Yunarlis mengaku tidak tahu motif penganiayaan kepadanya, karena dia hanya PNS yang diperbantukan di yayasan tersebut sebagai kepala sekolah SMA.
"Saya di SK kan oleh Gubernur disini untuk memperbantukan yayasan sebagai kepala sekolah. Saya hanya menjalani tugas disini," kata Yunarlis.
Tidak hanya dianiaya, kata Yunarlis, kelompok orang itu juga memutus aliran listrik dan air di rumah dinasnya.
Baca juga: Ditangkap Densus 88, Oknum Kepsek di Sumenep Terancam Dipecat
Bahkan anaknya juga mendapat tindakan kekerasan dari orang-orang tersebut.
"Dalam kondisi ibu saya sedang kritis di rumah sakit, kemudian saya juga mendapat penganiayaan seperti ini. Saya tidak terima dan mohon kepada kepolisian sesegera mungkin menangkap para pelaku," kata Yunarlis.
Yunarlis juga meminta instansi lain seperti Komnas HAM, Ombudsman, LBH dan lainnya juga ikut ambil bagian dalam kasus yang dialaminya.
"Karena kejadian dalam saya berdinas. Kemudian Komnasham mohon ikut ambil bagian, terutama Dinas Pendidikan yang telah menempatkannya di sekolah tersebut," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.