Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Joko Tingkir

Kompas.com - 25/08/2022, 10:30 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Lagu Joko Tingkir Ngombe Dawet viral di berbagai media sosial, terutama TikTok.

Namun judul lagu itu membawa polemik. Sebagian masyarakat menganggap penggunaan nama "Joko Tingkir" dalam judul dan lirik tidak sopan.

Lalu siapa kah Joko Tinggkir?

Jaka Tingkir memiliki nama kecil Raden Mas Karebet. Ia adalah anak Ki Ageng Penggging, keturunan Raja Majapahit yang menjadi tuan tanah di wilayah Pengging, dekat Boyolali.

Dikutip dari skripsi berjudul Peran Jaka Tingkir dalam Merintis Kerajaan Pajang 1546-1586 M yang ditulis Dede Maulana, Mas Karebet lahir diiringi dengan hujan lebat, angin kencang dan sebuah pelangi.

Baca juga: Polemik Lagu Joko Tingkir Ngombe Dawet Berujung Permintaan Maaf Pencipta Lagu

Ayah Mas Karabet disebut meninggal karena tak patuh pada Sultan Demak. Kala itu Ki Pengging berkali-kali diminta datang untuk menghadap ke ibu kota.

Namun Ki Pengging menolaknya dengan halus. Hingga Sunan Kudus diminta untuk menemuinya.

Ki Pengging yang dalam kondisi sakit didesak oleh Sunan Kudus untuk segera datang ke Demak. Saat Sunan Kudus pulang, Ki Ageng Pengging ditemukan tak bernyawa oleh istriya di ruang tidur.

Setelah ayah dan ibunya meninggal, Mas Karebet diasuh Nyi Ageng Tingkir yang tinggal di Desa Tingkir yang berada di lereng gunung dekat Salatiga.

Baca juga: Jaka Tingkir, Pendiri dan Raja Terhebat Kerajaan Pajang

Iapun dijuluki Joko Tingkir yang berarti pemuda dari Desa Tingkir. Mas Karebet gemar bertapa dan guru pertamanya adalah Sunan Kalijaga.

Joko Tingkir juga belajar pada Ki Ageng Selo dan dipersaudarakan dengan ketiga cucu Ki Ageng yakni Ki Juru Martani, Ki Ageng Pamanahan dan Ki Panjawi.

Walau pihak Demak bertanggungjawab atas kematian ayahnya, Jaka Tingkir tetap ingin mengabdi ke ibu kota Demak.

Sultan Trenggono pun simpati ke Joko Tingkir dan mengangkatnya sebagai kepala prajurit Demak dengan pangkat Lurah Wiratamtama.

Ia bertugas menyeleksi penerimaan prajurit baru. Suatu hari ada pelamar yang datang bernama Dadung Awuk yang sombong dan suka pamer.

Baca juga: Kerajaan Pajang: Pendiri, Raja-raja, Kemunduran, dan Peninggalan

Joko Tingkir pun menguji kesaktiannya dan akhirnya, Dadung Awuk tewas. Akibat kejadian tersebut, Joko Tingkir dipecat dan diusir dari Demak.

Pemuda berani itu kemudian memutuskan mengembara untuk memperdalam ilmu bela diti.

Ia juga menimba ilmu dari saudara seperguruan sang ayah yang bernama Ki Ageng Banyubiru yang tinggal di Sukoharjo.

Oleh sang guru, Jaka Tingkir diberi ilmu Ajian Lebu Sekilan yang bisa melindungi tubuhnya dari serangan musuh dalam batas satu jengkal jari. Ia pun berencana mengambil lagi kedudukannya.

Suatu hari saat Sultan Trenggono wisata di pegunungan, Joko Tingkir melepas kerbau besar yang mengamuk karena di telinganya telah dimasukkan kumbang.

