Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berdayakan Limbah, Komunitas Kolasemauku Ubah Kertas Jadi Barang Seni

Kompas.com - 05/11/2022, 20:58 WIB
Sabrina Mutiara Fitri,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Tidak banyak yang mengetahui Kolasemauku, sebuah komunitas yang memiliki cara unik dalam memanfaatkan kertas-kertas bekas di Semarang.

Sesuai namanya, Kolasemauku bergerak di bidang kolase. Artinya, seni tempel menempel yang menggabungkan beberapa kertas menjadi satu bagian utuh.

Biasanya, sekumpulan anak muda di komunitas ini memanfaatkan sejumlah bahan kertas dari koran, majalah, ataupun buletin yang tak lagi terpakai.

Baca juga: 4 Mahasiswa ITB Manfaatkan Limbah Plastik dan Sabut Kelapa Sawit untuk Perkerasan Jalan

Penggagas Kolasemauku, Debby Selviana, menuturkan, terbentuknya komunitas ini berlandas atas ingin berkreasi dengan cara lain.

Tak hanya itu, menurut Janet, sapaan akrabnya, kertas menjadi bahan utama dalam pembuatan kolase lantaran mudah dicari dan didapat.

"Daripada kertas-kertasnya kebuang, mending buat media healing yang menghasilkan sesuatu. Ini mudah, karena hanya mengandalkan sistem potong dan tempel," tutur Janet kepada Kompas.com, baru-baru ini.

Dalam proses pembuatannya, Kolasemauku hanya membutuhkan beberapa alat seperti gunting, cutter, dan lem.

Janet menyebut, cukup mudah untuk membuat sebuah kolase sederhana. Pertama, kertas dipotong sesuai bagian yang diinginkan.

Lalu kertas tersebut ditempelkan ke media tempel seperti kardus bekas menggunakan lem. Kemudian dikembangkan sesuai kreativitas masing-masing.

Baca juga: Mahasiswa Unair Inovasi Kemasan Makanan Ramah Lingkungan dari Limbah Ini

"Yang penting bagaimana temen-temen bisa senang dengan kolase, bisa mengenal dan mengerjakan seni kolase. Karena kadang mereka tahu barangnya, tapi tidak tahu kalau itu namanya kolase," jelas dia.

Selain kardus bekas, Janet dan kawan-kawan Kolasemauku juga menggunakan media tempel canvas hingga paper bag.

Sementara itu, Janet menuturkan, setiap orang juga bebas menyuarakan isu apa pun dalam karya kolasenya. Ada isu lingkungan, perempuan, dan masih banyak lagi.

"Lebih bebas sebenarnya. Nah ini salah satu yang saya bikin tentang kekerasan seksual," jelas Janet.

Baca juga: Begini Kondisi Warga Meteseh Kendal yang Terdampak Limbah Pabrik PT Citra Mas Mandiri, Debu Hitam Sebabkan Flek Paru-paru

Uniknya, Kolasemauku kerap menggelar workshop terbuka di cafe-cafe Semarang untuk masyarakat umum.

Workshop yang dinamai "Bongkar Pasang" itu sengaja dilakukan, tak lain bertujuan untuk belajar kolase bersama-sama.

"Banyak peminatnya, teman-teman di Semarang juga banyak yang ikut Bongkar Pasang," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

SDN 52 Buton Terendam Banjir, Pagar Sekolah Terpaksa Dijebol

SDN 52 Buton Terendam Banjir, Pagar Sekolah Terpaksa Dijebol

Regional
Tantang Mahyeldi di Pilkada Sumbar, Bupati Solok Daftar ke Nasdem

Tantang Mahyeldi di Pilkada Sumbar, Bupati Solok Daftar ke Nasdem

Regional
Kemeriahan BBI BBWI dan Lancang Kuning Carnival di Riau, dari 10.000 Penari hingga Ratusan UMKM dan Ekonomi Kreatif

Kemeriahan BBI BBWI dan Lancang Kuning Carnival di Riau, dari 10.000 Penari hingga Ratusan UMKM dan Ekonomi Kreatif

Regional
Bersengketa di MK, Penetapan Kursi DPRD Bangka Belitung Tertunda

Bersengketa di MK, Penetapan Kursi DPRD Bangka Belitung Tertunda

Regional
Banjir Luwu, Korban Meninggal Jadi 10 Orang, 2 Masih Dicari

Banjir Luwu, Korban Meninggal Jadi 10 Orang, 2 Masih Dicari

Regional
Capaian Keuangan Sumsel, Nilai Ekspor 503,09 Juta Dollar AS hingga NTUP Naik 1,5 Persen 

Capaian Keuangan Sumsel, Nilai Ekspor 503,09 Juta Dollar AS hingga NTUP Naik 1,5 Persen 

Regional
Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Regional
Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Regional
Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Regional
Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat dalam Tiga Hari Terakhir, Status Siaga

Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat dalam Tiga Hari Terakhir, Status Siaga

Regional
3 Tahun Bersembunyi Usai Membakar Rumah dan Sepeda Motor, 7 Pria di NTT Serahkan Diri ke Polisi

3 Tahun Bersembunyi Usai Membakar Rumah dan Sepeda Motor, 7 Pria di NTT Serahkan Diri ke Polisi

Regional
Jaksa Beberkan Dugaan Korupsi Kades Wailebe NTT yang Ditetapkan Jadi Tersangka

Jaksa Beberkan Dugaan Korupsi Kades Wailebe NTT yang Ditetapkan Jadi Tersangka

Regional
Perkembangan Situasi di Intan Jaya, TNI-Polri Berhasil Evakuasi Jenazah Warga yang Ditembak KKB

Perkembangan Situasi di Intan Jaya, TNI-Polri Berhasil Evakuasi Jenazah Warga yang Ditembak KKB

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Regional
Antisipasi Meroketnya Harga Pangan, Alokasi Pupuk Ditambah 9,55 Juta Ton

Antisipasi Meroketnya Harga Pangan, Alokasi Pupuk Ditambah 9,55 Juta Ton

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com