Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Petugas Kebersihan di Palembang Dianiaya Polisi sampai Babak Belur hingga Pingsan

Kompas.com - 28/08/2022, 12:00 WIB
Riska Farasonalia

Editor

KOMPAS.com - Petugas kebersihan Kota Palembang menjadi korban penganiayaan oleh sejumlah oknum anggota polisi lantaran dugaan kasus narkoba.

Saat itu korban bernama Aidil Aditiawan (33) hendak mengambil gaji di mesin ATM.

Baca juga: Petugas Kebersihan di Palembang Babak Belur Dipukuli Polisi Saat Ambil Gaji

Korban ditendang dan dipukuli

Namun, tiba-tiba anggota polisi dari Polsek Seberang Ulu (SU) 1 Palembang menendang korban hingga terjatuh.

Korban pun digelandang ke kantor Polsek Seberang Ulu 1 untuk diinterogasi.

Tak sampai di situ, dengan posisi tangan diborgol, korban dipukuli abis-habisan sampai babak belur hingga jatuh pingsan.

Kuasa hukum korban, Muhammad Romadona mengatakan, para petugas itu menangkap dan memukuli Aidil tanpa ampun. Padahal saat penangkapan berlangsung, para oknum itu tidak memiliki bukti yang cukup.

“Korban saat itu bermaksud hendak mengambil gaji di ATM. Dari belakang tiba-tiba korban ditendang sampai terjatuh. Orang yang menendang itu mengaku polisi dari Polsek SU 1,” kata Romadona, Jumat (26/8/2022).

Dia mengungkapkan saat ditangkap, Aidil dituduh sebagai seorang pengedar narkoba.

Namun, saat dibawa ke Polsek Seberang Ulu 1 untuk diperiksa, korban kembali dianiaya secara brutal hingga tak sadarkan diri.

“Waktu dianiaya posisi korban tangannya diborgol dan pukuli sampai pingsan. Padahal korban tidak membawa narkoba seperti yang dituduhkan,” ujarnya.

Atas peristiwa penganiayaan itu, korban melapor sejumlah oknum polisi itu ke Bidang Profesi dan Pengamanan (Bid Propam) Polda Sumatera Selatan pada Kamis (26/8/2022).

Baca juga: Anggota DPRD Palembang Pemukul Wanita di SPBU Resmi Dipecat Gerindra

Keluarga tuntut keadilan

Kakak kandung korban, Alex Sutra (36) mengaku kaget mendapatkan telepon dari polisi bahwa Aidil ditangkap atas tuduhan kepemilikan narkoba.

“Waktu di polsek mereka bilang adik saya DPO narkoba. Tapi malah adik saya dibawa ke rumah sakit, kami jadi bingung,” ujar Alex.

Alex dan keluarganya merasa terpukul melihat kondisi Aidil yang babak belur hingga harus dirawat di rumah sakit.

Karena curiga dianiaya, mereka sempat meminta hasil visum ke pihak rumah sakit. Namun, hasil visum ditolak karena dihalangi oleh polisi,

“Tapi ada polisi yang menghalangi dan tidak memberikan hasil visum tersebut,” jelasnya.

Kondisi terkini, kini korban telah dibawa pulang dari rumah sakit, karena pihak keluarga tak memiliki uang yang cukup untuk menjalani perawatan.

Atas kejadian tersebut, pihaknya meminta agar anggota polisi yang telah menganiaya korban dapat segera diadili secara hukum.

“Kami minta Kapolda menindak lanjuti laporan ini, kami masyarakat tak mampu,” ungkapnya.

Baca juga: Tepergok Mencuri Smart CCTV, Seorang Pria di Palembang Tewas Diamuk Massa

Polisi bantah aniaya korban

Terpisah, Kapolsek Seberang Ulu 1 Palembang, Kompol Ahmad Firdaus membantah anggotanya melakukan penganiayaan terhadap Aidil.

Dia menegaskan bahwa Aidil merupakan target operasi yang melarikan diri saat dilakukan pemeriksaan.

“Tidak ada penganiayaan itu, bukan (dianiaya). Dia itu coba melarikan diri, untung kita selamatkan kalau nggak mati dia,” ujar Firdaus melalui sambungan telepon.

Menurut Firdaus, Aidil sempat melompat dari gedung pemeriksaan ketika penangkapan berlangsung.

Hal itu menyebabkan luka memar di sekujur tubuhnya.

Selanjutnya, petugas yang melihat kejadian itu, langsung membawa Aidil ke rumah sakit untuk menjalani perawatan.

