Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemakaman Raja Sumba Timur, Jenazah Disemayamkan 3 Tahun di Rumah Duka

Kompas.com - 09/10/2022, 07:37 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com-Jenazah Raja Nggongi Umbu Yadar di Desa Praimaditha, Kecamatan Karera, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang mangkat pada 8 Juli 2019 akhirnya dikebumikan pada 7 Oktober 2022.

Dalam tradisi orang Sumba Timur, khususnya kalangan raja, pemakaman adalah hal penting.

Menurut kepercayaan mereka, jika orang yang sudah mati dibuat prosesi adat atau dihormati,  akan memberi berkat kepada orang masih hidup.

Baca juga: Tangis Gubernur Viktor Laiskodat Saat Serahkan Jenazah Sekda NTT kepada Bupati Sumba Timur

Tradisi pemakaman ini merupakan acara sakral yang sudah berjalan ratusan tahun dan tetap dilestarikan masyarakat Sumba.

Raja Umbu Yadar yang meninggal pada tiga tahun silam baru dikebumikan setelah melalui rangkaian panjang prosesi adat pemakaman seorang Raja.

Prosesi adat pemakamannya dihadiri ribuan warga masyarakat dari seluruh penjuru Pulau Sumba serta undangan tamu dari luar.

Menandai dimulainya prosesi adat pemakaman, seekor anak kerbau dipotong di depan pintu makam sebelum peti jenazah diangkat.

Setelah itu peti jenazah yang telah ditutup menggunakan kain tenun Sumba diangkat ke luar dari rumah adat menuju ke tempat pemakaman oleh perwakilan keluarga dengan diiringi musik tradisional.

Baca juga: Resor Mewah di Sumba Tengah Diduga Langgar Garis Sempadan Pantai

Jarak rumah duka dengan kubur batu tempat Raja Umbu Yadar dimakamkan sekitar 30 meter.

Di belakang peti, berjalan seluruh keluarga mendiang dipampingi empat ekor kuda tunggangan yang telah dihiasi serta para penjaga jenazah raja.

Sebelum memasuki liang lahat, jenazah dan para pengiring mengelilingi makam sebanyak delapan kali.

Kemudian dua kerbau, seekor kuda, seekor sapi dan seekor babi besar dipotong untuk dikurbankan di depan rumah adat sebagai simbol pembersihan dosa.

Prosesi pemakaman jenazah ini dihadiri Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat dan sejumlah pejabat Sumba Timur.

Viktor yang hadir bersama rombongan memakai busana adat khas Sumba Timur sebagai wujud penghormatan untuk mendiang Raja Umbu Yadar beserta keluarga besar.

Sehari sebelumnya, Kamis (6/10/22) sore, Viktor  telah diangkat menjadi Sulung Selatan (Saudara tertua) bagi masyarakat Sumba Timur khususnya wilayah selatan. 

Baca juga: Hama Belalang Serang Tanaman Padi Warga Sumba Barat Daya, Kerugian Capai Puluhan Juta Rupiah

Dia membawa serta tiga ekor Kerbau Madappa (kerbau dengan tanduk panjang) yang diserahkan langsung secara adat kepada keluarga besar mendiang Raja Umbu Yadar sebagai wujud rasa persaudaraan.

Dalam kesempatan itu, Viktor mengajak masyarakat Sumba Timur, untuk menghayati dan melestarikan secara turun temurun teladan mendiang Raja Umbu Yadar.

“Sebagai keluarga, sahabat, handaitaulan kita semua hadir di sini untuk memberikan penghormatan terakhir kepada saudara almarhum Umbu Yadar," ujar Viktor.

Menurut Viktor, Raja Umbu Yadar dikenal adalah seorang tokoh, bangsawan yang memiliki nilai-nilai konsepsional dalam bidang-bidang pembangunan sumber daya manusia, pendidikan, dan juga peduli dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.

"Oleh karena itu nilai-nilai tersebut harus kita lestarikan,” kata Viktor.

Viktor mengapresiasi dan bangga karena budaya adat dan kearifan lokal Sumba yang telah ada dari zaman dahulu tetap eksis hingga saat ini.

Baca juga: Kisah-kisah Kawin Tangkap di Sumba, dari Alasan Nama Baik hingga Tuntutan Adat

Dia berharap, budaya yang tetap terjaga tersebut selalu memberikan kesejahteraan bagi masyarakat sekitar.

“Sangat luar biasa, karena budaya orang Sumba yang telah ada beribu-ribu tahun yang lalu tetap terjaga hingga hari ini. Oleh karena itu saya selalu berharap budaya itu harus mempersatukan kita, juga budaya itu harus buat masyarakat sekitar sejahtera. Karena kalau tidak buat sejahtera, dan tidak mencerdaskan generasi penerus, berarti budaya itu salah,” Jelas Viktor.

“Dunia sudah berubah. Saya tidak ingin menatap masa depan dengan keadaan yang buruk. Oleh sebab itu, di dalam budaya, ketika orang datang bawa hewan, jangan kita potong semua, tapi cukup satu dua ekor, di situ orang akan lihat budayanya. Saya ingin kita menyesuaikan cara pandang kita dengan perubahan zaman demi kesejahteraan kehidupan masyarakat dan kelestarian budaya kita,” tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

50 Rumah Warga Terdampak Banjir Lahar Gunung Lewotobi NTT

50 Rumah Warga Terdampak Banjir Lahar Gunung Lewotobi NTT

Regional
Siap Gencarkan Sport Tourism, Specta Jateng Open Tennis Tournament 2024 Disambut Antusias

Siap Gencarkan Sport Tourism, Specta Jateng Open Tennis Tournament 2024 Disambut Antusias

Regional
Polisi Tangkap 14 Orang Geng Motor Pelaku Tawuran yang Tewaskan Pelajar SMA

Polisi Tangkap 14 Orang Geng Motor Pelaku Tawuran yang Tewaskan Pelajar SMA

Regional
Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Regional
Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Regional
Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Regional
Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sulsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sulsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Regional
Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Regional
Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Regional
Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

Regional
115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

Regional
Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Regional
Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Regional
Harga Anjlok dan Cold Storage Tak Memadai, Nelayan di Aceh Terpaksa Buang 3 Ton Ikan

Harga Anjlok dan Cold Storage Tak Memadai, Nelayan di Aceh Terpaksa Buang 3 Ton Ikan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com