Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manfaat Akar Wangi, Dari Wewangian hingga Penolak Bencana

Kompas.com - 31/08/2022, 23:57 WIB
Riska Farasonalia

Editor

KOMPAS.com - Narwastu atau dikenal dengan akar wangi memiliki segudang manfaat mulai dari untuk wewangian hingga pengobatan tradisional.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata narwastu adalah bau-bauan yang dibuat dari akar wangi.

Di sebagian Pulau Jawa akar wangi dikenal masyarakat dengan beragam nama yakni usar, larasetu atau rarawestu.

Akar wangi yang memiliki nama latin Chrysopogon zizaniodes merupakan tanaman endemik yang berasal dari India.

Baca juga: 7 Manfaat Kunyit untuk Kulit Wajah dan Cara Membuat Maskernya

Wewangian

Setelah, akarnya yang dikeringkan secara tradisional biasanya digunakan sebagai pengharum lemari penyimpan pakaian atau barang-barang penting, seperti batik dan keris.

Aroma wangi yang dihasilkan berasal dari bagian akar yang memiliki kandungan minyak atsiri atau dikenal sebagai vetiver oil.

Tak jarang, minyak atsiri dari akarwangi juga banyak digunakan dalam proses pembuatan parfum dan kosmetik.

Pencegah longsor dan banjir

Namun, rupanya vetiver ini adalah sejenis rerumputan besar yang memiliki peran penting bagi pelestarian lingkungan.

Di luar negeri, tumbuhan dari famili Poaceae ini telah lama dimanfaatkan untuk berbagai keperluan ekologis dan fitoremediasi atau upaya memperbaiki lingkungan dengan menggunakan media tanaman pada lahan dan air.

Bagian daunnya dapat menyerap karbon, bisa dijadikan pakan ternak, pengusir hama, bahan atap rumah, hingga bahan dasar kertas.

Tak hanya itu, pada bagian akar juga bermanfaat untuk mencegah longsor dan banjir, memperbaiki kualitas air, melindungi infrastruktur, menyerap racun, hingga menyuburkan tanah.

Peneliti Pusat Penelitian Biologi Lembaga ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Deden Girmansyah mengatakan, vetiver merupakan tanaman perawat pada tanah yang sakit karena mampu memperbaiki struktur tanah terutama pada kawasan rawan longsor akibat pengikisan oleh air dan angin.

Selain itu, akarnya sangat toleran terhadap beberapa keadaan ekstrem seperti kekeringan biologi meski tak toleran terhadap tempat teduh.

Baca juga: Manfaat dan Efek Samping Mengaplikasikan Lemon pada Wajah

Tanaman Akar Wangihttps://setkab.go.id/ Tanaman Akar Wangi

Tanaman ekologis

Akar wangi merupakan tanaman ekologis dengan sistem perakarannya yang unik.

Tanaman ini memiliki akar serabut yang tumbuh lurus dan bukan menyamping seperti tumbuhan rumput pada umumnya.

Akar wangi biasanya tumbuh pada ketinggian 500-1.500 meter di atas permukaan laut dan dapat tumbuh subur pada suhu berkisar 17-27 derajat Celcius dengan curah hujan 500-2.500 milimeter per tahun.

Namun, akar wangi juga dapat tumbuh pada lahan kering dan tercemar.

Akar ini masuk sangat jauh ke dalam tanah.

Dalam 1 tahun usia tumbuhnya, akarnya dapat mencapai kedalaman 3-4 meter.

Saat ini rekor akar terpanjang adalah 5,2 meter menembus ke dalam tanah.

Akarnya juga mampu menembus lapisan setebal 15 sentimeter yang sangat keras.

Di lereng-lereng yang keras dan berbatu, ujung-ujung akarnya mampu masuk menembus dan menjadi semacam jangkar yang kuat.

Kolom hidup

Cara kerja akar ini seperti besi kolom yang masuk ke dalam menembus lapisan tekstur tanah.

Dengan struktur akar menghujam jauh ke dalam tanah membuat tanah menjadi kuat, stabil dan tahan terhadap longsor serta memungkinkan tanaman ini tetap kokoh meski diterjang derasnya arus air.

Kondisi ini menyebabkan tumbuhan ini dijuluki sebagai "kolom hidup".

Dengan bentuk batang kaku dan tegak serta mampu tumbuh hingga 2 meter membuatnya mampu tetap berdiri meskipun di arus air dalam.

