Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penikam Remaja Pendukung Argentina di Manado Ternyata Residivis, Lakukan Aksinya dalam Kondisi Mabuk Miras

Kompas.com - 20/12/2022, 15:09 WIB
Riska Farasonalia

Editor

KOMPAS.com - Pelaku penikaman yang menewaskan salah seorang pendukung Argentina asal Kota Manado, Sulawesi Utara saat konvoi kemenangan Piala Dunia 2022 ternyata seorang residivis.

Pelaku ET alias Aso (36) warga Kelurahan Sindulang Dua, Lingkungan Dua, Kecamatan Tuminting baru bebas dari penjara atas kasus pembunuhan.

Baru dua bulan lalu dibebaskan, pelaku kembali berulah dengan melakukan aksi penikaman kepada korban JT (17), warga Tuminting pada Senin (19/12/2022) sekitar pukul 02.30 Wita.

Kasie Humas Polresta Manado Iptu Agus Haryono mengatakan, pelaku baru saja bebas dari penjara dengan kasus yang sama yakni pembunuhan.

"Pelaku ini statusnya residivis. Baru bebas dari penjara dua bulan yang lalu," kata dia TribunManado.co.id, Senin.

Baca juga: Remaja Pendukung Argentina di Manado Tewas Ditikam Saat Konvoi Kemenangan

Mabuk miras

Peristiwa penikaman itu terjadi di pinggir Jalan Bolevard Dua tepatnya di depan rumah makan Bintang Laut, Kelurahan Sindulang Dua, Lingkungan Dua, Kecamatan Tuminting, Manado.

Peristiwa bermula saat korban sedang mengikuti konvoi kemenangan Argentina bersama dengan teman-temannya.

Kemudian, pelaku yang berada di pinggir jalan merasa terganggu melihat konvoi yang dilakukan ugal-ugalan sambil berteriak-teriak dan menggeber gas motor dari knalpot racing.

Lantaran sudah dipengaruhi minuman keras atau alkohol, pelaku terpancing sehingga melakukan penganiayaan terhadap korban.

Agus mengatakan, pelaku saat menikam korban dalam keadaan mabuk berat.

"Jadi saat menikam korban tadi subuh, pelaku ini dalam keadaan mabuk berat. Ia mengkonsumsi miras bersama teman-temannya saat nobar final Piala Dunia," tegas dia.

Aksi penikaman

Kasat Reskrim Kompol Sugeng Wahyudi Santoso mengatakan, saat itu pelaku menusukkan pisau kepada korban yang sedang berada di atas motor.

"Di mana pelaku langsung mencabut pisau badiknya dari pinggang dan langsung menusukkan pisau tersebut di bagian dada kiri korban yang pada saat itu sedang berada di atas motor," ujarnya, Senin.

Korban yang saat itu dalam keadaan tidak mengenakan pakaian langsung turun dari motornya sambil lari ke arah Mushala Al Huda.

Namun, korban jatuh tersungkur di lorong samping mushala.

Melihat kondisi korban, warga sempat membawanya ke rumah sakit. Namun, nyawanya tak tertolong.

"Korban dibantu warga dibawa ke rumah Rumah Sakit Bhayangkara," kata dia.

Sementara pelaku sempat melarikan diri setelah menikam korban.

Namun, polisi yang sedang berpatroli berhasil menangkap pelaku dan digiring ke Mako Polresta Manado untuk diproses sesuai hukum yang berlaku.

Pelaku kesal ada konvoi

Kapolresta Manado, Kombes Pol Julianto Sirait mengatakan, penikaman ini terjadi karena pelaku marah dengan konvoi yang dilakukan oleh pendukung Argentina.

"Jadi karena marah dengan konvoi yang dilakukan oleh pendukung Argentina, pelaku lalu marah dan mengadang salah satu pengendara dan menikam di dada," ujar dia.

Julianto mengatakan, korban sempat dilarikan ke rumah sakit. Namun nyawanya tak tertolong karena luka yang sangat parah.

"Sempat dilarikan ke rumah sakit. Tapi nyawanya tak tertolong," kata dia.

Saat ini pelaku sudah ditahan di Polresta Manado.