Baca juga: Jadi Tersangka, Anggota DPRD Palembang Pemukul Wanita Tak Dibantu Gerindra, Malah Akan Dipecat dan Diganti

Hasil tes urine positif

Dia menyebut, saat Aidil menjalani pemeriksaan tes urine, hasilnya dinyatakan positif menggunakan narkoba

“Saat ditangkap dia mengakui mau membeli barang itu (narkoba). Tapi tidak jadi beli, dilakukan tes urine, urinenya positif. Dilakukan pemeriksaan, diborgol tangannya, tidak tahunya dia meloncat dari gedung pemeriksaan itu, untung tidak mati,” ungkap dia.

Kendati demikian, pihaknya mempersilakan korban melaporkan anggota ke Bid Propam Polda Sumsel.

“Barang bukti memang tidak ada, tapi dia mengakui kalau sudah beli, di tes urine positif urinenya. Untung kita selamatkan bukan dianiaya. Berarti dia tidak tahu diri kita selamatkan, kalau tidak mati dia. Silahkan saja dia melapor, nanti dibuktikan,” ungkapnya.

Sumber : Kompas.com (Penulis Kontributor Palembang, Aji YK Putra | Editor Reni Susanti)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Guru PPPK di Semarang Mengeluh Gaji Belum Cair, Wali Kota: Laporan Belum Masuk

Guru PPPK di Semarang Mengeluh Gaji Belum Cair, Wali Kota: Laporan Belum Masuk

Regional
3 Eks Pegawai BP2MI Bandara Soekarno-Hatta Dituntut 1,5 Tahun Penjara

3 Eks Pegawai BP2MI Bandara Soekarno-Hatta Dituntut 1,5 Tahun Penjara

Regional
Saat Keluarga Dokter Wisnu Titip Surat untuk Presiden Jokowi, Minta Bantuan Pencarian

Saat Keluarga Dokter Wisnu Titip Surat untuk Presiden Jokowi, Minta Bantuan Pencarian

Regional
Dugaan Korupsi Lahan Hutan Negara, Kejati Sumbar Panggil Bupati Solok Selatan

Dugaan Korupsi Lahan Hutan Negara, Kejati Sumbar Panggil Bupati Solok Selatan

Regional
Mantan Walkot Tangerang Maju sebagai Calon Gubernur Banten

Mantan Walkot Tangerang Maju sebagai Calon Gubernur Banten

Regional
Jumlah Pengangguran di Banten Tertinggi se-Indonesia

Jumlah Pengangguran di Banten Tertinggi se-Indonesia

Regional
Konten Judi 'Online' dan Hoaks Pemilu Terdeteksi, Kapolda Lampung: Akun Palsu Cari Keuntungan Trafik

Konten Judi "Online" dan Hoaks Pemilu Terdeteksi, Kapolda Lampung: Akun Palsu Cari Keuntungan Trafik

Regional
Ditinggal Berkebun, Rumah Warga Kabupaten Semarang Ludes Terbakar

Ditinggal Berkebun, Rumah Warga Kabupaten Semarang Ludes Terbakar

Regional
Jateng Mulai Kemarau Bulan Mei, Pemprov Antisipasi Risiko Kekeringan

Jateng Mulai Kemarau Bulan Mei, Pemprov Antisipasi Risiko Kekeringan

Regional
Tingkatkan Kesejahteraan ASN-Pensiunan, Pemprov Sumut dan Taspen Sosialisasikan Program JKK hingga JKM

Tingkatkan Kesejahteraan ASN-Pensiunan, Pemprov Sumut dan Taspen Sosialisasikan Program JKK hingga JKM

Regional
Guru di Pontianak yang Cabuli Siswinya hingga Hamil Divonis 12 Tahun Penjara

Guru di Pontianak yang Cabuli Siswinya hingga Hamil Divonis 12 Tahun Penjara

Regional
Dukung Bupati Blora, FKDT Siap Laksanakan Program 'Sekolah Sisan Ngaji'

Dukung Bupati Blora, FKDT Siap Laksanakan Program "Sekolah Sisan Ngaji"

Regional
Misteri Kematian Dimas di Kayong Utara, Polisi Pastikan Kecelakaan Tunggal

Misteri Kematian Dimas di Kayong Utara, Polisi Pastikan Kecelakaan Tunggal

Regional
Pejabat DKP Banten Ditetapkan Tersangka Korupsi Breakwater Cituis

Pejabat DKP Banten Ditetapkan Tersangka Korupsi Breakwater Cituis

Regional
Ambil Formulir Pendaftaran PDI-P, Ketua DPRD Banyumas Siap Maju Pilkada Lagi

Ambil Formulir Pendaftaran PDI-P, Ketua DPRD Banyumas Siap Maju Pilkada Lagi

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com