Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Pemain Bola Dijemput Paksa Istri | Oknum TNI yang Terlibat Mutilasi Bertambah

Kompas.com - 02/09/2022, 06:00 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Editor

KOMPAS.com - Viral di media sosial, sebuah video yang memperlihatkan seorang pemain sepak bola antarkampung (tarkam) dijemput istrinya saat bertanding.

Peristiwa itu diketahui terjadi di lapangan Desa Hanum, Kecamatan Dayeluhur, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.

Dari video yang beredar di media sosial, terdengar penonton menyoraki aksi perempuan berhelm tersebut.

Berita lainnya, oknum TNI yang terlibat dalam kasus mutilasi di Mimika, Papua, bertambah dua orang.

Dua orang tersebut kini sedang dalam pemeriksaan.

Dengan adanya tambahan dua orang, oknum TNI yang terlibat dalam kasus mutilasi menjadi delapan orang. Sebelumnya, TNI telah menetapkan enam anggotanya sebagai tersangka.

Berikut berita-berita yang menjadi sorotan pembaca Kompas.com pada Kamis (1/9/2022).

1. Kisah di balik pemain bola dijemput paksa istri saat bertanding

Tangkapan layar video seorang pemain sepakbola dihampiri istri dan diminta keluar lapangan saat pertandingan tarkam di lapangan Desa Hanum, Kecamatan Dayeuhluhur, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Senin (29/8/2022).KOMPAS.COM/TANGKAPAN LAYAR Tangkapan layar video seorang pemain sepakbola dihampiri istri dan diminta keluar lapangan saat pertandingan tarkam di lapangan Desa Hanum, Kecamatan Dayeuhluhur, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Senin (29/8/2022).

Seorang pemain sepak bola tarkam di Cilacap dijemput paksa istrinya sewaktu bertanding.

Detik-detik sang pemain dijemput istri di lapangan sempat terekam dalam video. Video itu lantas viral di media sosial.

Kepala Desa Bingkeng Wartono membenarkan bahwa pria yang dijemput paksa istri merupakan pemainnya.

"Dalam pertandingan tersebut ada kejadian yang unik, terutama pemain dari warga kami. Itu tahu-tahu (istrinya) sudah ada di tengah lapangan, dia menjemput suaminya," ujarnya, Rabu (31/8/2022).

Menurutnya, apa yang dilakukan perempuan tersebut merupakan tanda sayang terhadap suami.

Baca selengkapnya: Pemain Bola di Cilacap Dijemput Paksa Istrinya Saat Bertanding, Kades: Itu Ungkapan Sayang, Takut Ada Apa-apa

2. Dua oknum TNI diduga ikut nikmati uang rampasan

Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa tengah memberi keterangan pers kepada wartawan di Makodam XVII/Cenderawasih, Jayapura, Papua, Rabu.(KOMPAS.COM/DHIAS SUWANDI) Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa tengah memberi keterangan pers kepada wartawan di Makodam XVII/Cenderawasih, Jayapura, Papua, Rabu.

Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa menuturkan bahwa jumlah anggotanya yang terlibat kasus mutilasi di Mimika bertambah dua orang.

Kedua oknum itu diduga ikut menikmati uang rampasan sebesar Rp 250 juta.

"Dari hasil pendalaman yang dilakukan, ada dua orang lagi yang kami periksa. Keduanya ikut menikmati uang hasil tindak pidana itu," ucapnya, Rabu.

Jika ditambah dua orang itu, berarti ada delapan anggota TNI yang diduga terlibat dalam kasus tersebut.

"Jadi total ada delapan orang, enam sudah tersangka, sementara dua orang masih dalam pendalaman karena menerima uang hasil rampokan itu," ungkapnya.

Baca selengkapnya: Jumlah Oknum TNI yang Terlibat Kasus Mutilasi Bertambah 2 Orang, Panglima TNI: Mereka Ikut Menikmati Uang

 

3. Cucu Risma diduga diusir petugas playground anak di mal Surabaya

Menteri Sosial Tri Rismaharini. Cucu Risma diduga diusir saat bermain di playground di SurabayaKOMPAS.com/Ardito Ramadhan D Menteri Sosial Tri Rismaharini. Cucu Risma diduga diusir saat bermain di playground di Surabaya

Cucu Menteri Sosial Tri Rismaharini diduga diusir dari arena bermain untuk anak-anak di salah satu mal di Surabaya, Jawa Timur, Rabu malam.

Dugaan pengusiran itu bermula saat anak Risma, Fuad Benardi beserta istri dan kedua anaknya mengunjungi arena bermain.

Sebelum bermain, petugas memberitahu bahwa setiap anak dan pendamping wajib mengenakan masker di tempat itu. Jika tidak bermasker, akan diperingatkan tiga kali hingga akhirnya diusir.

