SENTANI, KOMPAS.com- Hati Aipda Frederik Bay (43) tergerak mengajarkan baca tulis pada ibu-ibu dan anak-anak di Kampung Tolandan, Kelurahan Sentani Kota, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua.
Baginya menyalurkan ilmu adalah panggilan hati nurani. Sebab, kebanyakan warga di Kampung Tolandan belum bisa membaca, menghitung dan menulis.
“Tergerak hati nurani untuk mengajar mama-mama dan anak-anak yang notabene merupakan orang asli Papua di Kampung Tolanda," kata Frederik, Senin (17/10/2022) sore.
Baca juga: Kisah 12 Polisi Berjalan 30 Jam Melewati Pegunungan Papua demi Menyelamatkan Kiwirok
Ibu-ibu dan anak-anak yang diajar oleh Aipda Frederik mayoritas berasal dari daerah pegunungan Papua yang tinggal dan menetap di Toladan Sentani.
“Mama-mama dan anak-anak yang saya ajarkan calistung ini semua merupakan orang asli Papua (OAP). Hanya ada satu yang dari luar Papua, tetapi suaminya adalah orang Papua. Mereka (mama-mama) ini sehari-hari bekerja di kebun dan menjual di pasar,” ungkapnya kepada Kompas.com.
Karena kesibukannya sebagai anggota polisi dengan jabatan Panit 3 Unit Binmas Polsek Sentani Kota Polres Jayapura dan Bhabinkamtibmas di Toladan, maka Fredrik selalu mencari waktu yang tepat agar bisa mengajar.
Baca juga: Patroli Malam di Pos 7 Sentani Jayapura, Polisi Amankan 3 Orang Diduga Pemilik Ganja
Tak hanya itu, dia juga harus bisa menyesuaikan dengan kesibukan ibu-ibu yang sehari-hari berkebun dan berjualan di pasar.
“Dalam seminggu biasanya dua kali saya memanfaatkan waktu untuk mengajari calitung kepada mama-mama dan anak-anak. Inilah hal mendasar yang harus diketahui oleh mama-mama dan anak-anak, sehingga ketika berjualan mereka bisa menghitung tentang untung dan rugi ketika berjualan di pasar,” ucapnya.