TEGAL, KOMPAS.com - Dalam kurun waktu 2017-2022, sedikitnya 7 nelayan tradisional dilaporkan meninggal dunia diduga kelelahan menarik kapal di bawah 5 GT saat memasuki Dermaga Sungai Kalibacin, kawasan Pelabuhan Tegal, Jawa Tengah.
Ketua Kelompok Nelayan Cracas Jaya, Tedi Priyono mengungkapkan, sebanyak 6 nelayan yang meninggal merupakan anggotanya, dan 1 nelayan dari Kelompok Nelayan Subal.
Mereka meninggal diduga karena kelelahan melawan ganasnya sedimentasi Sungai Kalibacin.
Gotong-royong menarik kapal merupakan kegiatan sehari-hari untuk bisa keluar-masuk kapal.
Baca juga: Nelayan di Tegal Terancam Kehilangan Penghasilan Jika Harga BBM Subsidi Jadi Naik
"Di tahun 2017-2020 ada empat anggota kami yang meninggal yakni Suryono (50), Surip (53), Tarmo (54) dan Farmasi (52)," ungkap Tedi, kepada wartawan, Selasa (30/8/2022).
Sedangkan di tahun 2021-2022 ini sudah ada tiga nelayan lagi dikabarkan meninggal dunia.
Satu di antaranya meninggal di tempat dalam kondisi tertelungkup saat menarik perahu dari bibir pantai menuju dermaga.
"2021-2022 sudah ada tiga nelayan lagi yang meninggal. Ratno (64) serta Rasman (54) anggota kami, dan Rusdi (67) anggota Kelompok Nelayan Subal," kata Tedi.
Tedi berharap, pemerintah segera mengambil tindakan untuk normalisasi aliran sungai.
Mengingat kawasan itu menjadi satu-satunya akses keluar-masuk kapal dari 36 nelayan sekitar.
"Jika tidak segera ditangani, kami khawatir dan takut akan menelan korban lagi," kata Tedi.
Dia mengatakan, nelayan biasa melaut pada pagi hari dan kembali berlabuh pada siang atau sore hari.