 6 Bulan, Polisi Purworejo Mengaku Minim Bukti

Kompas.com - 08/01/2023, 13:41 WIB
Bayu Apriliano,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

PURWOREJO, KOMPAS.com - Kasus dugaan pemerkosaan anak disabilitas di Kabupaten Purworejo memang sudah terjadi selama kurang lebih 6 bulan. Meski demikian polisi sulit menangkap pelaku karena minimnya bukti yang ada.

Selain itu, korban yang mengalami disabilitas tuna rungu dan tuna wicara tersebut sulit untuk dimintai keterangan. Bahkan polisi pun telah mendatangkan ahli isyarat untuk menggali keterangan korban, namun hasilnya masih belum maksimal.

Hal itu disampaikan Kasatreskrim Polres Purworejo, AKP Kusen Martono saat ditemui di kantornya pada Sabtu (7/1/2023). Kusen menyebut, saat ini pihak kepolisian terus mengembangkan penyelidikan kasus tersebut dan masih memburu pelaku.

Baca juga: Nestapa Gadis Disabilitas Purworejo, Diduga Diperkosa hingga Alami Pendarahan, 6 Bulan Pelaku Belum Tertangkap

"Saat ini masih dalam proses dan masih berlanjut, namun ada beberapa kendala yang dihadapi oleh penyidik," kata Kusen.

Beberapa kendala yang dihadapi penyidik, yakni sulitnya menggali keterangan dikarenakan korban mengalami disabilitas. Kusen menambahkan, penyidik saat ini kesusahan dalam menggali keterangan dan pihaknya meminta bantuan salah satu LSM untuk berkomunikasi.

Meski demikian Kusen menyebut, pihaknya akan terus melacak keberadaan terduga pelaku. "Sementara itu petunjuk, saksi-saksi dan alat bukti yang menuju ke tersangka saat ini belum ditemukan oleh penyidik," kata dia.

Diketahui sebelumnya, kejadian dugaan pemerkosaan terhadap anak disabilitas ini sudah terjadi sejak 6 bulan yang lalu.

Kejadian rudapaksa tersebut dialami TP (inisial) setelah kenal dengan seseorang di media sosial. Meski kurang bisa berkomunikasi dengan masyarakat sekitar, TP mampu mengoperasikan handphone dan sosial media.

S, ayah korban menjelaskan kronologi kejadiannya, pada 6 Juni 2022 yang lalu, TP diantar ke sebuah kedai es di dekat alun-alun Kecamatan Kemiri tempat biasa TP bermain. TP diantar pada pukul 09.00 WIB, kemudian S pergi ke Puskesmas setempat untuk periksa kesehatan.

Setelah pulang dari Puskesmas, S kemudian pulang kerumah dan baru menjemput TP pada pukul 16.00 WIB. Betapa kagetnya S mengetahui anaknya sudah tidak ada dikedai es tempat anaknya bermain.

"Sampai disana penjaganya bilang kalau sudah dijemput orang dan berjalan ke arah Kutoarjo," kata S

Pada pukul 08.15 WIB keesokan harinya akhirnya TP ditemukan sedang berjalan di pojok alun-alun Kemiri ke arah barat dengan sempoyongan. Malangnya, korban kembali dengan keadaan pendarahan hebat di alat vitalnya.

"Sudah dalam keadaan sempoyongan dan banyak darah, terus saya bawa ke Puskesmas tapi tidak sanggup dirujuk ke RS Palang Biru juga tidak sanggup akhirnya dirujuk ke RSUD (Tjitrowardoyo) Purworejo," kata dia.

Baca juga: Ibu Curhat soal Penanganan Dugaan Pemerkosaan Gadis Disabilitas di Bantul Viral, Ini Kata Polisi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perjuangan Guru Erni Seberangi Lautan demi Mengajar, Perahu yang Dinaiki Pernah Terbalik

Perjuangan Guru Erni Seberangi Lautan demi Mengajar, Perahu yang Dinaiki Pernah Terbalik

Regional
Cekcok dengan Ibunya, Mahasiswa di Banjarmasin Ditemukan Tewas Gantung Diri

Cekcok dengan Ibunya, Mahasiswa di Banjarmasin Ditemukan Tewas Gantung Diri

Regional
Banjir Rendam Sekolah di Maja Lebak, Seluruh Murid Diliburkan

Banjir Rendam Sekolah di Maja Lebak, Seluruh Murid Diliburkan

Regional
Untidar Magelang Kini Jadi BLU, Rektor Klaim UKT Tak Naik

Untidar Magelang Kini Jadi BLU, Rektor Klaim UKT Tak Naik

Regional
Kisah Siswa SDN 104 Krui, Naik ke Bukit Cari Sinyal Belajar 'Online' buat Ujian

Kisah Siswa SDN 104 Krui, Naik ke Bukit Cari Sinyal Belajar "Online" buat Ujian

Regional
Kisruh Penerima KIP Kuliah di Undip Semarang, Ini Penjelasan Pihak Kampus

Kisruh Penerima KIP Kuliah di Undip Semarang, Ini Penjelasan Pihak Kampus

Regional
Korupsi BLT Covid-19, Mantan Kades di Tangerang Divonis 2,5 Tahun Penjara

Korupsi BLT Covid-19, Mantan Kades di Tangerang Divonis 2,5 Tahun Penjara

Regional
28 Calon TKI Ilegal yang Akan Berangkat ke Malaysia Diselamatkan di Pesisir Nunukan

28 Calon TKI Ilegal yang Akan Berangkat ke Malaysia Diselamatkan di Pesisir Nunukan

Regional
Santap Jamur Liar dari Pekarangan Rumah, Sekeluarga di Cilacap Keracunan

Santap Jamur Liar dari Pekarangan Rumah, Sekeluarga di Cilacap Keracunan

Regional
Jalan Rangkasbitung-Bogor Longsor, Kendaraan Roda Empat Dialihkan ke Jalur Alternatif

Jalan Rangkasbitung-Bogor Longsor, Kendaraan Roda Empat Dialihkan ke Jalur Alternatif

Regional
Calon Perseorangan Pilkada Sumbar 2024 Butuh 347.532 Dukungan

Calon Perseorangan Pilkada Sumbar 2024 Butuh 347.532 Dukungan

Regional
Ingin Diresmikan Jokowi, Pembangunan Bendungan Keureto Aceh Dikebut

Ingin Diresmikan Jokowi, Pembangunan Bendungan Keureto Aceh Dikebut

Regional
Rugikan Negara Rp 8,5 Miliar, Mantan Dirut PDAM Kabupaten Semarang Ditahan

Rugikan Negara Rp 8,5 Miliar, Mantan Dirut PDAM Kabupaten Semarang Ditahan

Regional
Kebakaran Kapal Wisata di Labuan Bajo Diduga akibat Korsleting di Ruang Mesin

Kebakaran Kapal Wisata di Labuan Bajo Diduga akibat Korsleting di Ruang Mesin

Regional
Segera Buka Penjaringan Bakal Cawalkot Solo, Gerindra Cari Sosok yang Bisa Lanjutkan Kerja Gibran

Segera Buka Penjaringan Bakal Cawalkot Solo, Gerindra Cari Sosok yang Bisa Lanjutkan Kerja Gibran

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com