Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Warga dan Wisatawan Mancanegara Emosi Banyak Tambak Ilegal Rusak Ekosistem dan Keeksotisan Karimunjawa

Kompas.com - 28/10/2022, 06:08 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

JEPARA, KOMPAS.com - Masyarakat Kecamatan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah mulai diresahkan dengan menjamurnya tambak Udang Vaname (Littopenaeus Vannamei) ilegal yang dinilai kian merusak ekosistem perairan dan menggerus keeksotisan Kepulauan Karimunjawa.

Tokoh Masyarakat Desa Kemujan, Karimunjawa, Bambang Zakaria (55) menyampaikan panorama alami yang menjadi daya pikat wisatawan di Karimunjawa ternodai akibat keberadaan tambak udang yang tak mengantongi legalitas.

Tentunya dikhawatirkan memengaruhi statusnya sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN).

Baca juga: Harga Sewa Motor di Karimunjawa dan Cara Menyewanya

Salah satunya, kata Zakaria, yaitu Pantai Cemara di Desa Kemujan yang perairannya mulai tercemar hingga mengeluarkan bau menyengat imbas pembuangan limbah tambak udang tanpa kajian lingkungan. Limbah organik dibuang asal-asalan di sekitar tambak udang dan berujung menyasar ke perairan.

"Pantai Cemara salah satu destinasi wisatawan manca dengan keindahan pasir putih dan view-nya. Saat ini mulai menghitam keruh tertutup lumut sutra yang sulit diurai. Lumut sutra tumbuh subur karena peran limbah organik tambak udang ilegal. Biota laut pun banyak yang mati mengeluarkan bau busuk akibat terisolasi lumut sutra. Dulu tak ada lumut sutra" ungkap Zakaria saat dihubungi Kompas.com melalui ponsel, Kamis (27/10/2022).

Dijelaskan Zakaria, tambak udang tak berizin resmi tersebut mulai jamak bermunculan yakni saat awal Pandemi Covid-19, meski sejak 2017 sudah beberapa terlihat beroperasi.

Dari total empat desa di Kepulauan Karimunjawa, sambung Zakaria, tambak liar berdiri di atas lahan warga di Desa Kemujan dan Desa Karimunjawa.

Dari satu lokasi tambak, ada yang terpecah menjadi 24 petak. Umumnya, lokasinya menyerobot kawasan hutan mangrove di tepian atau bibir pantai.

"Jadi sewa lahan warga. Ini skala besar dan merusak, membahayakan ekosistem perairan Karimunjawa sebagai cagar biosfer dengan biota lengkap. Lihat saja saat membuka lahan untuk tambak, bukit dikupas dengan ekskavator, mangrove pun dilibas dan burung-burung terusir. Kincir tambak itu bisingnya bukan main," terang Zakaria.

Baca juga: Pantai Annora di Karimunjawa, Indahnya Laut Biru dan Lembutnya Pasir Putih

Disampaikan Zakaria, selain warga Desa Kemujan dan Desa Karimunjawa yang merasa geram dengan dampak buruk tambak ilegal, wisatawan terutama pelancong asing juga meluapkan kekesalannya.

"Kepada kami wisatawan marah. Saat perjalanan 28 kilometer dari Desa Karimunjawa ke Desa Kemojan yang diwarnai bibir pantai, wisatawan jengkel melihat pemandangan yang berubah, yang dulunya hijau indah segar. Ditambah bau juga tak sedap," ungkap Zakaria.

Kondisi kerusakan lingkungan dampak menjamurnya tambak Udang Vaname (Littopenaeus Vannamei) ilegal di Desa Kemujan, Kecamatan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah beberapa hari lalu.DOKUMEN WARGA DESA KEMUJAN Kondisi kerusakan lingkungan dampak menjamurnya tambak Udang Vaname (Littopenaeus Vannamei) ilegal di Desa Kemujan, Kecamatan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah beberapa hari lalu.

Mewakili masyarakat Karimunjawa, Zakaria berharap pemerintah segera turun tangan mengatasi keberadaan tambak-tambak ilegal yang semakin bertambah jumlahnya.

"Ada puluhan titik tambak ilegal. Kami ingin ditutup oleh pemerintah dengan aturannya bukan masyarakat sendiri. Karena nyata telah merusak alam dan ini juga atas dasar kepariwisataan.

Baca juga: Itinerary Seharian Jelajah Daratan Karimunjawa, Pantai sampai Hutan Bakau

Kepala Balai Taman Nasional Karimunjawa (BTNKJ) Titi Sudaryanti memastikan lokasi tambak udang berada di luar kawasan Taman Nasional Karimunjawa.

"Namun untuk pemanfaatan air laut masih dari kawasan dan belum ada regulasinya. Jadi boleh memanfaatkan air laut. Untuk limbah dibuang di sekitar tambak di luar kawasan, tapi lama-lama ke laut juga. Walau parameter di bawah baku mutu, limbah organik dengan banyak nutrisi yang sampai ke laut mengancam ekosistem laut dan terumbu karang," jelas Titi.

Dari hasil pendataan BTNKJ, ada sekitar 28 titik tambak udang yang tercatat tidak menjamah kawasan Taman Nasional Karimunjawa.

"Ada 28 titik tambak udang di lahan seluas 34,4 hektar di luar Taman Nasional Karimunjawa. Untuk legalitas ada di Pemkab Jepara. Sosialisasi petambak untuk komitmen menjaga kelestarian taman nasional sudah kita lakukan. Ini jadi perhatian bersama dan sudah dikoordinasikan dengan Pemkab Jepara," pungkas Titi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Regional
Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Regional
Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Regional
Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat dalam Tiga Hari Terakhir, Status Siaga

Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat dalam Tiga Hari Terakhir, Status Siaga

Regional
3 Tahun Bersembunyi Usai Membakar Rumah dan Sepeda Motor, 7 Pria di NTT Serahkan Diri ke Polisi

3 Tahun Bersembunyi Usai Membakar Rumah dan Sepeda Motor, 7 Pria di NTT Serahkan Diri ke Polisi

Regional
Jaksa Beberkan Dugaan Korupsi Kades Wailebe NTT yang Ditetapkan Jadi Tersangka

Jaksa Beberkan Dugaan Korupsi Kades Wailebe NTT yang Ditetapkan Jadi Tersangka

Regional
Perkembangan Situasi di Intan Jaya, TNI-Polri Berhasil Evakuasi Jenazah Warga yang Ditembak KKB

Perkembangan Situasi di Intan Jaya, TNI-Polri Berhasil Evakuasi Jenazah Warga yang Ditembak KKB

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Regional
Antisipasi Meroketnya Harga Pangan, Alokasi Pupuk Ditambah 9,55 Juta Ton

Antisipasi Meroketnya Harga Pangan, Alokasi Pupuk Ditambah 9,55 Juta Ton

Regional
KPU Sikka Tetapkan 35 Caleg Terpilih Periode 2024-2029, Ini Daftarnya

KPU Sikka Tetapkan 35 Caleg Terpilih Periode 2024-2029, Ini Daftarnya

Regional
Perempuan di Bawah Umur Diperkosa 7 Pria di Pantai, Sempat Dicekoki Miras

Perempuan di Bawah Umur Diperkosa 7 Pria di Pantai, Sempat Dicekoki Miras

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Cerita Erik 20 Tahun Jadi Relawan Tagana demi Kemanusiaan

Cerita Erik 20 Tahun Jadi Relawan Tagana demi Kemanusiaan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com