MATARAM, KOMPAS.com - Kemunculan buaya di Desa Bangket Parak, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), menghebohkan warga setempat.
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) NTB akan memasang papan informasi di seputaran sungai yang diduga menjadi habitat buaya. Hal ini untuk mengantisipasi kemunculan buaya yang berpotensi membahayakan manusia.
"Mengimbau masyarakat sekitar agar tidak panik, kemudian mengimbau masyarakat setempat untuk tidak beraktivitas di seputaran sungai yang diduga tempat aktivitas buaya. Langkah awal nanti kita akan pasang rambu-rambu papan informasi keberadaan buaya," kata Kepala BKSDA NTB, Budhy Kurniawan, Rabu (28/12/2022).
Baca juga: Video Viral Penampakan Buaya Sepanjang 4 Meter di Lombok Tengah, Kades: Dulu Jadi Tontonan Warga
Budhy menyampaikan, pihaknya telah mendatangi lokasi penemuan buaya oleh warga. Namun, saat melakukan penyisiran di sekitar sungai, buaya tersebut tidak muncul.
"Untuk langkah selanjutnya jika terjadi konflik antar satwa dengan manusia, misalnya satwa mengganggu manusia, atau sebaliknya, biasanya BKSDA akan melakukan evakuasi relokasi ke habitatnya atau dititipkan ke lembaga konservasi untuk dirawat," kata Budhy.
Budhy menyebut, habitat buaya biasanya berada di muara sungai yang berbatasan dengan air laut.
"Buaya memang tidak akan jauh dari sungai muara, pasti diindikasikan ada, memang itu habitatnya," kata Budhy.
Baca juga: Mengenal Tenun Suku Sasak dalam Museum Mini di Desa Sukarara Lombok Tengah
Sebelumnya, buaya sepanjang 4 meter muncul di sungai Desa Bangket Parak, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, NTB, pada Senin (26/12/2022). Kemunculan buaya itu viral di media sosial.
Dalam video kurang dari satu menit itu, tampak punggung buaya berwarna hitam berada di pinggir sungai. Selain itu, terdengar warga yang melihat buaya meminta untuk pergi mencari makan.
Kepala Desa Bangket Parak, Genah Genuh mengungkapkan, kronologi penemuan buaya tersebut bermula saat warga ingin menyabit rumput gajah yang berada di sawah pinggir sungai.
"Kemarin itu ditemukan warga sekitar jam 7 pagi, ada warga yang sedang ingin ambil rumput gajah untuk hewan ternak, dan tiba-tiba kaget melihat ada buaya muncul sekitar 4 meter," kata GG panggil akarab kepala desa melalui sambungan telepon, Selasa (27/12/2022).
Diterangkan GG, kemunculan buaya tersebut bukan pertama kali, namun hampir setiap tahun ada kemunculan buaya tersebut.
"Cerita warga sudah lama ada buaya, kapan mulai ada, kami tidak tau. Kadang muncul satu ekor di titik yang berbeda, kadang ada yang muncul 3 sampai 4 ekoran bersamaan," kata GG.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.