Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolres Pematang Siantar Minta Maaf, Akui Anggotanya Represif ke Mahasiswa Pendemo Kenaikan BBM

Kompas.com - 08/09/2022, 18:41 WIB
Teguh Pribadi,
Reni Susanti

Tim Redaksi

PEMATANG SIANTAR, KOMPAS.com - Kapolres Pematang Siantar AKBP Fernando mengakui anggota Polres Pematang Siantar melakukan tindakan represif saat demo mahasiswa menolak kenaikan BBM pada Senin 5 September 2022. 

Hal itu disampaikan Fernando saat unjuk rasa mahasiswa Cipayung Plus Kota Pematang Siantar di depan komplek perkantoran DPRD Pematang Siantar, Jalan Adam Malik, Kamis (8/9/2022).

 

"Berkaitan dengan peristiwa pada hari Senin kemarin, saya selaku aparat kepolisian yang bertanggung jawab di wilayah Pematang Siantar mengakui atas ketidak profesional yang sudah kami lakukan dimana di situ ada tindakan represif yang sudah terjadi," kata AKBP Fernando kepada pengunjukrasa.

 

Baca juga: Tolak Kenaikan Harga BBM di Pematang Siantar, Polisi Tembakkan Gas Air Mata, 2 Orang Terluka

 

Ia juga meminta maaf kepada mahasiswa Cipayung Plus dan para mahasiswa yang menjadi korban kekerasan dari polisi yang mengamankan aksi unjuk rasa.

 

"Kami Polisi Republik Indonesia mohon maaf yang sebesar-besarnya atas ketidak profesionalan kami dalam pengamanan unjuk rasa pada hari Senin," ungkapnya.

 

Diketahui, saat demonstrasi, salah satu korban kekerasan resmi melaporkan dugaan pelanggaran disiplin anggota polisi ke Propam Polres Pematang Siantar, dengan surat tanda penerimaan pelaporan (STPL) nomor 01/IX/2022/PROPAM tertanggal 5 September 2022.

 

Pelapor seorang mahasiswa bernama Tony Sahputra Simanjorang. Korban mengalami luka pada bagian paha kanan hingga testis akibat tembakan gas air mata.

 

Baca juga: Polisi Bantah Sembunyikan Pemanah Saat Bentrok Demo BBM di Makassar

 

Menurut AKBP Fernando, saat ini anggota polisi yang melakukan pengamanan unjuk rasa sedang diperiksa Propam Polda Sumut.

 

"Bahwa saat ini Propam Polda sudah melakukan pemeriksaan dan proses sedang berjalan. Nanti semua akan disampaikan. Silahkan rekan-rekan mahasiswa mengawal proses tersebut," katanya kepada pengunjuk rasa.

 

Juwita Panjaitan, mewakili Gerakan Mahasiswa Cipayung Plus mengaku mengutuk keras tindakan represif yang dilakukan anggota Polres Pematang Siantar tersebut. 

 

Selain mendesak Kapolres dan Kepala Satuan Intelkam Polres Pematang Siantar dicopot dari jabatannya, Cipayung Plus meminta Polda Sumut mengevaluasi dan menjatuhkan sanksi.

 

"Kami meminta Polda Sumut segera mengevaluasi semua anggota polisi yang terlibat tindakan represif kepada mahasiswa," kata Juwita.

 

Sebelumnya, unjuk rasa mahasiswa menolak kenaikan BBM di Kota Pematang Siantar berujung ricuh.

 

Anggota kepolisian Polres Pematang Siantar menembakkan gas air mata hingga melukai sedikitnya 2 orang mahasiswa.

 

Peristiwa itu terjadi setelah massa keluar dari perkantoran DPRD, lalu berorasi seraya membakar ban bekas di depan perkantoran DPRD di Jalan Adam Malik.

 

 

Halaman:


Terkini Lainnya

Suami di Karimun Bunuh Istri Pakai Batang Sikat Gigi

Suami di Karimun Bunuh Istri Pakai Batang Sikat Gigi

Regional
Maju Pilkada Maluku, Eks Pangdam Pattimura Daftar Cagub ke 5 Parpol

Maju Pilkada Maluku, Eks Pangdam Pattimura Daftar Cagub ke 5 Parpol

Regional
Ratusan Ribu Suara Pemilu 2024 di Bangka Belitung Tidak Sah, NasDem Gugat ke MK

Ratusan Ribu Suara Pemilu 2024 di Bangka Belitung Tidak Sah, NasDem Gugat ke MK

Regional
Maksimalkan Potensi, Pj Walkot Tangerang Minta Fasilitas Kawasan Kuliner Parlan Dilengkapi

Maksimalkan Potensi, Pj Walkot Tangerang Minta Fasilitas Kawasan Kuliner Parlan Dilengkapi

Kilas Daerah
Tim SAR Gabungan Kembali Temukan Jasad Korban Banjir Bandang Luwu

Tim SAR Gabungan Kembali Temukan Jasad Korban Banjir Bandang Luwu

Regional
Seorang Petani di Sikka NTT Dikeroyok hingga Babak Belur, 3 Pelaku Ditangkap

Seorang Petani di Sikka NTT Dikeroyok hingga Babak Belur, 3 Pelaku Ditangkap

Regional
KKB Ancam dan Rampas Barang Jemaat Gereja di Pegunungan Bintang

KKB Ancam dan Rampas Barang Jemaat Gereja di Pegunungan Bintang

Regional
Geng Motor Tawuran Tewaskan Pelajar SMA di Lampung, 2 Orang Jadi Tersangka

Geng Motor Tawuran Tewaskan Pelajar SMA di Lampung, 2 Orang Jadi Tersangka

Regional
Ayah Perkosa Putri Kandung di Mataram Saat Istri Kerja sebagai TKW

Ayah Perkosa Putri Kandung di Mataram Saat Istri Kerja sebagai TKW

Regional
Tanah Orangtua Dijual Tanpa Sepengetahuannya, Adik Bacok Kakak di Kampar

Tanah Orangtua Dijual Tanpa Sepengetahuannya, Adik Bacok Kakak di Kampar

Regional
Warga Cianjur Kaget Wanita yang Dinikahinya Ternyata Seorang Pria

Warga Cianjur Kaget Wanita yang Dinikahinya Ternyata Seorang Pria

Regional
Saiful Tewas Usai Ditangkap Polisi, Istri: Suami Saya Buruh Tani, Tak Terlibat Narkoba

Saiful Tewas Usai Ditangkap Polisi, Istri: Suami Saya Buruh Tani, Tak Terlibat Narkoba

Regional
KLB Diare di Pesisir Selatan Sumbar, Ada 150 Kasus dan 4 Orang Meninggal

KLB Diare di Pesisir Selatan Sumbar, Ada 150 Kasus dan 4 Orang Meninggal

Regional
Guru Honorer di Maluku Dipecat Setelah 11 Tahun Mengabdi, Pihak Sekolah Berikan Penjelasan

Guru Honorer di Maluku Dipecat Setelah 11 Tahun Mengabdi, Pihak Sekolah Berikan Penjelasan

Regional
Pikap Pelat Merah Angkut Ribuan Liter Miras di Gorontalo

Pikap Pelat Merah Angkut Ribuan Liter Miras di Gorontalo

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com