Yunarlis menyebutkan kelompok orang yang mengatasnamakan masyarakat setempat itu datang dan langsung membabi buta dengan melakukan penganiayaan kepadanya.
"Saya dipukul, dicekik hingga diseret. Kemudian kepala saya merasa pusing karena dipukul dan bahkan tangan sampai di jahit karena mengalami luka akibat dipukul mereka," kata Yunarlis.
Yunarlis mengaku tidak tahu motif penganiayaan kepadanya, karena dia hanya PNS yang diperbantukan di yayasan tersebut sebagai kepala sekolah SMA.
"Saya di-SK-kan oleh Gubernur di sini untuk memperbantukan yayasan sebagai kepala sekolah. Saya hanya menjalani tugas di sini," kata Yunarlis.
Tidak hanya dianiaya, kata Yunarlis, kelompok orang itu juga memutus aliran listrik dan air di rumah dinasnya.
Bahkan anaknya juga mendapat tindakan kekerasan dari orang-orang tersebut.
"Dalam kondisi ibu saya sedang kritis di rumah sakit, kemudian saya juga mendapat penganiayaan seperti ini. Saya tidak terima dan mohon kepada kepolisian sesegera mungkin menangkap para pelaku," kata Yunarlis.
Yunarlis juga meminta instansi lain seperti Komnasham, Ombudsman, LBH dan lainnya juga ikut ambil bagian dalam kasus yang dialaminya.
"Karena kejadian dalam saya berdinas. Kemudian Komnas HAM mohon ikut ambil bagian, terutama Dinas Pendidikan yang telah menempatkannya di sekolah tersebut," katanya.
Baca juga: Diduga Tekanan Kerja, Banyak Pejabat Pemkot Padang Idap Darah Tinggi, Batu Empedu, dan Ginjal
Sementara itu Kasat Reskrim Polresta Padang, Kompol Dedy Adriansyah Putra membenarkan pihaknya sudah menerima laporan dugaan penganiayaan itu.
"Sekarang sedang kita proses dan selidiki," kata Dedy.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.