Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Nyawa Melayang Akibat Ledakan Tambang di Sawahlunto, Lokasi Ditutup hingga Polisi Selidiki Kasus

Kompas.com - 10/12/2022, 20:17 WIB
Riska Farasonalia

Editor

KOMPAS.com - Polisi menutup sementara lokasi tambang yang meledak di Desa Salak, Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).

Saat ini, tambang yang meledak telah diberi garis polisi.

Kabid Humas Polda Sumbar, Kombes Pol Dwi Sulistyawan mengatakan, polisi akan melakukan upaya penyelidikan lebih lanjut terkait penyebab ledakan tambang batu bara tersebut.

"Untuk sementara, saat ini tambang batu bara pada IUP PT Nusa Alam Lestari (NAL) ditutup dalam rangka penyelidikan," kata dia dikutip dari TribunPadang.com.

Kedepannya penyidikan akan dilakukan oleh Polres Sawahlunto bersama dengan Polda Sumbar.

Baca juga: Diduga Gas Metana Tinggi, Tambang di Sawahlunto Meledak, 10 Orang Dinyatakan Tewas

Dugaan terjadi ledakan

Sejauh ini, pihaknya menduga ledakan itu diduga dipicu karena adanya percikan api dari dalam lubang tambang.

"Diduga meledak karena gas metana akibat adanya percikan api. Dari mana asal percikan api itu, sedang kita selidiki," kata dia.

Menurut dia, tambang dengan kedalaman 200 meter itu mengandung gas metana yang cukup tinggi.

Bahkan, korban yang meninggal diduga juga karena menghirup gas metana itu.

Izin tambang di pusat

Kepala Dinas ESDM Sumbar Herry Martinus mengatakan, kewenangan pengawasan dan perizinan tambang batu bara berada di kementerian.

"Tambang batu bara izin dan kewenangannya ada di pusat, Kementerian ESDM, kewenangan kita (provinsi-red) hanya galian C," kata dia.

Meskipun, Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) PT NAL diteken Gubernur Sumbar pada 7 Juni 2020 silam, namun pasca berlakunya UU Nomor 3 Tahun 2020 tentang Mineral dan Batubara, pengawasan sudah dialihkan ke kementerian.

"Dari tahun 2020, semua kewenangan ditarik ke pusat untuk tambang mineral dan batubara," ungkap dia.

Evakuasi korban

Proses evakuasi yang dilakukan tim gabungan dari Basarnas, BPBD, TNI, Polri dan lainnya sudah menemukan seluruh korban.

Sebanyak 10 orang ditemukan dalam keadaan meninggal dunia dan empat mengalami luka-luka.

Kepala Seksi Operasional Basarnas Padang, Octavianto mengatakan, korban terakhir berhasil kita evakuasi pada pukul 18.00 WIB dalam keadaan meninggal dunia.

Setelah dievakuasi, jenazah korban kemudian dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sawahlunto.

Menurut dia, dengan ditemukannya korban terakhir maka proses pencarian dihentikan.

"Semua korban sudah ditemukan. Jadi proses pencarian sudah selesai," kata Octavianto.

Baca juga: Ledakan di Tambang Sawahlunto Sumbar, Sejumlah Warga Jadi Korban

Berdasarkan data dari Basarnas, korban yang meninggal masing-masing B (40), K (50), NI (35), A (43), G (37), S, RZ, EM, MA (52) dan B (43).

Sedangkan korban yang selamat AM (19), BS (50), P (50 dan T (43).

Sebelumnya, tambang batu bara ini meledak pada Jumat (9/12/2022) sekitar pukul 08.30 saat aktivitas tambang sedang berlangsung.

Artikel ini telah tayang di TribunPadang.com dengan judul Selidiki Kasus Tambang Meledak di Sawahlunto, Polisi Tutup Lokasi Tambang

 

Sumber: Kompas.com (Penulis Kontributor Padang, Perdana Putra | Editor Teuku Muhammad Valdy Arief)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pilkada Banyumas, PDI-P Buka Pintu Koalisi dengan Partai Lain

Pilkada Banyumas, PDI-P Buka Pintu Koalisi dengan Partai Lain

Regional
[POPULER NUSANTARA] Pensiunan PNS Tiba-tiba Jadi WN Malaysia | Kerangka Manusia Berpeci di Gunung Slamet

[POPULER NUSANTARA] Pensiunan PNS Tiba-tiba Jadi WN Malaysia | Kerangka Manusia Berpeci di Gunung Slamet

Regional
Polisi Masih Buru Pembuang Bayi dalam Ember di Semarang

Polisi Masih Buru Pembuang Bayi dalam Ember di Semarang

Regional
Penuturan Eks Anggota OPM yang Kembali ke NKRI: Ingin Perbaiki Keluarga dan Kehidupan

Penuturan Eks Anggota OPM yang Kembali ke NKRI: Ingin Perbaiki Keluarga dan Kehidupan

Regional
Oknum HRD di Halmahera Selatan Diduga Pakai Data 45 Karyawan untuk Pinjol

Oknum HRD di Halmahera Selatan Diduga Pakai Data 45 Karyawan untuk Pinjol

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Ketum GP Ansor Gus Addin Sebut Haerul Amri Aktivis Sejati NU

Ketum GP Ansor Gus Addin Sebut Haerul Amri Aktivis Sejati NU

Regional
Polisi Buru Selebgram soal Arisan Bodong di Bengkulu, Kerugian Rp 2 Miliar

Polisi Buru Selebgram soal Arisan Bodong di Bengkulu, Kerugian Rp 2 Miliar

Regional
Hadi Santoso Gantikan Quatly Abdulkadir Alkatiri Jadi Wakil Ketua DPRD Jateng

Hadi Santoso Gantikan Quatly Abdulkadir Alkatiri Jadi Wakil Ketua DPRD Jateng

Regional
Terobos Palang Pintu, Motor Terserempet Kereta di Banyumas, 2 Orang Tewas

Terobos Palang Pintu, Motor Terserempet Kereta di Banyumas, 2 Orang Tewas

Regional
Laporkan Pelecehan Seksual, Mahasiswi PKL Jadi Tersangka UU ITE

Laporkan Pelecehan Seksual, Mahasiswi PKL Jadi Tersangka UU ITE

Regional
4 Selat Strategis Pelayaran Dunia yang Ada di Kawasan Indonesia

4 Selat Strategis Pelayaran Dunia yang Ada di Kawasan Indonesia

Regional
Bocah SD di Brebes Diduga Jadi Korban Pencabulan Tetangga, Modus Pelaku Pinjamkan Ponsel

Bocah SD di Brebes Diduga Jadi Korban Pencabulan Tetangga, Modus Pelaku Pinjamkan Ponsel

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com