Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Ada Raut Penyesalan pada Ibu Mertua yang Ikut Bunuh Menantu di Lombok Tengah

Kompas.com - 07/01/2023, 15:43 WIB
Fitri Rachmawati,
Andi Hartik

Tim Redaksi

LOMBOK TENGAH, KOMPAS.com - Pengakuan S (49) dan SA (28) terkait pembunuhan berencana terhadap FS (19) cukup mengejutkan. Keduanya sama-sama tahun rencana pembunuhan yang dilakukan oleh MR (20).

Bahkan, keduanya turut membantu pembunuhan itu dan menggantung tubuh FS supaya terkesan bunuh diri.

Diketahui, MR merupakan suami FS, SA merupakan kakak ipar dan S merupakan ibu mertua FS.

Baca juga: Curi Mesin Air Kelompok Tani, Pria di Lombok Tengah Ditangkap Polisi

Pembunuhan berencana itu berlangsung di rumahnya di Dusun Pondok Komak, Desa Lantan, Kecamatan Batu Keliang Utara, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Selasa (3/1/2023). 

"Saya bilang sama dia (MR) waktu bilang mau bunuh istrinya, terserah kamu. Karena memang istrinya tidak mau disuruh kerja di rumah itu," kata S di Polres Lombok Tengah, Jumat (6/1/2023).

Baca juga: Ariah Tak Menyangka Anak dan Istrinya Bunuh Menantu: Mereka Tak Pernah Bertengkar

Sambil terus menggenggam jarinya yang diikat karena berstatus tahanan, S tampak santai seakan tidak terbebani. Dia bahkan mengungkapkan rasa menyesalnya tanpa ekspresi.

"Ya menyesal, sudah terlanjur, mau apa lagi, tidak tahu kalau akhirnya seperti ini," ungkapnya.

S mengatakan, selama tinggal satu atap dengan FS, dirinya tak pernah bertengkar. Dia hanya kesal karena sang menantu tidak pernah mau disuruh bekerja membantu beres-beres rumah dan mengurus kebutuhan suaminya.

"Dia hanya pegang Hp saja tiap hari, suaminya suruh juga tidak mau. Karena itu dicekik oleh suaminya, terpaksa saya setuju jadinya, dan setelah dia dicekik saya diminta ambil tali untuk mengantungnya," kata S.

Menurut S, FS hanya mau disuruh jika yang menyuruh adalah suaminya atau bapak mertua FS, Ariah (55). S merasa cemburu pada menantunya yang hanya patuh pada bapak mertuanya.

Pura-pura kaget dan panggil tetangga

Setelah membantu proses pembunuhan bersama MR dan SA, S juga membantu menggantung tubuh FS di kusen pintu seolah-olah FS melakukan bunuh diri dan menutup pintu kamar bersama MR.

Menurut S, inisiatif itu datang dari MR dan SA.

"Berdirikan saja kata MR dan SA agar dikira bunuh diri, saya ikut  membantu mendirikan jenazahnya dan menggantungnya," tutur S.

Baca juga: Membongkar Kasus Pembunuhan Berencana, Polisi di Lombok Tengah Tangkap Satu Keluarga

Kemudian, SA dan MR keluar rumah, sementara S duduk di beranda rumah, seolah-olah tak terjadi apa-apa.

Ketika RN, anaknya yang masih sekolah, pulang dan menemukan kondisi FS yang tergantung dan berteriak, S pura-pura terkejut dan meminta bantuan ke tetangga agar menurunkan jenazah FS yang tergantung.

"Saya bilang tolong turunkan jenazahnya, warga ramai datang dan kemudian polisi ikut datang," kata S.

Baca juga: Perempuan di Lombok Tengah Dibunuh Suami, Mertua dan Ipar, Mayat Korban Digantung di Dalam Rumah

Korban izin pergi ke Danau Biru

Terbongkar juga bahwa FS sempat minta izin pada S untuk pergi rekreasi ke kawasan wisata yang viral di desa itu, yaitu Danau Biru.