"Kita masih lakukan pemeriksaan terkait kasus ini," tegas dia.

Baca juga: Kronologi Pendukung Argentina Tewas Ditikam di Bagian Dada, Pelaku Emosi dengan Konvoi Kemenangan

Dalam peristiwa itu, barang bukti satu buah senjata tajam jenis pisau badik dengan pajang 19 sentimeter turut diamankan.

Atas perbuatannya, pelaku dijerat Pasal 338 KUHP dan atau pasal 80 ayat 3 UU Nomor 35 tahun 2014 tentang Perubahan Atas UU Nomor 23 tahun 2022 tentang Perlindungan Anak dengan hukuman penjara 15 tahun penjara.

Sumber: TribunManado.co.id, Kompas.com (Penulis Kontributor Manado, Skivo Marcelino Mandey | Editor Khairina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Satu Pasien di Pelosok Manggarai Timur NTT Meninggal saat Ditandu Lewati Jalan Tanah ke Puskesmas

Satu Pasien di Pelosok Manggarai Timur NTT Meninggal saat Ditandu Lewati Jalan Tanah ke Puskesmas

Regional
Nekat Pulang dari RS demi Ikut UTBK di Unsoed, Nayla Kerjakan Soal dari Dalam Mobil

Nekat Pulang dari RS demi Ikut UTBK di Unsoed, Nayla Kerjakan Soal dari Dalam Mobil

Regional
Maju sebagai Cagub Jateng, Sudaryono Bakal Berkoalisi dengan Partai Pendukung Prabowo-Gibran

Maju sebagai Cagub Jateng, Sudaryono Bakal Berkoalisi dengan Partai Pendukung Prabowo-Gibran

Regional
4 Tahun Cabuli Anak Tirinya, Pria di Wonogiri Ditangkap Polisi

4 Tahun Cabuli Anak Tirinya, Pria di Wonogiri Ditangkap Polisi

Regional
Kronologi Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali, Berawal dari Hubungan Sesama Jenis

Kronologi Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali, Berawal dari Hubungan Sesama Jenis

Regional
Longsor di Sitinjau Lauik Putus Akses Padang-Solok, Lalin Macet Parah

Longsor di Sitinjau Lauik Putus Akses Padang-Solok, Lalin Macet Parah

Regional
Gunung Ile Lewotolok Kembali Meletus, Desa Waowala Dilanda Hujan Abu

Gunung Ile Lewotolok Kembali Meletus, Desa Waowala Dilanda Hujan Abu

Regional
Longsor di Sitinjau Lauik Sumbar, 2 Kendaraan Tertimbun

Longsor di Sitinjau Lauik Sumbar, 2 Kendaraan Tertimbun

Regional
Tim Gabungan Pemkab Agam Temukan Nenek yang Hilang Usai Ikut Pengajian

Tim Gabungan Pemkab Agam Temukan Nenek yang Hilang Usai Ikut Pengajian

Regional
Senderan Pantai di Pebuahan Segera Dibangun, Bupati Jembrana Minta Warga Beri Dukungan

Senderan Pantai di Pebuahan Segera Dibangun, Bupati Jembrana Minta Warga Beri Dukungan

Regional
Satu Mahasiswa Undip Penerima KIPK Undip Mundur, Empat Lainnya Masih Membutuhkan

Satu Mahasiswa Undip Penerima KIPK Undip Mundur, Empat Lainnya Masih Membutuhkan

Regional
Mantan Wabup Flores Timur Jadi Tersangka Korupsi Internet Desa

Mantan Wabup Flores Timur Jadi Tersangka Korupsi Internet Desa

Regional
Diantisipasi, Gangguan Pembangunan 23 Proyek Nasional di Sumsel

Diantisipasi, Gangguan Pembangunan 23 Proyek Nasional di Sumsel

Regional
Seleksi CASN 2024, Pemprov Jateng Dapat Kuota 4.446 Formasi

Seleksi CASN 2024, Pemprov Jateng Dapat Kuota 4.446 Formasi

Regional
Pabrik Bata Tutup, Gerai di Lampung Kurang Stok Jelang 'Back to School'

Pabrik Bata Tutup, Gerai di Lampung Kurang Stok Jelang "Back to School"

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com