“Untuk kapal yang melayani pelayaran ini hanya ada satu yakni MV Allya oleh PT Duta Bahari Samudra. Satu hari itu bisa dua kali pelayaran, dengan kapasitas maksimum di atas 100 penumpang," beber dia.
"Kalau dibilang jalur ini tidak ada, kami juga punya bukti manifest penumpang yang bahkan tercatat nama saya dalam pelayanan pada tanggal 6 Desember silam,” papar Romo Paschal.
Berdasarkan data manifest penumpang ini, pihaknya mendapati fakta lain mengenai para penyalur atau pemain yang menjadi pemesan tiket terbanyak di tiap pelayaran.
Hal ini terlihat dari kode tersendiri di luar nomor tiket yang sudah dipegang para TKI ilegal seperti kode RS, SY, OD, dan BCK.
“Cara nandainya dia dapat dari pemain itu liat di nomor tiketnya. Pada bagian belakang nomor ini pasti memiliki empat kode RS, SY, OD, dan BCK yang keempatnya adalah pemain yang menyalurkan TKI non prosedural melalui jalur depan. Jadi bukan jalur belakang, melainkan dari depan mata para petugas itu sendiri,” ungkap Romo Paschal.
Ironinya, para TKI ilegal yang berangkat menggunakan jalur resmi ini, disertai ketidaknyamanan. Salah satunya pembagian tempat duduk dengan para pemegang tiket dengan kode 'compliment'.
Di dalam perjalanan, selain diminta untuk duduk di bagian bawah, para TKI ilegal akan langsung diminta untuk membeli kartu seluler Malaysia, dan didata kembali oleh salah satu petugas kapal.
Anehnya, setelah tiba di Tanjung Pengelih yang hanya berjarak 45 menit, para TKI ilegal tidak langsung diperbolehkan untuk meninggalkan kapal.
Para TKI baru diizinkan meninggalkan kapal, setelah adanya instruksi lanjutan dari orang lain yang sebelumnya telah menunggu di area pelabuhan.
Bahkan pihak penjemput juga menyediakan transportasi khusus berupa bus bagi para TKI ilegal tersebut.
“Di sini yang juga aneh, petugas imigrasi kedua negara seakan tutup mata. Di Indonesia dibiarkan berangkat begitu saja, begitu juga sebaliknya di sini mereka masuk juga seakan lebih gampang,” jelas Romo Paschal.
Mengenai dugaan setoran pada oknum petugas Kepolisian dan Imigrasi di lapangan ini, juga diakui salah satu pemain berinisial I, yang berhasil ditemui dan bersedia memberikan keterangan.
Diperkirakan, jalur yang telah kembali berfungsi sejak Mei 2022 ini, dapat menghasilkan minimal Rp 1,8 miliar per bulan, dengan perhitungan per kepala Rp 300.000 dan diserahkan kepada oknum petugas di wilayah Pelabuhan Internasional Batam Center.
“Dalam satu trip biasanya berangkat 130 orang dari total 4 pemain. Satu hari dua trip, bisa dihitunglah sebulannya berapa,” ungkap I.
Perihal penyerahan uang setoran bagi TKI yang berhasil berangkat melalui jalur surga ini, juga tidak dilakukan secara langsung namun melalui perantara.