Ketika ditanam dengan pola rapat, rumpun tanaman pagarnya berguna sebagai penyaring sedimen yang efektif dan penyebar air.

Selain itu, tanaman ini juga tahan terhadap hama, penyakit, dan api.

Baca juga: 3 Manfaat Rempah pada Zaman Dulu, Dipakai sebagai Pengharum Mulut?

Vetiver grass technology

Selain itu, rumput besar ini disebut dapat digunakan untuk konservasi lahan bekas pertambangan, pencegah erosi lereng, penahan abrasi pantai, dan stabilisasi tebing melalui teknologi vetiver grass technology (VGT) atau vetiver system (VS).

Teknologi ini sudah dikembangkan selama lebih dari 200 tahun di India.

Teknologi sederhana tersebut dinilai lebih murah untuk konservasi tanah, air serta perlindungan lingkungan.

Teknologi ini dianggap sangat praktis, tidak mahal, mudah dipelihara dan sangat efektif dalam mengontrol erosi dan sedimentasi tanah, konservasi air, serta stabilisasi dan rehabilitasi lahan.

Sumber : Indonesia.go.id

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

7 Pemuda Pemerkosa Remaja 15 Tahun di Babel Ditangkap

7 Pemuda Pemerkosa Remaja 15 Tahun di Babel Ditangkap

Regional
Gagal Menyalip, 3 Bocah yang Berboncangan Motor Tabrak Tiang Listrik, 2 Tewas

Gagal Menyalip, 3 Bocah yang Berboncangan Motor Tabrak Tiang Listrik, 2 Tewas

Regional
Diguyur Hujan Deras, Jalan Protokol di Nunukan Selatan Longsor

Diguyur Hujan Deras, Jalan Protokol di Nunukan Selatan Longsor

Regional
Peredaran Uang Palsu di Serang Terbongkar di Warung Madura

Peredaran Uang Palsu di Serang Terbongkar di Warung Madura

Regional
Alasan PDI-P Kebumen Usulkan Bambang Pacul Maju Jadi Cagub Jateng

Alasan PDI-P Kebumen Usulkan Bambang Pacul Maju Jadi Cagub Jateng

Regional
Ini Upaya Pj Gubernur Sumsel Kembalikan Status Bandara SMB II Palembang Jadi Bandara Internasional

Ini Upaya Pj Gubernur Sumsel Kembalikan Status Bandara SMB II Palembang Jadi Bandara Internasional

Regional
Jatuh Terpeleset dari Kapal, ABK asal Brebes Tewas Tenggelam di Laut Jawa

Jatuh Terpeleset dari Kapal, ABK asal Brebes Tewas Tenggelam di Laut Jawa

Regional
Warga Ende yang Hilang Diterkam Buaya Ditemukan Tewas

Warga Ende yang Hilang Diterkam Buaya Ditemukan Tewas

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Senin 6 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Senin 6 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Regional
Desa di Purworejo Ini Terbangkan 'Drone' untuk Basmi Hama Wereng

Desa di Purworejo Ini Terbangkan "Drone" untuk Basmi Hama Wereng

Regional
Kisah Pilu Bocah Diduga Ditelantarkan Kakak Angkat di Ambon, Kurus dan Tinggal Sendirian di Indekos

Kisah Pilu Bocah Diduga Ditelantarkan Kakak Angkat di Ambon, Kurus dan Tinggal Sendirian di Indekos

Regional
Gagalkan Penyelundupan Senpi dan Amunisi ke KKB Papua, 10 Polisi di Ambon Dapat Penghargaan

Gagalkan Penyelundupan Senpi dan Amunisi ke KKB Papua, 10 Polisi di Ambon Dapat Penghargaan

Regional
Mayat Perempuan Tanpa Busana Ditemukan di Sungai Mungkung Sragen

Mayat Perempuan Tanpa Busana Ditemukan di Sungai Mungkung Sragen

Regional
Setubuhi Pacar Berkali-kali, Pemuda di Nunukan Ditangkap Polisi

Setubuhi Pacar Berkali-kali, Pemuda di Nunukan Ditangkap Polisi

Regional
Dua Gempa Besar Guncang Seram Timur Maluku, BPBD: Tak Berdampak Kerusakan

Dua Gempa Besar Guncang Seram Timur Maluku, BPBD: Tak Berdampak Kerusakan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com