Baca juga: Raja-Raja Kerajaan Pajang

Kerbau itu mengamuk dan menyerang pesanggrahan Sang Sultan. Tak ada satu pun prajurit yang mampu menghentikannya.

Joko Tingkir pun tampil menjinakkan kerbau dengan kekuatannya.

Atas jasanya, Sang Sultan menjodohkan Joko Tinggkir dengan anaknya, Putri Mas Cempaka. Ia juga melatik Joko Tingkir sebagai Adipati Pajang.

Pajang pun menjadi basis keislaman baru di Tanah jawa sesuai dengan kaedah yang didapatkan dari para guru, salah satunya Sunan Kalijaga.

Halaman:


Terkini Lainnya

Penjelasan BMKG Soal Gempa Garut M 6,5, Guncangan Terasa hingga Jakarta dan Jawa Timur

Penjelasan BMKG Soal Gempa Garut M 6,5, Guncangan Terasa hingga Jakarta dan Jawa Timur

Regional
Gempa Garut M 6,5 Terasa sampai Kota Serang Banten

Gempa Garut M 6,5 Terasa sampai Kota Serang Banten

Regional
Gempa M 6,5 Guncang Garut, Terasa sampai Jakarta

Gempa M 6,5 Guncang Garut, Terasa sampai Jakarta

Regional
Hadiri Halalbihalal Partai Golkar Solo, Gibran: Diundang Datang, Semua Teman

Hadiri Halalbihalal Partai Golkar Solo, Gibran: Diundang Datang, Semua Teman

Regional
Kesaksian Pengelola Parkir Hotel Braga Purwokerto, Pelaku Menembak Setelah Mintai Karcis

Kesaksian Pengelola Parkir Hotel Braga Purwokerto, Pelaku Menembak Setelah Mintai Karcis

Regional
Buka Manasik Haji, Bupati Arief: Pemkab Blora Siap Dukung Jemaah dari Persiapan hingga Kepulangan

Buka Manasik Haji, Bupati Arief: Pemkab Blora Siap Dukung Jemaah dari Persiapan hingga Kepulangan

Regional
Bupati Dadang Supriatna Apresiasi Peran FKDT dan Fokus Sejahterakan Guru Mengaji

Bupati Dadang Supriatna Apresiasi Peran FKDT dan Fokus Sejahterakan Guru Mengaji

Regional
Gibran Hadiri Halalbihalal Partai Golkar Solo

Gibran Hadiri Halalbihalal Partai Golkar Solo

Regional
Mengenal Kain Tenun Motif Renda yang Dibeli Sandiaga Uno di Bima

Mengenal Kain Tenun Motif Renda yang Dibeli Sandiaga Uno di Bima

Regional
Asyik Judi Online, Oknum PNS di Aceh Timur Ditangkap Polisi

Asyik Judi Online, Oknum PNS di Aceh Timur Ditangkap Polisi

Regional
Maksimalkan Potensi Blora, Bupati Arief Minta Masukkan dari Kemenko Perekonomian dan Guru Besar Unnes

Maksimalkan Potensi Blora, Bupati Arief Minta Masukkan dari Kemenko Perekonomian dan Guru Besar Unnes

Regional
5 Tradisi Pacuan Tradisional di Indonesia, Tidak Hanya Karapan Sapi

5 Tradisi Pacuan Tradisional di Indonesia, Tidak Hanya Karapan Sapi

Regional
Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto yang Tewas Ditembak Baru Bekerja Seminggu

Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto yang Tewas Ditembak Baru Bekerja Seminggu

Regional
Gempa M 5,2 Guncang Maluku, BPBD: Tak Ada Kerusakan

Gempa M 5,2 Guncang Maluku, BPBD: Tak Ada Kerusakan

Regional
Bandara Supadio Hanya Layani Penerbangan Domestik, Warga Pontianak Merasa Dirugikan

Bandara Supadio Hanya Layani Penerbangan Domestik, Warga Pontianak Merasa Dirugikan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com