YOGYAKARTA, KOMPAS.com- Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta kepada instansi terkait agar menyetop penjualan obat cair yang diketahui mengandung etilen glikol dan dietilen glikol.
Diketahui kandungan etilen glikol dan dietilen glikol diduga menjadi penyebab gagal ginjal akut pada anak.
"Kalau sudah dilarang mestinya tidak boleh dijual," kata Sultan, Senin (24/10/2022).
Sultan juga tidak tahu dengan pasti apakah obat yang sudah dinyatakan mengandung etilen glikol dan dietilen glikol berizin atau tidak.
"Sekarang persoalannya yang masuk sudah izin atau ilegal saya kan nggak tahu obat itu ilegal atau nggak," kata dia.
Baca juga: Dua Anak di Purworejo Positif Gagal Ginjal Akut, Satu Anak Meninggal Dunia
Lebih lanjut Sultan menambahkan perlu adanya tim khusus untuk melakukan razia obat-obatan yang tercemar di apotek-apotek.
"Ya, biar tim bisa terbentuk dulu melakukan operasi yang jual obat. Kita kan enggak tahu (jenis-jenis obat)," kata dia.
Lanjut dia, sekarang Pemerintah telah membentuk tim untuk mengatasi gagal ginjal akut di Indonesia. Termasuk berencana mendatangkan obat untuk diberikan kepada pasien gagal ginjal akut.
"Sepertinya sudah ada pola penanganan. Seberapa jauh belum dapat report. Sudah ditangani dengan baik.Semoga obatnya yang ada ini bisa lancar ya," kata dia.
Sebelumnya,Kepala Dinkes DIY Pembajun Setyaningastutie menyampaikan sementara ini total ada sebanyak 13 pasien gagal ginjal misterius pada anak yang ditemukan. Namun, ada satu anak yang diduga mengalami gagal ginjal misterius.
"Sekarang pasien di posisi 13 walaupun ada data satu lagi kasus dan kita baru klarifukasi ke pusat," ujar Pembajun, Jumat (21/10/2022).
Pembajun menjelaskan sekarang proses identifikasi pasien terkena gagal ginjal misterius berawal dari data verifikasi dari kabupaten atau kota yang kemudian dikirim ke provinsi dan dikirim ke kementerian kesehatan.
"Di sana dilakukan verifikasi terlebih dahulu. Dari 13 itu 7 penduduk DIY selebihnya dari luar DIY, tetapi karena kejadiannya di DIY ya jadi kasus di DIY," ujar dia.
Pembajun menambahkan terkait perkembangan temuan gagal ginjal misterius pada anak ini dibutuhkan kehati-hatian dalam penyampaian data kepada publik, dengan tujuan agar tidak terjadi kepanikan pada masyarakat.
"Seperti awal-awal Covid dulu, bukannya saya pelit data. Pasti kita kasih informasi terbaru," kata dia.
Dia berharap temuan adanya pasien gagal ginjal misterius ini tidak menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) di DIY.
"Nanti kita lihat bareng-bareng doanya jangan gitu (KLB)," kata dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.