KOMPAS.com - Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Rahmat Hidayat Pulungan menegaskan bahwa semua yang salah dan lalai dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang pada Sabtu (1/10/2022) sebaiknya mundur saja.
Hal itu sebagai bentuk pertanggungjawaban moral dalam peristiwa kerusuhan di Malang yang menyebabkan ratusan orang meninggal.
Rahmat mengatakan, semua yang terjadi ini begitu kasat mata. Semua yang waras bisa menilai siapa yang salah dan lalai.
Baca juga: Kondisi Stadion Kanjuruhan Pasca-tragedi Kerusuhan, 4 Pintu Keluar Rusak, Barang-barang Berserakan
"Sekarang ini era keterterbukaan, percuma ditutup-tutupi. Semua mata di seluruh dunia melihat peristiwa ini, selain ucapan duka mereka juga bertanya-tanya atas kualitas bangsa dan negara kita," kata Rahmat dalam wawancara via ponsel, Selasa (4/10/2022).
Menurut Rahmat, Indonesia ini memimpin pertemuan bergengsi, G20. Forum ini sangat prestisius di semua belahan dunia. Beberapa bulan ke depan Indonesia akan menjadi tuan runah perhelatan terbesar ini.
"Kasus Malang ini membuat kredibilitas kita dipertanyakan dalam banyak aspek. Oleh karena itu, sebaiknya mereka yang salah dan bertanggung jawab segera mundur saja," tegasnya.
Dilansir dari laman resmi Bank Indonesia, bi.go.id, G20 merupakan forum kerja sama multilateral yang terdiri dari 19 negara utama dan Uni Eropa (EU). Komunitas global G20 ini adalah representasi dari 60 persen populasi bumi, 75 persen perdagangan global, dan 80 persen PDB dunia.
Ada pun anggota G20 terdiri dari Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Meksiko, Republik Korea, Rusia, Perancis, Tiongkok, Turki, dan Uni Eropa.
Rahmat lebih lanjut mengatakan, sebagai bangsa yang besar, Indonesia memiliki jati diri sebagai ksatria dan memiliki rasa malu atas tragedi ini. Oleh karena itu, ia meminta semua pihak yang lalai dan bersalah dalam kerusuhan yang mematikan itu agar segera mundur sebagai bentuk tanggung jawab moral.
"Sebaiknya mereka yang telah membuat duka dan malu bangsa kita segera mundur saja," tandasnya.
Diketahui, tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang menewaskan 131 orang. Peristiwa mematikan dengan korban jiwa sebesar itu yang terjadi pada Sabtu malam masuk kejadian terbesar dalam sejarah sepak bola Indonesia dan kedua dalam sejarah olahraga dunia.
Baca juga: Ganjar Siapkan Gelaran Laga Sepakbola di Jateng Sekaligus Kirim Doa Korban Tragedi Kanjuruhan Malang
Polri kemudian mengambil tindakan tegas pasca-tragedi itu dengan mencopot Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat dan 9 anggota Brimob.
Polri juga terus mengusut tuntas kasus tersebut dengan memeriksa puluhan anggotanya yang terlibat dalam penanganan kerusuhan suporter Aremania itu.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.