Baru berjalan 20 menit, anak kedua Fuad ternyata rewel dan tak mau memakai masker. Petugas lantas tak memperbolehkannya bermain di tempat itu.

Namun, saat menjemput anak pertamanya, Fuad dan istrinya, Erra Masita, mendapati ada anak lain yang tak memakai masker saat bermain. Fuad dan Erra kemudian protes.

"(Anak lain) itu kok dibiarkan? Enggak ditegur kayak anak saya? Enggak dibuntutin terus kayak anak saya?" ungkapnya, Kamis.

Baca selengkapnya: Cucu Risma Diduga Diusir Petugas Playground Anak di Mal Surabaya, Fuad Benardi Marah

4. Video viral rambut siswa SD yang berkutu dibersihkan guru

Sosok Zera Ayu Fatmawati guru Sekolah Dasar (SD) 01 Sewurejo, Karanganyar, Jawa Tengah, yang viral saat sedang membersihkan ratusan kutu di rambut muridnya viral di media sosial.KOMPAS.COM/Fristin Intan Sulistyowati Sosok Zera Ayu Fatmawati guru Sekolah Dasar (SD) 01 Sewurejo, Karanganyar, Jawa Tengah, yang viral saat sedang membersihkan ratusan kutu di rambut muridnya viral di media sosial.

Sebuah video viral di TikTok, memperlihatkan seorang guru SD 01 Sewurejo, Karanganyar, Jawa Tengah, sedang membersihkan kutu di rambut muridnya berinisial TDW (10).

Sang guru, Zera Ayu Fatmawati, menceritakan, mulanya ia melihat noda hitam di seragam muridnya. Namun, setelah didekati, bercak hitam itu ternyata bergerak. Tak lain itu adalah kutu.

"Saya setelah tahu, kita izin buka jilbabnya. baru kelihatan full kutu aromanya juga bau luar biasa. Kemudian kotoran-kotoran kutu itu kan sudah menumpuk jadi kayak gitu loh kak bintik-bintik kayak pasir. Langsung kita eksekusi," tuturnya, Kamis.

Saat membersihkan kutu pada Selasa (30/8/2022), Zera harus memotong rambut TDW karena rambutnya kusut.

"Permintaan maaf kepada keluarga karena kemarin kita sudah potong rambutnya. Itu awalnya panjang, nah karena saya motong rambutnya itu enggak bisa disisir. Kalau ini enggak dipotong bisa disisir," jelasnya.

Baca selengkapnya: Viral Video Siswa SD Miliki Ratusan Kutu Dibersihkan Gurunya, Ini Cerita di Baliknya

5. Anak penjual cilok gagal kuliah karena NIK dipakai orang lain

Ahmad Sam'ani, warga Desa/Kecamatan Sukorambi yang mencari keadilan terkait pemakaian NIK oleh orang lain, mengadu di Pendapa Bupati Jember, Rabu (31/8/2022). surya/sri wahyunik Ahmad Sam'ani, warga Desa/Kecamatan Sukorambi yang mencari keadilan terkait pemakaian NIK oleh orang lain, mengadu di Pendapa Bupati Jember, Rabu (31/8/2022).

Ahmad Samani, warga Kecamatan Sukorambi, Kabupaten Jember, Jawa Timur, tak bisa kuliah lantaran nomor induk kependudukan (NIK) miliknya dipakai orang lain.

NIK Samani diduga dipakai oleh seorang berinisial AFY, warga Kecamatan Sukorambi.

Perempuan tersebut diduga memakai NIK Ahmad untuk mendaftar beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) di salah satu kampus di Jember.

Kejadian tersebut membuat sang anak pedagang cilok gagal kuliah. Ia kemudian mengadu ke kantor Pemerintah Kabupaten Jember pada Rabu.

"Saya mendaftar tahun lalu setelah lulus, tetapi gagal. Ada keterangan NIK sudah terdaftar. Padahal saya belum pernah mendaftar. Awalnya saya mengira terjadi NIK ganda, ternyata setelah ditelusuri, bukan," terangnya, Kamis.

Baca selengkapnya: Cerita Anak Penjual Cilok Gagal Kuliah karena NIK-nya Dipakai Orang Lain untuk Daftar Beasiswa

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Surabaya, Ghinan Salman | Editor: Michael Hangga Wismabrata, Pythag Kurniati, Rachmawati)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

[POPULER NUSANTARA] Pabrik Sepatu Bata di Karawang Tutup | Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik

[POPULER NUSANTARA] Pabrik Sepatu Bata di Karawang Tutup | Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik

Regional
Ketiduran Sambil Bawa Emas, Nenek 87 Tahun Jadi Korban Perampokan

Ketiduran Sambil Bawa Emas, Nenek 87 Tahun Jadi Korban Perampokan

Regional
Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Regional
Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Regional
Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Regional
Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Regional
6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com