Dia mengizinkan karena MR merubah rencana membunuh istrinya pada Selasa karena diperkirakan suasananya akan sepi.

"Dia sampai menangis ingin ikut ke Danau Biru, saya kasihan lihat sehingga saya ajak dia. Senang sekali anaknya waktu itu. Tahunya dia mengalami musibah ya," kata Uki, tetangga keluarga korban.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

7 Bacalon Bupati dan Wakil Bupati Daftar di PDI-P untuk Pilkada Pemalang

7 Bacalon Bupati dan Wakil Bupati Daftar di PDI-P untuk Pilkada Pemalang

Regional
Kades Terdakwa Kasus Pemerkosaan di Mamuju Divonis Bebas, Kejari Ajukan Kasasi

Kades Terdakwa Kasus Pemerkosaan di Mamuju Divonis Bebas, Kejari Ajukan Kasasi

Regional
Kakak Angkat di Ambon Bantah Telantarkan Adik di Indekos

Kakak Angkat di Ambon Bantah Telantarkan Adik di Indekos

Regional
7 Pria Perkosa Anak di Bawah Umur di Bangka, 5 Pelaku Masih Buron

7 Pria Perkosa Anak di Bawah Umur di Bangka, 5 Pelaku Masih Buron

Regional
Ibu dan Anak di Ende Tertimpa Material Longsor, 1 Tewas

Ibu dan Anak di Ende Tertimpa Material Longsor, 1 Tewas

Regional
Diduga Dipukuli Anak Kandung Pakai Kursi, Ibu di Palembang: Lama-lama Saya Bisa Mati karena Dia

Diduga Dipukuli Anak Kandung Pakai Kursi, Ibu di Palembang: Lama-lama Saya Bisa Mati karena Dia

Regional
Marliah Kaget Tiba-tiba Jadi WNA Malaysia, Padahal Tak Pernah ke Luar Negeri

Marliah Kaget Tiba-tiba Jadi WNA Malaysia, Padahal Tak Pernah ke Luar Negeri

Regional
Marliah Kaget Tiba-tiba Jadi WNA Malaysia, Padahal Tak Pernah ke Luar Negeri

Marliah Kaget Tiba-tiba Jadi WNA Malaysia, Padahal Tak Pernah ke Luar Negeri

Regional
Sebelum Mutilasi Istrinya, Tarsum Sempat Titipkan Anak dan Ingin Merantau ke Kalimantan

Sebelum Mutilasi Istrinya, Tarsum Sempat Titipkan Anak dan Ingin Merantau ke Kalimantan

Regional
Banjir di Sulsel Tewaskan Belasan Orang, Mitigasi Risiko Dipertanyakan

Banjir di Sulsel Tewaskan Belasan Orang, Mitigasi Risiko Dipertanyakan

Regional
Viral, Video Polisi Razia Kosmetik di Sekolah, Polda Lampung Sebut Misinformasi

Viral, Video Polisi Razia Kosmetik di Sekolah, Polda Lampung Sebut Misinformasi

Regional
Seorang Pria Hilang Diterkam Buaya di Sungai Bele NTT, Tim SAR Lakukan Pencarian

Seorang Pria Hilang Diterkam Buaya di Sungai Bele NTT, Tim SAR Lakukan Pencarian

Regional
Terdampak Kasus Timah, 2 Pabrik Sawit di Babel Berhenti Operasional

Terdampak Kasus Timah, 2 Pabrik Sawit di Babel Berhenti Operasional

Regional
Warga Aceh Utara Diduga Tewas Dianiaya Polisi, Wakapolres: Tidak Ada Pemukulan

Warga Aceh Utara Diduga Tewas Dianiaya Polisi, Wakapolres: Tidak Ada Pemukulan

Regional
Kasus Pembunuhan di Sukabumi, Pelaku Mengaku Membela Diri karena Dipaksa Berhubungan Badan

Kasus Pembunuhan di Sukabumi, Pelaku Mengaku Membela Diri karena Dipaksa Berhubungan Badan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com