Badan Geologi juga merekomendasikan kepada para pengunjung untuk tidak menginap di kawasan Gunung Ijen dalam radius 500 meter dari puncak kawah.
Masyarakat yang tinggal di sepanjang aliran Sungai Banyu Pait, diminta waspada terhadap potensi ancaman aliran gas vulkanik yang berbahaya, dan tetap memperhatikan perkembangan aktivitas Gunung Ijen.
Jika tercium bau gas sulfur atau belerang yang menyengat, Badan Geologi juga meminta kepada masyarakat untuk memakai masker penutup alat pernapasan.
Untuk jangka pendek atau darurat, masyarakat dapat menggunakan kain basah sebagai penutup alat pernapasan, baik hidung maupun mulut.
Secara geografi, Gunung Ijen berada pada koordinat 08o03,30’ LS - 114o14,31’ BT. Dan terletak di perbatasan Kabupaten Bondowoso dan Banyuwangi.
Baca juga: Pantau Aktivitas Macan Tutul, Kamera Trap Dipasang di Desa Sumberarum Banyuwangi
Dalam sejarahnya, erupsi Gunung Ijen yang terjadi sejak tahun 1900 silam, merupakan letusan-letusan freatik yang bersumber dari danau kawah.
Pada tahun 2018 juga terjadi tiga kali semburan gas (CO2 outburst). Yaitu pada 10 Januari 2018, 19 Februari 2018 dan 21 Maret 2018.
Aktivitas itu merupakan semburan gas yang cukup besar, yang diikuti oleh kejadian aliran gas menyusuri lembah Sungai Banyu Pait hingga mencapai jarak lebih dari 7 kilometer.
Sementara peningkatan aktivitas terakhir terjadi pada 17 Januari 2020, berupa kenaikkan jumlah Gempa Vulkanik Dangkal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.