Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanah Bergerak di Pulau Sebatik, 2 Rumah dan 1 Bangunan Sekolah Rusak

Kompas.com - 18/10/2022, 07:52 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Cuaca buruk yang terjadi di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, mengakibatkan kerusakan infrastruktur dan rumah warga. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nunukan, mencatat ada tiga kejadian tanah bergerak di Pulau Sebatik,

Adapun bangunan yang rusak yakni dua rumah warga dan satu gedung sekolah. Bangunan tersebut miring dan konstruksinya retak.

Peristiwa tanah bergerak, dilaporkan terjadi pada Senin (17/10/2022), sekitar pukul 08.00-12.00 Wita, di Desa Sei Limau, Pulau Sebatik.

Baca juga: Puluhan Rumah di Tulungagung Retak akibat Tanah Bergerak, Warga Ketakutan dan Mengungsi

Salah rumah yang terdampak adalah milik Tamrin. Rumah warga RT 010 Dusun Berjoko itu miring dan rawan ambruk.

"Tanah bergerak akibat dampak dari pembangunan Sekolah SDN 5 Sebatik Tengah. Adanya bangunan turap penahan tanah yang tidak mampu menahan lajunya debit air. Dan tekanan tanah, mengakibatkan tanah dasar menjadi bergerak atau bergeser dan merusak turap penahan tanah tersebut. Sehingga berdampak ke rumah Bapak Tamrin,’’jelas Kasubid Informasi BPBD Nunukan, Muhammad Basir, Selasa (18/10/2022).

Sampai saat ini, rumah tersebut masih ditinggali. Namun ketua RT setempat sudah mengimbau agar keluarga Tamrin untuk sementara mencari rumah lain demi keamanan.

Rumah lainnya yang juga mengalami kerusakan adalah milik Gusri Hering Liman. Rumah warga di RT 009 Dusun Berjoko, Desa Sei Limau itu mengalami kemiringan parah hingga akhirnya dibongkar karena membahayakan jika terus ditinggali.

Saat ini Gusri pun harus tinggal di rumah kerabatnya sambil mengupayakan pembangunan rumah baru, 

"Bangunan Rumah di bangun di lereng bukit, sehingga sangat rawan terjadi longsor. Tiang rumah dan bangunan rumah sudah rapat dengan tanah sehingga dibongkar oleh pemilik rumah. Menurut informasi sebelum dibongkar rumah Bapak Gusri kondisi tiangnya sudah sangat miring dan kayu bin sudah rapat di tanah,’’ungkap Basir. 

Bangunan lainnya yang rusak adalah Sekolah SMAN 1 Sebatik Tengah. Bangunan sekolah yang memiliki lima ruang kelas ini dan dibangun di atas tanah timbunan. Hal itu membuat tanah sangat mudah bergerak dan longsor saat terjadi cuaca hujan dengan intensitas tinggi.

Dia mengatakan terjadi keretakan lumayan parah pada salah satu ruang kelas. Sehingga, dari 5 kelas yang ada, tersisa 4 ruang kelas yang bisa digunakan.

‘’Camat sudah mengimbau kepada kepala sekolah agar melaporkan kepada Dinas Pendidikan Provinsi terkait kondisi tersebut. Harapannya segera dilakukan perbaikan dan ruang kelas bisa kembali dimanfaatkan,’’ katanya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Teriakan Histeris Emak-emak di Labuan Bajo Saat Menyambut Kedatangan Jokowi

Teriakan Histeris Emak-emak di Labuan Bajo Saat Menyambut Kedatangan Jokowi

Regional
Muhaimin Yakin Anies Mampu Selesaikan Masalah Guru karena Pernah Jadi Mendikbud

Muhaimin Yakin Anies Mampu Selesaikan Masalah Guru karena Pernah Jadi Mendikbud

Regional
Lagi, Pekerja Migran Ilegal Asal Flores Timur Meninggal di Malaysia

Lagi, Pekerja Migran Ilegal Asal Flores Timur Meninggal di Malaysia

Regional
KONI Blitar Ancam Demo Bupati karena Tak Dapat Dana Pembinaan dan Penghargaan Atlet

KONI Blitar Ancam Demo Bupati karena Tak Dapat Dana Pembinaan dan Penghargaan Atlet

Regional
Mas Dhito Ajak Kepala Daerah Dukung Bandara Dhoho Kediri melalui Pembangunan Jalan Nontol

Mas Dhito Ajak Kepala Daerah Dukung Bandara Dhoho Kediri melalui Pembangunan Jalan Nontol

Regional
Sepanjang Januari-September 2023, 12 Anggota Polri di Maluku Dipecat

Sepanjang Januari-September 2023, 12 Anggota Polri di Maluku Dipecat

Regional
Anggotanya Dikeroyok, Dandim Grobogan Minta Kebiasaan Pesta Miras Saat Hajatan Dihentikan

Anggotanya Dikeroyok, Dandim Grobogan Minta Kebiasaan Pesta Miras Saat Hajatan Dihentikan

Regional
UMK Sumbawa Tahun 2024 Naik 3,25 Persen

UMK Sumbawa Tahun 2024 Naik 3,25 Persen

Regional
Soal Keterwakilan Perempuan, Muhaimin: Kita Komitmen dan Sudah Berbuat

Soal Keterwakilan Perempuan, Muhaimin: Kita Komitmen dan Sudah Berbuat

Regional
1.242 KK Terdampak Banjir Bandang di Dompu, Korban Mulai Mengungsi

1.242 KK Terdampak Banjir Bandang di Dompu, Korban Mulai Mengungsi

Regional
Petani Milenial di NTB Capai 225.000 Orang, Manfaatkan Teknologi untuk Bercocok Tanam

Petani Milenial di NTB Capai 225.000 Orang, Manfaatkan Teknologi untuk Bercocok Tanam

Regional
Polemik Pengelolaan Gedung Perbasi Pontianak, Diselidiki Jaksa dan Digembok Pengelola

Polemik Pengelolaan Gedung Perbasi Pontianak, Diselidiki Jaksa dan Digembok Pengelola

Regional
Momen Menegangkan Erupsi Gunung Marapi, Pendaki Terjebak di Tengah Hujan Batu dan Abu

Momen Menegangkan Erupsi Gunung Marapi, Pendaki Terjebak di Tengah Hujan Batu dan Abu

Regional
Tegaskan Tak Ada Jual Beli Jabatan, Bupati Semarang: Jika Ada Laporkan ke Saya

Tegaskan Tak Ada Jual Beli Jabatan, Bupati Semarang: Jika Ada Laporkan ke Saya

Regional
Nasib Pilu Bocah 7 Tahun Tewas Dianiaya Orangtua Angkat dan 5 Karyawan di Kalbar

Nasib Pilu Bocah 7 Tahun Tewas Dianiaya Orangtua Angkat dan 5 Karyawan di Kalbar

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com